Sambil duduk di kursi belakang mobil yang melaju, Sekar menempelkan ponselnya yang baru berdering ke telinga. “Halo?”
“Halo, Nona? Mobil Brie berhenti di terminal, Non. Sepertinya dia dan temannya itu mau naik bus. Saya sedang mengikuti mereka,” jawab seorang pria di ujung sana.
“Bagus, kamu ikut mereka naik ke bus. Handphone-mu bisa dilacak, kan? Nanti aku menyusul,” balas Sekar.
“Baik, Non. Sudah dulu ya Non, mereka sedang naik.”
Sedikit tersenyum, Sekar menurunkan ponselnya. “Hmmm… Aku agak kecewa dengannya. Bisa-bisanya dia tidak tahu aku memasang alat pelacak di mobil itu?”
“Justru malah semakin gampang kalau dia lengah, kan?” Pemuda yang duduk di samping Sekar menimpali dengan tak bersemangat.
“Ah, kamu merusak suasana!” gerutu Sekar.
Pemuda berkulit sawo matang itu membuang muka. Sama seperti saat melawan Sekar dulu, sebagian rambutnya masih saja dicat pirang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com