webnovel

bab 11 Kirana..Aku Mencintaimu

Pukul tiga dini hari, seperti biasa Kirana terbangun, setelah mengambil air wudhu Kirana melaksanakan sholat sunah tahajud, dilanjutkan dengan sholat sunah hajat, dilanjutkan dengan sholat sunah tasbih, biasanya dilanjut lagi dengan witir tiga rakaat, tetapi kali ini Kirana juga melaksanakan sholat istikhoroh.

Memohon petunjuk kepada sang pemilik hati, untuk memantapkan hatinya bila memang Ziyad adalah jodoh yang terbaik untuk dirinya. Setelah selesai sholat Kirana menuju ke dapur untuk merebus mie instan, karena ini hari kamis, Kirana berpuasa seperti biasanya. Kemudian Kirana kembali kekamar untuk menderes Al Qur'an sambil menunggu adzan subuh.

Kirana bersandar di tembok diujung tempat tidurnya dan tanpa sadar terlelap, dalam tidurnya Kirana melihat wajah Ziyad tersenyum kepadanya. Senyum yang sangat menenangkan hatinya. Kemudian Kirana membalas senyum Ziyad, tiba- tiba Kirana terbangun oleh suara adzan subuh yang terdengar dari mushola depan rumahnya.

Kirana pun kekamar mandi untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat sunah fajar dilanjut sholat subuh. Setelah selesai Kirana meneruskan bacaan Al Qur'annya yang belum selesai satu juz karena tadi kiran tertidur. Ketika sudah selesai kirana mencium Al-Qur'an itu dan mengembalikan ketempatnya, Kirana melepaskan mukenanya dan melipatnya dengan rapi, Kirana rersenyum mengingat mimpinya tadi.

"Ya Alloh... semoga ini petunjuk darimu..." Kiran kemudian mulai memasak nasi dan mandi, hari ini Kirana berangkat sekolah agak pagi, karena dua hari tidak masuk. Kirana harus mengerjakan tugas tugas yang tertinggal. Setelah pamit pada kedua orang tuanya Kiran pun berangkat, Ifa sudah menunggu diluar dengan motor scoopy miliknya.

"Kiran... bagaimana perasaan mu? " tanya Ifa pada Kirana.

"Aku baik-baik saja Fa..." Kirana menjawab pertanyaan calon adik iparnya dengan singkat.

Saat mereka sampai disekolah Kirana dipanggil oleh guru ekskul rebana, Ifa pamit untuk masuk kelas terlebih dahulu dan Kirana mengikuti guru yang memanggilnya tadi ke ruangannya. Ternyata semua anggota grup rebana yang akan mengikuti lomba tingkat provinsi hadir, mereka semua sangat bersemangat dengan acara tersebut yang akan mereka hadapi dua minggu lagi. Sang guru meminta semua berlatih dan menyemangati mereka semua agar berusaha mendapat hasil terbaik.

Setelah dibubarkan semua kembali ke kelas masing-masing dan seharian itu Kirana sangat sibuk karena sepulang sekolah harus berlatih, pada akhirnya kegiatan disekolah berakhir, dan Kirana sampai dirumah pukul lima sore.

"Assalamu'alaikum..." Kirana mengucap salam,

"Wa'alaikum salam..." suara bapak dan mamaknya terdengar kompak.

Kirana masuk dan mencium tangan kedua orang tuanya kemudian bergegas mandi karena sudah sangat gerah sekali saking banyaknya kegiatan hari ini. Besok Kirana ijin tidak masuk sekolah karena besok dia akan menikah.

"Kiran... sudah hampir maghrib, bikin minum dulu sana..." mamaknya menghampiri putrinya dikamar, Kirana sedang berbaring sekedar merenggangkan otot-otot ditubuhnya.

"Nggih Mak... Kiran kedapur dulu..." Kirana segera beranjak kedapur untuk membuat minum, sementara dimeja makan sudah terhidang makanan untuk berbuka puasa. Keluarga Kirana memang selalu berpuasa sunah senin dan kamis.

"Nak... besok kamu akan menikah, berarti tanggung jawab kami sebagai orang tua telah selesai dan tanggung jawab itu akan berpindah ke pundak suamimu. Pesan Bapak, jadilah istri yang baik." bapak menasehati putrinya, Kirana menjadi sedih.

"Nggeh Pak" Kirana menjawab singkat.

"Besok sore setelah akad, Bapak dan Mamakmu juga adik-adikmu akan langsung kembali ke Bogor, jadi Bapak harap kamu dan Ziyad tinggal disini dan baik-baiklah menjadi istri." bapak Kirana dan ibunya memang besok sudah harus kembali ke perantauan karena senin sudah harus bekerja lagi.

"InsyaAlloh Pak..." adzan maghrib pun tiba, Kirana dan orang tuanya segera berbuka puasa dan sholat maghrib berjamaah dirumah.

***

Kirana dan mamaknya sibuk memasak untuk acara besok pagi, akad akan dilaksanakan jam sembilan pagi, hanya keluarga inti yang hadir. Dari pihak Kirana hanya orang tua, nenek dan pakdhenya dari pihak Ziyad juga hanya orang tuanya, Ifa dan omnya. Juga ada saksi dari pamong setempat dan pegawai KUA. Untuk itu Kirana dan mamaknya juga memasak sendiri dan dibantu neneknya, akad akan dilaksanakan dirumah Kirana.

Sementara di keluarga Ifa juga sedang sibuk, ibunya sedang memasak juga dibantu istri omnya Ifa, sementara Ifa dan Ziyad sibuk membungkus seserahan yang akan dibawa besok.

"Kakak... selamat ya..." kata Ifa pada kakaknya..

"Mmm..." Ziyad hanya berdehem mendengar ucapan dari adiknya.

"Kirana itu sahabat terbaikku Kak. Aku harap Kakak tidak akan pernah menyakitinya." Ifa mengancam kakaknya.

"InsyaAlloh Ifa. Kakak jatuh cinta padanya saat pertama kali mendengar suaranya, kefasihannya melantunkan sholawat menggetarkan hati Kakak dan Kakak merasa tak rela saat dia tidak berada disekitar Kakak." Ziyad mengungkapkan perasaannya pada adiknya.

"Syukurlah Kak..." Ifa lega mendengarnya. Dia pun kembali membantu kakaknya menyelesaikan bungkus membungkus yang akan dibawa besok pagi.

Sudah pukul dua belas malam saat Ifa dan Ziyad selesai. Keduanya pun pergi beristirahat agar besok tidak kesiangan.

"Makasih Ifa, sudah bantu Kakak..." Ifa hanya mengangguk dan masuk kedalam kamarnya. Sementara Ziyad tidak bisa tidur. Wajah kecil nan cantik Kirana menari-nari dalam benaknya, senyumnya binar matanya dan suaranya...ah...Kirana...aku mencintaimu.

Nächstes Kapitel