webnovel

Bab 3. Menyerahkan kesuciannya

Jantung Hani berdebar kencang.. baru ciuman saja efeknya seperti ini.. bagaimana kalau sampai tidur di atas ranjang .. Hani tidak pernah membayangkan dia harus menjual tubuhnya demi menyelamatkan ibunya, wanita yang sangat ia cintai, karena hanya ibunya saja yang tersisa .. karena ayahnya sudah tiada, Sehingga Hani akan melakukan apapun untuk keselamatan ibunya termasuk menjual tubuhnya kepada bosnya.

Setelah melepaskan ciumannya.. Bagas berbisik .. "Siapkan dirimu Nanti malam aku akan menjemputmu.. aku akan membuatmu Melayang hingga ke langit ke-7 .. Hani tidak menjawab dia bergegas meninggalkan bosnya dan kembali ke ruangan cleaning service.

Sepulang dari bekerja bergegas pergi ke rumah sakit untuk keadaan ibunya.. ibunya sudah sadar dan sudah mulai membaik ..

"Hani anakku .. maafkan Ibu...

"Ya Ibu.. tidak apa-apa.

"Ibu sudah membuatmu susah .. kamu harus mencari biaya untuk operasi ibu ...

"Tidak apa-apa Bu... aku akan melakukan apa saja agar ibu selamat dan sehat kembali .. ibu harus bersemangat yah... agar Ibu cepat pulih.

"Iya nak.. Ibu tidak akan sia-siakan perjuangan kamu.. ibu akan berusaha untuk sembuh kembali .. dan sebisa mungkin Ibu juga akan membantu untuk membayar hutang bekas biaya operasi ibu...

"Jangan pikirkan masalah biayanya .. Aku Yang Akan mengurus semuanya ... yang terpenting adalah ibu harus segera sembuh dan sehat ...Aku akan bersemangat jika melihat ibu sembuh.

"Terima kasih yah Nak .. kamu benar-benar anak yang berbakti.. Ibu bangga kepadamu Hani pun memeluk tubuh ibunya .. sambil berdoa ..

"Ya Tuhanku... berikanlah kesembuhan kepada Ibuku... Hanya ibu satu-satunya yang aku punya di dunia ini .. jangan renggut ibuku Aku masih membutuhkan Ibu disisiku ...

Ibu mengelus rambut Hani dengan penuh kasih sayang... "Ya Tuhan ku.. ringankanlah beban putriku... dan lindungilah dia dimanapun dia berada... tak terasa air mata Hani menetes mendengarkan doa dari ibunya..

Setelah selesai mengurus dan menemani ibunya... Hani pun berpamitan untuk pulang..

"Ibu ...Hani pulang dulu yah.. Hani harus beristirahat supaya besok Hani bisa bekerja dan sepulang kerja... Hani pasti akan menjenguk ibu lagi ke sini...

"Ya sayang .. Jangan pikirkan Ibu ... di sini ada suster yang menjaga ibu... kamu harus bisa beristirahat agar kamu selalu sehat ...Jangan lupa makan yah...

"Baik Bu ... Hani pulang dulu..

"Ya hati-hati yah di jalan... Hani pun pulang dengan perasaan tak tenang... karena malam ini adalah malam yang sudah ditentukan oleh bos-nya .. bahwa dia harus melayani bosnya tersebut ..

Hani segera pulang kerumah.. membersihkan dirinya dan memakai pakaian yang sederhana dress berwarna putih dengan rambut diurai dan memoles wajahnya dengan make up yang tipis dan Natural.. lalu Hani pun pergi ke tempat yang sudah dijanjikan yaitu di depan gang dekat tempat tinggalnya... karena mobil tidak bisa masuk ke dalam gang .. sehingga Hani menunggu di depan gang.

Tidak lama kemudian datang sebuah mobil hitam mendekatinya ... Hani melihat ke kaca mobil ternyata bosnya yang berada di dalam mobil tersebut ...

"Masuklah... perintah bosnya .. Hani pun masuk ke jok bagian belakang .. karena bosnya duduk di bagian belakang.. sedangkan yang mengendarai mobilnya adalah supir . setelah Hani masuk ke dalam mobil .. Hani pun memberanikan diri untuk mengungkapkan keinginannya ...

"Maafkan saya pak Bagaskara... saya mempunyai satu syarat sebelum kita ke Hotel...

"Apa itu??

"Saya mau menyerahkan diri saya kepada bapak .. dengan satu syarat Bapak menikahi saya... saya tidak minta dinikahi secara negara... cukup dinikahi Siri saja asalkan halal menurut agama saya ... Saya tidak menuntut apapun .. saya melakukan ini karena saya tidak mau melakukan dosa.. jika saya menyerahkan diri saya kepada bapak tanpa Bapak nikahi .. itu sama saja dengan zina ..dan ayah saya yang sudah meninggal pasti akan mendapatkan siksa di alam sana melihat anaknya berbuat dosa.. tolong ampuni saya pak . jika saya terlalu berani memberikan saran seperti itu.

"Tidak apa-apa .. aku akan mengabulkan permintaan kamu itu ... lalu Bagas menelpon asistennya untuk membawa seorang yang ustadt untuk menikahkan mereka secara siri.. Selain itu Bagas juga menyuruh asistennya untuk membeli sebuah cincin Emas.. sebagai mas kawin dan asistennya akan menjadi saksi pernikahan Siri mereka.. setelah sampai di hotel mereka melakukan pernikahan Siri di sebuah ruangan yang di sewa oleh Bagas .. pernikahan berlangsung sangat cepat hanya melakukan Ijab Qabul saja .. setelah ijab qobul selesai Hani pun dibawa boleh Bagas ke kamar Hotel.

"Apa kamu sudah tidak sabar dengan malam pertama kita?"

Suara serak khas pria dewasa yang tegas namun sarkas terdengar di telinga Hani.

Malam pertama? Apakah ini bisa disebut malam pertama mereka?

Hani hanya tertunduk dengan kedua jari tangannya saling berpegangan dan meremas. Keringat dingin pun sudah tak terelakkan. Hani begitu takut, tapi saat ini, sudah tak ada lagi yang dapat menolongnya. Ini sudah menjadi keputusannya. Pilihan yang terpaksa dipilihnya untuk menyelamatkan ibunya.

Aroma parfum maskulin sudah tercium dari tubuh pria itu. Pria itu berdiri satu meter di samping kiri Hani. Entah apa yang dilihatnya, dia diam di sana mengamati Hani yang masih menunduk itu.

"Hani?"

"Iya, Pak," jawab Hani dengan suara yang bergetar.

"Kamu tahu siapa saya?" tanyanya lagi.

"Tahu. Anda Bos saya Bapak Bagaskara." Hani masih menunduk tak berani menatap si pemilik suara.

"Apa hubungan kita?" tanya Bagas masih memandangi Hani.

"Hubungan?" Hani mengulangi kata-kata Bagas.

"Apa tadi yang saya lakukan dengan pak Ustadt sebelum datang ke kamar ini?" tanya Bagas, mencoba mengingatkan Hani.

Hani pun kembali mengingat kejadian beberapa saat lalu, di mana dirinya baru saja menikah siri dengan Baga, yang tidak lain adalah Bosnya sendiri. Ini seperti mimpi bagi Hani. Mimpi buruk, lebih tepatnya.

Rasanya, dia ingin segera bangun dari mimpi buruk ini. Tapi saat melihat sosok Bagaskara yang berdiri di hadapannya dan mencium aroma tubuh pria itu, membuatnya sadar jika semua ini adalah kenyataan.

Dia benar-benar telah menikah siri dengan Bagas!

Dan itu berarti, dia adalah ….

"Saya menunggumu jawabanmu, Hani!"

Suara keras Bagas sedikit mengagetkan Hani, membuat wanita itu kembali tersadar dari lamunannya.

"Su…suami..istri…" Jawab Hani terbata-bata dengan takut.

Dan setelah itu, Bagas bersuara menanggapi, "Sementara, karena pernikahaan kita siri, hanya untuk menghalalkan hubungan kita"

Saat mendengar kata 'sementara', entah kenapa membuat Hani merasa tidak nyaman.

Perlahan, Hani menengadahkan kepalanya. Berusaha berani menatap wajah pria itu. Meskipun penerangan di kamar itu tidak begitu terang, namun Hani masih bisa melihat postur wajah sempurna milik suaminya itu. Tidak dapat dipungkiri jika Hani mengagumi ketampanan pria itu.

Wajah tampan itu kini sedang menatapnya dengan tajam.

Hani menggigit bibirnya dan akhirnya mengangguk. "Saya paham, Pak."

"Baguslah," ucap Bagas. "Kalau begitu, bersikap rilekslah, lakukan tugasmu, dan aku akan melakukan tugasku.

Bagas segera membuka jas, dasi dan kancing bajunya tanpa melepaskan baju itu. Melihat itu, Hani segera memalingkan wajahnya. Dia hanya menggigit bibirnya dengan air mata mengalir membasahi pipinya.

Nächstes Kapitel