Suasana canggung masih sangat mendominasi di antara Christian dan Yuka. Mereka berdiam cukup lama. Untuk memecah kesunyian, Christian mulai bertanya.
"Siapa kamu sebenarnya? Kenapa … suaramu … mirip sekali dengannya?"
"Karena aku dan dia adalah orang yang sama," jawab Yuka dengan wajah tertunduk. Kedua telapak tangannya gemetar dan berkeringat.
Christian terdiam, mencoba mencerna ucapan Yuka. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Pikirannya sedang merangkai kata yang ingin ia ucapkan. Namun, ia tidak bisa mengeluarkan apa yang ada di dalam pikirannya.
"Sudah malam. Sebaiknya, kamu, pulang."
"Kau benar. Ini sudah sangat malam. Tapi, aku …."
"Masih banyak pertanyaan dalam hatimu. Aku tahu itu. Kau bisa mengatur waktu untuk bertemu di akhir pekan ini?"
"Apa kau sedang mengajakku berkencan," goda Christian.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com