webnovel

Ch.16: Just Do It, Hyung!

Sebelum baca, jangan lupa berikan dukungan kalian pada cerita ini dengan cara memberikan Vote ya readerdeul.

Happy reading....

😊

😊

😊

😊

😊

"Jiminnie ayo cepat kita pulang!" ajak seorang namja berlesung pipit pada adiknya yang masih tak beranjak dari sisi sahabatnya.

"Shirreo ... aku mau tidur di sini saja bersama Tae, hyung. Namjoon hyung pulang saja tanpa aku," usir Jimin pada kakaknya itu, sementara dia merangkul lengan kanan Taehyung erat. Bertiga dengan jungkook, mereka tengah duduk di ranjangnya Taehyung.

"Hyung, jangan pegang-pegang Taetae hyungku!" rengek Jungkook sambil berusaha menarik tangan Jimin tadi dari Taehyung.

"Shirreo. Tae adalah sahabatku adik kecil," tolak Jimin dan semakin mempererat rangkulannya itu.

Lain halnya dengan Namjoon yang kini tengah menggaruk kepalanya yang tak gatal, pusing melihat kelakuan adiknya.

"Tapi Taetae hyung adalah brothernya Kookie. Jadi hanya Kookie yang boleh pegang-pegang Taetae hyung!!" seru Jungkook lagi, bahkan kini ia telah memberikan tatapan tajamnya yang tak ada seram-seramnya itu pada Jimin.

"Shirreo. Kalau dia adalah brothermu, maka Tae adalah sahabat terbaikku. Aku menentangmu dengan keras adik kecil," gerutu Jimin lagi.

"Astaga, bisa pecah kepalaku karena kelakuan mereka berdua ini!" gumam Namjoon pusing.

Sementara Taehyung yang menjadi rebutan dua orang tadi, ia hanya mampu memberikan senyum canggungnya saat ini.

"Ne Chim, pulanglah bersama Namjoon hyung. Kau tidak kasihan apa melihatnya pusing seperti itu? Bagaimana nanti kalau eommamu menanyakan keberadaan dirimu, pasti Namjoon hyung kan yang akan disalahkan karena kau tak ada!" ujar Taehyung yang akhirnya bersuara.

Sementara Jimin langsung sebal dibuatnya. Lain halnya dengan Jungkook yang langsung bersorak gembira.

"Yaa alien, kau mengusirku eoh?" seru Jimin ngambek.

"Aigoo, kau ini benar-benar ya!" sebal Namjoon tiba-tiba sembari menarik daun telinga adiknya tadi yang segera berteriak kesakitan.

"Appo appo appo, yak ... appo hyung!!" teriak Jimin dan mau tak mau jadi membuatnya turun dari ranjang Taehyung.

"Hahaha, rasakan olehmu hyung. Sekarang Taetae hyung adalah milikku," ujar Jungkook dan segera merangkul lengan Taehyung kini dengan erat.

"Aish hyung, kau menyebalkan!" desi Jimin, sementara Namjoon sudah melepaskan jewerannya tadi pada Jimin.

"Chim, sekarang ini sudah hampir larut malam. Apa kau tak kasihan pada Tae, dia harus beristirahat saeng," bujuk Namjoon lembut.

Dan benar saja, Jimin kini jadi langsung menoleh pada sahabatnya tadi serta langsung menyadari bahwa wajah Taehyung memang sudah terlihat sangat lelah.

"Mmm ... ku rasa kau benar hyung. Tae, aku pulang dulu ya?" pamit Jimin akhirnya dan langsung membuat Namjoon menarik napas lega.

"Hmm, gomawo Chim karena hari ini sudah mengunjungiku. Jangan khawatir, besok aku akan masuk. Jadi tidak usah merindukan aku eumm?" balas Taehyung sembari sedikit menggoda sahabat baiknya itu.

"Hush sana, cepatlah pulang hyung!!" usir Jungkook pula pada Jimin.

"Yaa kau anak kecil, ingin dijitak eoh?" balas Jimin kesal, sementara Jungkook hanya menjulurkan lidah padanya.

"Kookie, tidak baik berkata seperti itu pada orang yang lebih tua darimu. Jangan ulangi lagi ne!" nasihat Taehyung dan langsung membuat Jungkook berhenti melakukan aksi mengejeknya pada Jimin.

"Ah nde, maafkan Kookie ya hyung. Jangan marah eum?" pinta Jungkook segera pada Jimin.

Sementara Taehyung langsung mengacak rambutnya dengan gemas.

"Nah Tae, hyung dan Jiminnie pamit nde?" ujar Namjoon pula.

"Ah nde hyung. Gomawo ne?" balas Taehyung dan segera diangguki oleh Namjoon.

"Tae annyeong ... sampai jumpa besok pagi!" lambai Jimin ceria, sementara langsung membalas mengejek Jungkook begitu ia keluar dari kamar tersebut.

"Ish dasar, hyung itu benar-benar menyebalkan!" gerutu Jungkook namun segera mengalihkan perhatiannya lagi pada Taehyung.

"Mmm hyung, apa Taetae hyung ingin ku tinggal untuk beristirahat saja sekarang?" tanya Jungkook tiba-tiba.

"Tapi tidak apa-apa jika kau ingin berada disini Kookie," sahut Taehyung.

"Arraso ... tapi hyung belum istirahat sejak pulang tadi. Jadi aku akan meninggalkan hyung sekarang, agar hyung bisa tidur. Kalau aku ada disini, bisa-bisa nanti aku akan terus mengganggumu hyung," oceh Jungkook. Lain halnya dengan Taehyung yang hanya bisa tersenyum dibuatnya.

"Aigoo, kau benar-benar perhatian eum. Baiklah, hyung akan tidur sekarang. Kookie juga harus pergi beristirahat arra?" pinta Taehyung kemudian pada adik menggemaskannya itu.

"Arraso. Jaljja hyung!" lambai Jungkook sembari meninggalkan Taehyung di kamarnya.

Namun ketika Taehyung baru saja akan menutup matanya, kembali seseorang telah membuka pintunya lagi. Kali ini bahkan hingga membuatnya kaget hingga detak jantungnya langsung bekerja 2 kali lebih cepat dari tadi.

"Jungkook, kaukah itu?" tanya Taehyung karena tadi sebelum keluar Jungkook sempat mematikan lampu kamarnya terlebih dahulu.

Ceklek!

Bunyi sakelar lampu yang dinyalakan. Dan di sanalah akhirnya Taehyung bisa melihat seorang namja  yang begitu sangat ingin dilihatnya saat ia siuman di rumah sakit tadi telah berdiri sembari berkacak pinggang.

Sementara di belakang, rupanya ada namja lain yang kini tengah memberikan tatapan datarnya pada Taehyung.

"Seokjin hyung, Hoseok hyung, kalian di sini!!" sapa Taehyung dengan gembira.

"Cihh, masih hidup rupanya kau cacat!!" ujar namja yang terlihat lebih tua yaitu Seokjin yang terdengar begitu dingin.

Sementara Taehyung yang mendengar pernyataan tersebut dari hyung tertuanya, seketika senyum di wajahnya pun berubah menjadi sendu.

"Kasihan sekali. Lihatlah hyung,  bahkan tuhan saja tak sudi mengambil nyawanya yang hina itu!" sambung Hoseok pula sembari tersenyum senang.

"Jika yang kalian khawatirkan adalah keadaanku, tenang saja hyung ... aku sangat baik kok," sahut Taehyung tersenyum, mengabaikan apa yang telah dilontarkan oleh kedua hyungnya tadi.

"Eee ... kau geer sekali ya. Hahaha, jangan mimpi kau anak cacat, kami bahkan tidak mengkhawatirkanmu sama sekali!" tawa Hoseok.

Lain halnya dengan Seokjin yang sempat tersentak kaget sebab ucapan Hoseok tadi.

"Apa yang ku katakan benarkan hyung?" tanya Hoseok pada Jin di sebelahnya yang tiba-tiba terdiam.

"Ah nde, tentu saja Hoseokkie. Memangnya kau pikir siapa dirimu, hingga kami harus membuang waktu dengan mencemaskanmu yang bahkan tak berharga sama sekali dibandingkan seekor lalat eoh!" tambah Jin pula dan membuat Hoseok berseru senang.

"Hmm, lalat ya? Selera humor kalian lucu juga hyung," kekeh Taehyung pelan dan berhasil membuat kedua orang itu kaget dibuatnya.

"Apanya yang kau tertawakan cacat, tak sadarkah kau bahwa kami sedang membicarakanmu sekarang?" tanya Hoseok heran.

"Arraso, aku tau hyung. Kalian kan mana pernah menganggapku ada. Tapi jebal hyung untuk kali ini saja, bisakah kalian meninggalkan aku?" pinta Taehyung tiba-tiba.

Karena jujur saja dadanya kini tiba-tiba terasa sesak kembali.

"Mengusir kami eoh!!" seru Hoseok tak suka.

Sementara Taehyung mulai menepuk-nepuk dadanya pelan untuk mengurangi rasa sakit yang ada.

"Jangan lupa diri cacat, kau bahkan bisa saja dengan mudah kami usir dari sini jika kami mau. Jadi kau tak berhak untuk memerintah kami untuk keluar begitu," ujar Seokjin pula.

"Jebal hyung, jangan sekarang. Aku ... aku hanya saja untuk saat ini terlalu lelah untuk meladeni kalian hyung. Mengertilah," pinta Taehyung lagi dengan wajahnya yang mulai memerah.

Sementara Hoseok yang mendengarnya, kini ia pun tampak geram. Tanpa babibu lagi, ia pun segera menghampiri Taehyung di ranjangnya serta menarik lengan kurus tersebut hingga Taehyung terjatuh di samping tempat tidurnya.

Baam!

Suara yang ditimbulkan oleh Taehyung saat dirinya terjembap di atas lantai dengan posisi setengah menelungkup.

Lain halnya dengan Seokjin yang seketika kaget dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Hoseok.

Akh!!

Ringis Taehyung pelan, namun sebisa mungkin tak mau membuat Hoseok sampai mendengarnya.

"Katakan sekali lagi cacat apa yang baru saja kau katakan tadi. Kau sudah mulai berani sekarang eumm," kesal Hoseok sembari menarik rambut Taehyung hingga wajah anak itu mendongak padanya.

Dan Taehyung yang rambutnya ditarik, kepalanya pun sampai menengadah untuk mengurangi rasa perih di kulit kepalanya yang mulai menjalar dengan cepat.

"Hoseok berhenti!!" seru Seokjin tiba-tiba, sementara si empu yang dipanggil langsung menatapnya bingung.

"Mmm ... maksud hyung jika kau ingin menyakitinya, sebisa mungkin jangan sampai meninggalkan bekas yang akan membuat Suga menyadarinya!! Kau mengerti kan?" jelas Jin dengan gugup.

Sementara keadaan Taehyung saat itu bahkan sudah meneteskan air matanya karena terlalu sakit. Belum lagi ditambah dengan penuturan Seokjin barusan yang membuatnya terluka.

"Tak apa, sakiti saja aku terus sampai kalian puas hyung. Tapi jebal, ku mohon setelah itu tolong maafkan semua kesalahanku hyung. Jebal, aku hanya ingin kalian akur denganku saja. Hanya itu," isak Taehyung yang terlihat miris, diiringi dengan ringisan-ringisan kecil yang mulai lolos dari bibir pucatnya.

"Hoseokkie jebalyo, lepaskan tanganmu sekarang juga!" pinta Jin lagi yang mulai melunak.

"Wae wae, kenapa aku harus melakukannya hyung? Apa peduliku juga jika Suga hyung nantinya akan tau atau tidak jika aku menyiksanya. Persetan dengan itu semua, karena yang ku pedulikan itu cuma satu hyung, yaitu membuat anak cacat ini menderita!" sahut Hoseok keras sembari menarik rambut Taehyung lebih kuat dari tadi.

Arghh!

Ringis Taehyung seketika. Matanya kini bahkan sampai ikut tertutup karena merasakan sakit di kulit kepalanya yang seperti akan lepas.

"Sudah menangis eoh. Ke mana perginya keberanianmu yang sesaat tadi eh?" ledek Hoseok sembari terkekeh kecil.

"Kenapa kalian begitu membenciku hyung? Kesalahan apa yang telah ku perbuat pada kalian hingga kalian bisa setega ini padaku eoh?" tanya Taehyung serak, di sela-sela rasa sakitnya.

"Hahaha ... lucu sekali. Kenapa kau harus bertanya lagi disaat kau bahkan sudah mengetahuinya cacat?" ledek Hoseok gemas.

"Tapi itu sudah lama sekali berlalu hyung. Eomma bahkan sudah beristirahat dengan tenang di alam sana," sahut Taehyung lagi dengan deru nafas yang sudah memburu.

Dadanya bahkan terlihat naik turun dengan cepat, karena tengah berusaha menghirup udara sebanyak mungkin dari lingkungan sekitarnya.

"Kau pikir waktu bisa menghapus segalanya eoh!! Jangan lupa cacat ... meskipun waktu terus berlalu selama 100 atau bahkan 1000 tahun lagi, selama aku hidup di dunia ini aku akan terus mengingat semua yang telah kau lakukan pembawa sial!" teriak Hoseok sebal dan segera mendorong kepala Taehyung dengan keras sehingga membentur lemari kecil di samping tempat tidurnya itu.

"Astaga Hoseok-ah, jangan gila! Berhentilah saeng, kurasa kau sudah  keterlaluan sekarang!" peringat SeokJin dan langsung menahan tubuh Hoseok yang sudah akan menghajar Taehyung lagi yang bahkan masih belum bisa mendudukkan dirinya itu jika tak segera dihentikan.

"Sialan kau anak cacat, aku ... aku rasa-rasanya ingin mencekikmu sekarang juga!" racau Hoseok dengan mata yang sudah memerah.

"Jika memang begitu keinginanmu, Ho-Hoseokkie hyung, kau bunuh saja aku sekarang jika itu bisa membuatmu senang!" sahut Taehyung tiba-tiba sembari berusaha mendudukkan dirinya kembali dengan susah payah. Bahkan kini, darah segar telah mengalir dengan deras di pelipisnya akibat benturan tadi yang mengenai sudut lemarinya itu.

Sementara Seokjin dan Hoseok di depannya langsung bungkam karena perkataannya barusan.

"Hyungdeul ... aku lelah hyung. Jadi tolong bantu aku untuk mengakhiri semua ini. Ne?" pinta Taehyung sembari terisak pelan.

"Hoseokkie, kajja kita pergi dari sini nde?" ajak Seojin segera pada adiknya itu.

"Shirreo. Dia sendiri yang memintanya hyung," tolak Hoseok.

"Lakukan saja sekarang hyung. Jebal, aku bahkan sudah tidak sanggup berada di sini lagi!" mohon Taehyung serak. Sepintas, di benaknya tadi terlintas wajah Suga, Jimin, Kookie, Namjoon, serta para pelayannya yang sudah berlaku baik dengannya selama ini.

Maafkan aku semuanya. Terimakasih karena kalian selama ini telah menerimaku yang cacat ini dengan baik. Tapi aku lelah, karena bahkan keluargaku masih saja terus menolakku bahkan hingga saat ini. Jika ini adalah satu-satunya cara yang mampu membuat Hoseok hyung dan Jin hyung berhenti membenciku ... oh juga appa, izinkan aku untuk mengakhiri semuanya! bisik hati kecil Taehyung dengan pedih.

"Silahkan Hoseok hyung, Seokjin hyung. Ka-kalian bisa melakukannya sekarang. A-Aku, aku janji tidak akan memberontak jika kalian mau melakukannya sekarang. Jebal!" pinta Taehyung lagi. Bahkan buliran air mata sudah mengalir dengan deras di kedua pipi pucatnya. 

Dan entah karena perbuatan yang dilakukannya itu yang terlihat sudah begitu putus asa, Seokjin yang sedari tadi melihat adiknya tadipun perlahan mulai terketuk hatinya walaupun hanya sedikit.

"Jebal Hoseokkie. Kita pergi saja dari sini ne? Keadaanmu sekarang sedang kacau saeng. Kajja kita pergi!" ajak Seokjin lagi, sembari menarik paksa tangan Hoseok agar ikut dengannya.

Sementara Hoseok yang awalnya tadi terus memberontak, namun pada akhirnyapun kalah dengan kekuatan Seokjin yang mampu menyeret dirinya hingga kini tiba di depan pintu kamar Taehyung.

"Dengar cacat, kau sedang beruntung hari ini karena aku masih membiarkanmu hidup. Lain kali, jangan harap akan ada lagi kesempatan ke dua untukmu seperti sekarang!!" seru Hoseok yang masih sempat-sempatnya mengancam Taehyung sebelum dia benar-benar menghilang dari sana dan meninggalkan suara berdebum dari pintu yang tadi ditutup kasar olehnya lantaran menggunakan kaki.

"Eomma ... Eomma bawa Tae pergi dari sini! Eomma, Tae ingin ingin ikut Eomma. Eomma jebal?" isak Taehyung dengan keras. Ia bahkan terus menepuk-nepuk dadanya sendiri selama dia terisak.

Sebelum akhirnya suara seseorangpun menginterupsi aksi bodohnya itu.

"Omo!!" teriak orang tersebut panik dan segera berlari menghampiri Taehyung yang di saat bersamaan sudah tak sadarkan diri lagi.

TBC

Apakah yang akan terjadi selanjutnya??

Update setelah viewnya 3700 ya. 💃

Nächstes Kapitel