webnovel

Water Fun Nuclear

Dhrizh memandangi Helena yang berlari menjauh, dia tidak berani berpikir apa yang terjadi sebelumnya.

"Perempuan itu... Kurang obat mungkin? Meski aku tau diriku tampan..." Kata Dhrizh membanggakan dirinya. Dia tidak berdiam lama, Harmit baru selesai menyelesaikan Runes terakhir, jadi dia langsung lanjut kerencana berikutnya.

"Harmit! Lepaskan kedua Runes bersamaan! Target matanya!"

Begitu Dhrizh memerintahkan, wajah Harmit bersemangat dan hidungnya mengeluarkan sedikit asap.

"Baiklah, bajingan batu bodoh, karena kau jahat sama Abang Dhrizh. Terima ini Lightning Shock Runes dan Ice Spike Runes Release!"

"Semuanya mundur!" Teriak Dhrizh kearah Helena dan Heilin.

Helena dan Heilin merasakan fluktuasi mana dibelakang mereka, kemudian langsung mundur. Memeriksa mana yang berkumpul disekitar lingkaran Harmit, mereka bertanya sedikit tergagap.

"It–itu Si..sih..sihir terlarang!?"

"Sedikit trik kami~" Jawab Dhrizh dengan santai disebelah mereka. Dia hanya duduk sambil memulihkan diri, kemudian ia melanjutkan. "Kau juga Helena, duduk sini, istirahat dulu."

Wajah Helena tiba tiba terlihat seperti tomat merah dengan sedikit asap muncul dirambutnya.

"Ap–apa maksudmu!?" Kata Helena tergagap berusaha menutupi wajahnya. Heilin tersenyum pahit melihat Helena yang seperti wanita muda sedang jatuh cinta.

"Ya... Kupikir kau sedikit lelah?" Jawab Dhrizh sambil membersihkan tempat duduk disampingnya, tidak menyerah untuk membuat Helena istirahat.

'Sepertinya dia memang lelah, wajahnya merah kali!'

Disaat mereka lagi berbicara, Runes Harmit telah aktif. Paku dari es muncul begitu banyak dan petir seperti tombak keluar dari Magic Circle Runes langsung membidik kepala golem. Heilin menatap itu dengan mata yang sangat cerah.

"Indahnya..." Gumam Heilin, Helena juga tidak bisa menolak kata kata Heilin. Dia belum pernah melihat Harmit memakai Runes. Cuma Mana Sphere dan Water Lightning Sphere yang digunakan Harmit lebih sering.

Golem menjerit tidak jelas, kerusakan yang diterima tidak begitu menyakitkan baginya. Sebelum dia menyadari, petir dan es sudah mengisi dikedua matanya.

Mata merah mengancam dari golem, sekarang memudar diisi dengan es yang dikilaukan warna emas petir. Seluruh tubuhnya mulai mengeluarkan suara tidak mengenakan seperti robot yang baterainya sisa sedikit.

"Bang! Golem itu tidak bergerak lagi!"

Dhrizh sudah menanti panggilan Harmit. Seperti yang dikatakan Heilin, selama mereka berhasil menyerang kedua mata golem, membunuhnya bisa menjadi mudah. Hanya saja tidak ada jaminan, dilihat dari golem yang tidak bergerak tapi masih hidup. Artinya itu bisa dianggap stun, tertegun, knock back, atau tidak sadar.

Dhrizh dapat merasakan, golem mulai mengumpulkan energi disekitar. Tidak mungkin kesempatan seperti ini bisa dibiarkan oleh Dhrizh. Dia berlari kearah golem dan memulai combo barunya.

"Hounds Cry...Roarghh!!!" Dhrizh mangaum sambil berlari dan menyuruh yang lain cepat bergerak. Heilin, Helena dan Harmit mendapatkan buff yang cukup kuat, kemudian menyusul Dhrizh.

"Smooth Retreat! Curse Bleeding! Harmit Mana Drop ke Abang!" Dhrizh menggunakan seluruh buff kecepatan dan serangan membuat mereka semakin cepat. Meski serangan hanya untuk dirinya sendiri. Harmit mengangguk, dia paham mana Dhrizh sudah krisis.

"Mana Drop Dhrizh!"

Cahaya biru menyinari tubuh Dhrizh dan memulihkan mananya 20% yang cukup untuk menggunakan Slash dan Charge.

Harmit menebar seluruh sisa daun dan batunya keudara, Iruna membantu melayangkannya.

"Norton Spirit! Rush Time! Last Time! Death Time!" Helena mengaktifkan Skill berurutan yang meningkatkan 300% Dexterity dan 100% Strength selama 5 menit!

"Wind Blessed! Rush Time!" Heilin juga ikut memberikan buff sedikit lebih rendah dari Helena. 90% Dexterity dan 20% Strength berhasil ditambahkan selama 5 menit.

Es dimata golem mulai meleleh perlahan, cahaya merah lemah sedikit terlihat. Dhrizh berhenti sebentar dalam sedetik kakinya memasuki tanah. Dia kemudian memberi dorongan dikaki, meluncur seperti peluru kearah mata golem.

Dhrizh memegang Gunta Golden Sword Enchant ditangan kanannya dan Houndzard Dagger ditangan kirinya. Dalam sekejap Dhrizh melempar Houndzard Dagger kemata golem. Tidak lebih lambat dari itu dia sudah menggunakan Water Cut dari Golden Sword.

Skill Piercing Shot meski tidak memakai busur tiba tiba aktif saat melempar tadi. Seluruh serangan tepat sasaran dengan perbedaan waktu 0,5 detik. Kerusakan kritis belati dan Skill Water Cut, golem berhenti mengumpulkan energi.

Helena dan Heilin yang melihat gerakan Dhrizh begitu indah dan tepat sedikit tertegun, mereka mengikuti cara Dhrizh dan tolakannya sedikit lemah tapi masih berhasil mendekati Dhrizh. Harmit tidak bisa apa apa, dia berlarian menyiapkan beberapa Magic Circle diudara.

Dhrizh menerjang kepala golem, sedikit gemetar. Disusul Helena dan Heilin, golem setinggi 9 meter itu akhirnya jatuh ketanah.

"Iruna! Ice Spring!"

Iruna menyanyikan mantra sihir sambil mendekati kepala golem.

Mereka bertiga tidak menunggu Iruna selesai. Dhrizh mencabut belati yang menyangkut dimata kemudian menyerang kembali bersama. Heilin menyerang sendiri mata satunya.

Golem tiba tiba memberontak menandakan dia mendapatkan sedikit kesadaran. Iruna telah selesai menyanyikan dan membekukan kepala golem sehingga membuatnya tidak bisa lepas dari lantai. Meski tangan dan kakinya bergerak kesana kemari.

"Water Sphere... Release." Kata Harmit setelah sedikit lebih dekat dari kepala golem.

Dhrizh mundur sedikit, sedangkan Heilin dan Helena lebih jauh. Bola air ditembak kewajah golem, sesaat setelah menyentuh kedua bola mata. Dhrizh mengambil Garum Sandwich dan memakannya sedikit kemudian melemparkan roti itu kebola air sebelum hancur sehingga akhirnya menjadi kubah air.

Hal ini terjadi tidak kurang dari 1 detik. Hanya bisa dilakukan ketika kecepatannya meningkat hingga 400% lebih. Setelah makan sedikit Mana Dhrizh mulai terisi penuh dan beberapa efek samping matanya mengeluarkan darah.

"Harmit, Release seluruhnya... Waktunya Water Fun Nuclear~"

Harmit mengangguk seluruh Ice Spike dan terutama Lightning Shock yang masih banyak. Dan Water Lightning Sphere disekelilingnya, dia melemparkan secara bersamaan kearah kubah air.

"Lightning Blade, Lightning Frame..."

Dhrizh mengucapkannya sedikit lelah, pandangannya sedikit samar akibat darah. Dia masuk kedalam kubah dan menusuk salah satu mata terdekat.

Seluruhnya kecuali Harmit terkejut akan tindakannya. Heilin hanya berpikir dia orang bodoh, kecuali Helena.

"Air, ketemu garam dan diberi es serta listrik... Itu sama seperti bom atom skala kecil!"

Helena menarik Heilin menjauh dari sana, sedikit terlambat. Angin kencang akibat ledakan melempar mereka hingga kedinding. Kecuali Harmit yang sudah siap dan berlindung dibalik... bisa dianggap selangkangan golem.

Helena dan Heilin yang tersingkir oleh angin sekarang sedang kritis. Kesehatan mereka dibawah 10%, untung Helena menariknya dan bersiap untuk mendarat, kalau tidak mereka berdua akan tersingkir lebih jauh lagi.

Helena khawatir dengan keadaan Dhrizh, ia langsung berlari kembali ketempat tadi. Harmit sama sekali tidak khawatir dengan bunuh diri Dhrizh. Dia sebelumnya sudah menjelaskan, jika dia mati Iruna harus sudah siap memberikan Healing Drop kepadanya setiap saat.

Skill itu dapat menyembuhkan 30% kesehatan secara instan atau menghidupkan kembali seseorang yang baru mati dalam jangka waktu maksimal 5 detik. Waktu pemakaiannya kembali cukup lama, yaitu 30 menit. Makanya Dhrizh tidak berencana mati lebih awal dari tadi.

Helena melihat puing puing dari depan selangkangan tempat Harmit sembunyi. Sebuah lubang berbentuk bola sedikit dalam sekitar 5 meter kebawah dan diameter 10 meter dari sudut. Tidak ada jejak Dhrizh sama sekali.

Helena tidak tau mengapa hatinya terasa sakit mendadak, meski ini hanya kematian dalam permainan rasanya sangat sakit. Heilin mendatanginya kemudian menepuk punggungnya. Heilin memandangi Helena, air matanya mulai keluar. Harmit sedikit bingung akan situasi.

"Kenapa mereka seperti itu? Lupakan... Iruna, cepat udah 3 detik!"

Iruna telah lama selesai menyanyikan tinggal mengaktifkan, cahaya emas bersinar dari tengah lubang. Helena dan Heilin memandangi cahaya itu.

Kemudian muncul sosok pria berambut hitam sedikit acak acakan dengan ikat kepala memancarkan warna merah darah. Kalung permata yang terlihat aneh. Pelindung dada mencolok berwarna emas. Baju kulit hitam polos, pedang berwarna emas dipinggang kanan dan rapier merah dikirinya. Kemudian belati merah yang dia pegang. Sepatunya sama seperti ikat kepalanya, memancarkan sedikit aura kegelapan.

"Abang Dhrizh! Harmit berhasil ngehidupinmu! Puji aku! Puji aku!" Harmit berlari secepat mungkin kearah Dhrizh. Angin secara sekilas terasakan disampingnya, kemudian mata Harmit membelalak melihat kejadian didepannya.

Helena tiba tiba memeluk Dhrizh.

Nächstes Kapitel