Sudah tiga hari sejak kejadian yang menggemparkan semua orang berlalu, sang Putri tidak terbangun dari tidurnya, tubuhnya masih dingin dan wajahnya pucat pasi.
Aodan menatap Aluna, ia duduk di samping ranjang seperti patung, tidak bergerak sedikit pun.
Hanya beberapa pelayan yang Aodan berikan izin untuk masuk, Raja dan Ratu pun dapat pelototan tajam darinya.
Mereka yang menyakiti Tuan Putri, tidak akan Aodan biarkan mendekatinya.
Laki-laki itu menghela napas panjang, menarik tangan Aluna yang ditutupi selimut dan menggenggamnya dengan erat.
"Maafkan aku," gumam Aodan dengan suara tertahan. "Seharusnya aku tidak melibatkanmu dalam hal yang berbahaya seperti ini."
Aodan merasa dirinya sangat tidak berguna, ia terlalu naif mengatakan kalau sang Putri akan baik-baik saja padahal kenyataannya ia tidak bisa melakukan apa pun untuk melindunginya, ia tidak ada ubahnya seperti seorang pembual yang membodohi orang lain, mendorong orang lain ke jurang kematian.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com