Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Malam itu, sekelompok polisi berpakaian hitam-hitam, berompi khusus, serta mengenakan helm memasuki sebuah gedung bioskop. Dengan langkah rapi, mereka melewati ruang pegawai yang kosong, berkali-kali menodongkan senjata laras panjang masing-masing ke berbagai arah.
Begitu keluar dari ruangan itu, mereka menyusuri sebuah lorong yang kanan kirinya dipasangi poster berbingkai alumunium, sesekali menghindari mayat orang-orang yang berlumur darah. Kemudian, mereka berhenti di dekat sebuah pintu, saling menempelkan punggung ke tembok.
Salah satu anggota regu memegang gagang pintu itu. Begitu mendapat anggukan dari sang pemimpin yang berhadapan dengannya, ia menarik pintu itu untuk terbuka.
Saat masuk, mereka langsung menemukan orang-orang yang diikat di dekat layar bioskop. Orang-orang itu cuma bisa menggeram karena mulutnya ditutup lakban. Wajah mereka menunjukkan ketakutan tak terperi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com