webnovel

Bab 72. Holp Me To Remember Aboud Us

ALEX Prov:

Aku masih menatap murka kedua orang paruh baya di depanku. Aku masih ingat bagaimana mereka terkejut dengan kepulangan ku tadi malam, bukannya seharusnya mereka terkejut dengan keadaan Alexsa. Mereka sangat berbeda, bahkan mereka menggunakan Lexsa adikku untuk menghancurkan rival bisnis mereka. Jangan tanyakan dari mana aku tahu. Jack cukup Handal untuk bisa aku andalkan dalam hal apapun.

"kamu baik-baik saja sayang" tanya Momy ku dengan ekspresi sedih, tapi entah kenapa aku malah menatap mereka benci sekaligus takut. Aku tidak mengerti dengan semua ini.

"seharusnya kalian menanyakan itu pada Alexsa" ;balas ku sinis, sambil mengambil nampan berisi sarapan untuk aku dan Lexsa.

Aku membawa makanan itu kekamarku, aku, entah mengapa aku malah membawa Lexsa ke kamarku, seolah ini kamar kami, seolah kamar gadis itu adalah di kamarku. Aku tahu kami memang sering tidur bersama, tapi Lexsa akan marah dan selalu akan marah apabila tahu dia terbangun di kamarku, karena aku yang akan mengganggu mimpi indahnya bertemu pangeran nya itu.

Apakali ini gadis itu juga akan marah?

"kamu sudah bangun" aku menatap Lexsa yang masih menatap penuh rindu kearahku, selalu saja tatapan itu, apa begitu menyakitkan sampai tatapan itu juga mencerminkan betapa sakit dan menderitanya gadis itu kini.

"kakak bawakan sarapan, kita makan ya" tawarku, saat melihat adikku masih saja menatapku tanpa berkedip.

Dia kemudian mengangukkan kepalanya pelan, aku memilih duduk di sampingnya. Tampa perlu repot-repot menarik kursi untukku duduk.

"haa" aku menyuapinya bagaikan menyuapi anak kecil, ku lihat dia terkekeh pelan sambil membuka mulutnya. Sungguh aku sekarang ingin mencium bibir itu panas. Tapi dia adikku, aku tidak boleh melukainya.

"kakak kenapa' tanya nya sambil menatapku heran

"tidak " jawab ku sambil terus menyuapinya dan sesekali menyuapi diriku sendiri. Tapi dia masih menatapku tak percaya

"kakak sayang kamu, jangan pergi lagi ketempat seperti itu,ingat!" balas ku, satu butir air mata menetes dari mata indahnya. Dia menangis, apa aku sudah menyakitinya.

"hy hy kenapa" aku memeluknya, meletakkan makanan yanng sedari tadi ku pegang pada meja di samping tempat tidurku

"apa kamu marah karena kakak membawa kamu tidur dikamar kakak?" tanya ku semakin heran, tapi biasanya dia akan memarahiku bukan meangis seperti ini.

"aku sayang kakak" balasnya, ada rasa senang di hatiku, seolah ingin menyimpannya hanya untuk diriku sendiri.

"aku sayang kamu juga Princess" balasku sambil mencium keningnya sayang.

"haha, kakak tidak senakal dulu" dia terkekeh pelan saat aku menjauhkan bibirku dari keningnya, aku menatapnya heran, kenapa rasanya mendengar kata-kata itu, rasanya aku ingin berbuat lebih jauh. Aku segera menggelengkan kepala ku pelan. Dia mengusab kepala ku pelan

"kakak janji, kakak jangan pergi lagi!" ucapnya menatapku menunggu jawabanku.

"tentu sayang, kakak sudah berjanji bukan, kakak harus menghancurkan lelaki yang sudah berani kurang ajar padamu sayang, kakak janji akan membuat perhitungan padanya" ku lihat dia tersenyum senang, seolah tidak sabar melihat aku menghancurkan lelaki itu. aku sudah memerintahkan Jack mengumpulkan semua bukti, walaupun vidio itu sudah cukup, tapi dia ingin lebih. Dia ingin membuat keluarga Mahendra hancur, membuat mereka merasa lebih baik mati dari pada hidup, dia tidak akan main-main kali ini.

"hancurkan mereka kak, dan ingatlah semuanya!" aku tertegun, matanya menyiratkan dendam dan rasa putus asa, sesakit itu kah dia.?

" tentu sayang, tentu. sekarang kamu makan lagi ya" dia menganggukkan kepalanya pelan, sambil menatapku menunggu aku menyuapinya lagi.

Alex Prov end:

Dua pasang mata menatap mereka penuh arti, semua percapakapan kedua bersaudara itu, tidak lepas dari pendengaran mereka,

"seharusnya kita tahu, seberapa dalam kita sudah menghancurkan mereka" ucap Robecha penuh arti, Robect menatap istrinya dingin tapi Robecha tahu suaminya ini hanya ingin melindungi anak-anaknya, Robecha menghela nafasnya lelah,. Dengan langkah pelan dia mengikuti langkah lebar suaminya. Mereka harus kekantor hari ini, dan lagi mereka harus mengurus keluarga Mahendra yang sudah berani menghianati mereka.

"pada saatnya, pada saatnya nanti, disaat tidak ada lagi yang akan mengganggu mereka, di saat tidak ada lagi yang akan mengusik kebahagiaan seorang Alexsa Wishon. Maka pada saat itu, aku akan diam" Robecha menghapus air mata harunya, dia tahu, bahkan sangat tahu seberapa besar suaminya ini mencintai kedua anak-anaknya. Ya mereka pasti bisa, mereka harus bisa.

Suara deru mobil yang mulai melaju meninggalkan kediaman Wilshon membuat kedua saudara itu menatap kearah jendela seolah bisa melihat kepergian kedua orangtua mereka. Lexsa tersenyum sinis. Seakan kepergian mereka lebih baik untuk sekarang

"aku sudah menelpon mereka. Mereka akan disini satu jam lagi' ucap Lexsa, sambil menatap Alex yang masih berkutat dengan majalah olahraganya itu penuh arti.

Dia yakin lelaki ini bahkan tidak tahu saat dia bilang mereka itu siapa-siapa saja. Lelaki ini pasti akan menatap heran tambahan orang dalam kelompok mereka.

"kita harus siap-siap kak, kita akan berenang" Lexsa tersenyum penuh arti saat melihat tatapan mesum kakak nya, walaupun Amnesia tetap saja lelaki ini tidak berubah, kecuali semakin menyebalkan.

"baiklah, Princess" Lexsa menatap Alex heran, saat melihat kakaknya itu menatapnya seolah memohon

"apa? " tanya Lexsa penuh selidik.

"aku pilih baju renangnya ya" Lexsa menatap kakaknya seolah ingin membunuh lelaki itu.

"Big No!" balas Lexsa kesal. Dia tahu lelaki ini pasti akan memilihkannya bikini tersexy yangn dia punya. .

"ayolahh, apa kamu tidak ingin membiarkanku memilihkannya" Lexsa semakin menatap Alex kesal, saat lelaki itu bahkan mengikunya sampai kekamarnya. Bahkan saat dia menuju Walk in Closed nya. Lexsa mulai melihat jajaran baju renangnya. Alex mulai melihat satu persatu kolexsi baju renang adiknya.

"kamu pakai ini saja"

"kakaa." Lexsa menatap tak percaya dengan piilihan kakaknya. Baju renang ini. ..

"apa kamu ingin memakai bikini itu' Alex menatapnya kesal, saat tangan Lexsa masih mendarat di atas bikini berwarna merah muda dengan model yang amat sangat sexy.

"apa kamu ingin mereka melihat tubuhmu, apa kamu ingin membiarkan mereka berfantasi liar saat melihat mu, apa kamuuuu "

Cuppp

Dengan cepat Lexsa membungkam bibir kakaknya dengan bibirnya, tubuh Alex menegang menerima ciuman panas dari adiknya, pelan tapi pasti dia mulai membalas ciuman adiknya itu panas. Ini salah, ya dia tahu itu, tapi ada bagian dalam hati nya yang mengganggap ini benar , dan dia senang, membuatnya tidak bisa berhenti. Dia ingin lebih dari ini. Lexsa yang tahu keinginan kakaknya segera menggakiri ciuman panas mereka,, Alex menatap tidak terima, dengan cepat dia meraih belakang leher Lexsa dan menarik gadis itu semakin dekat.

Lexsa meletakan tangan nya di bibir kakaknya, yang sudah siap menyerangnya lagi.

"aku akan pakai yang kakak pilih." Balas Lexsa sambil meraih baju renang yang dipilih kakaknya.

Alex menatap tak percaya saat adiknya sudah menghilang dibalik kamar mandi, apa yang barusan dia lakukan, dia sudah berciuman panas dengan adiknya. Tapi kenapa seolah ada suara dalam pikirannya yang berkata seolah ini tidak salah. Apa setelah ini adiknya akan membencinya apa setelah ini orangtuanya juga akan merasa sudah di permalukan olehnya.

Alex segera mengganti pakaiannya dengan celana renang yang dibawanya dari kamarnya tadi, dan kemudian memakai handuk berbentuk baju itu di badannya tampa mengikat talinya. Alex mendudukkan dirinya di atas kasur kamar adiknya, di kamar itu masih sama, ada beberapa foto kebersamaan mereka, sangat manis

Lexsa yang baru saja selesai dengan baju renangnya yang berbentuk baju kaos dan celana pendek itu menatap kakaknya heran, lihatlah betapa lelaki ini sangat sexy dan panas, dengan celana renang itu.

"maaf" Lexsa menatap heran. Kakak nya meminta maaf dan dia bahkan tidak tahu apa yang salah disini.

"seharusnya aku tidak terbawa suasana, dan mencium kamu' Lexsa rasanya ingin tertawa kalau tidak ingat kakaknya ini sedang Amnesia. Tentu lelaki ini tidak ingat seberapa panas hubungan mereka dulu.

"kakak tidak salah, aku tidak marah" Lexsa hampir saja tertawa keras saat melihat sinar kebahagiaan di mata kakaknya, persis seperti anak kecil saja.

"benarkah" tanya Alex meyakinkan, Lexsa manatap heran, dia belum pernah melihat sisi kakaknya yang sepertii ini.

" ia kak" Lexsa berusaha meyakinkan lelaki ini, Alex tersenyum senang.

"emmm" Lexsa kembali menatap heran, sepertinya kakak nya ingin meminta sesuatu, atau ada sesuatu yang mengganggu pikirannya

"ada apa ' tanya Lexsa heran

"apa boleh.. " Alex menggantungkan ucapannya dan itu membuat Lexsa semakin penasaran

"apa'" desak Lexsa tak sabaran

"apa boleh, aku mengulang lagi kejadian tadi' Lexsa melogo tak percaya

"Amnesia ataupun tidak kau tetap mesum" ucap Lexsa kesal, Alex segera mengejar Lexsa kebawah,

"ayolah, aku menyukainya, memangnya kau ingin pria lain yang menciummu' Lexsa melemparkan Apel di tangannya yang diambilnya di meja makan saat dia berusaha menghindari kakaknya

"Lexsa.Princess ayolah" Alex masih berusaha membujuk, sambil sesekali menggigit Apel yang di lemparkan Alexsa kearahnya tadi. Melihat itu Lexsa menggeram kesal

"ingatlah semuanya, rasanya aku ingin membunuhmu sekarang" Alex mematung, entah kenapa setiap kali dia diingatkan tentang Amnesianya, dia kembali merasa sakit, Lexsa sudah menuju kolam renang, tapi kaki nya seolah masih tidak bisa dia gerakkan, hanya bisa terpaku di tempat sambil melihat gadis itu menghentakkan kakinya kesal

"bantu aku mengingatnya" gumam Alex pedih

***

Nächstes Kapitel