webnovel

Rencana Dimas

Dalam perjalanan menuju rumah Aura, Aldi menyempatkan diri untuk mampir ke toko bunga, ia teringat hari ini istrinya berulang tahun dan ia tidak punya kado sama sekali. Buket mawar pink mejadi pilihannya karena Zara sangat suka pink.

~tak apalah anggap saja ini kado sementara, nanti kado sebenarnya biar Dimas yang urus dia kan ahli kalau urusan beri memberi kado sama cewek..~ batin Aldi, ia masih menekan layar ponselnya mencari nama Dimas.

"ya.. bosss.." terdengar suara garing dari ponselnya

"bisa kau membantuku..."

"siap melayani mu tuanku..." Dimas mulai berguyon

~haduuuhh sial aku malah mengandalkan orang kurang waras kayak dimas~ gerutu Aldi dalam hati...

"dengar.. hari ini istri ku ulang tahun... tolong siapkan kado untuk nya.."

"puuuffftt.." Dimas nyaris terbahak mendengar permintaan boss nya yang aneh "halloo boss dia istrimu.. bukan istriku.. kenapa harus aku yang siapkan"

"yang bilang Zara istri mu siapa??" Aldi mulai kesal

"kalau begitu kenapa ngga boss aja yang menyiapkan kado romantis...."

"aku sibuk.."

"sibuk apa boss.. semua pekerjaan mu aku yang sudah handel..."

"kau ini banyak protes.. mau aku mutasikan ke Pluto sekalian biar Manusia kayak kamu lenyap dari bumi..." Aldi naik pitam.

"ouuhh.. marah ni ye..." Dimas belum puas, sepertinya cowok berdarah Arab ini memang sudah kebal "baiklah boss demi dirimu.. jadi aku belikan apa??"

Aldi menghembuskan nafas lega akhirnya kata-kata yang ditunggu keluar juga.

"apa saja.. kau kan banyak pengalaman jadi belikan yang berkesan dan tidak terlupakan..."

"berkesan.. dan.. tidak terlupakan..." gumam Dimas menggosok dagunya "mau sekalian aku booking kamar hotel yang romantis..."

"ini ulang tahun bukan honeymoon..."

"baiklah,, sekalian dinnernya ya..."

"aiihh... terserah kau saja nanti kabari aku"

"yes boss"

jika saja Dimas didepannya mungkin makhluk playboy pecinta banyak wanita itu sudah benar-benar ia kirim ke Pluto saking menyebalkannya orang itu!!!

Aldi segera meletakkan rangkaian buket mawar pink samping kursi kemudinya, lalu meluncur ke rumah Aura.

Dimas mulai merancang rencana kemana dan bagaimana ia akan menyiapkan kejutan ulang tahun istri orang lain.

~aha..~ Dimas punya ide,, untuk apa didunia ini ada party planner... yah... ia butuh bantuan jasa mereka!!

***

Ting!

sebuah pesan masuk di ponsel zara..

[Selamat ulang tahun...] pesan dari Tristan,

~oh rupanya Tristan juga menyimpan nomor ponselnya di ponsel ku~ fikir Zara dalam hati.

[terimakasih :)]

[bisa bertemu??!]

Zara berfikir sejenak, ia sedang beres-beres pakaiannya dan Aldi yang katanya mau kembali ke apartemen hari ini.

[dimana? kalau mau aku traktir jangan ditempat yang mahal ya... hehehehe.... bercanda kok...]

Tristan tersenyum mendapat balasan seperti itu.

[aku rasa itu tergantung kado yang aku beri.. :) mau aku jemput?]

[oohh tidak perlu.. sebutkan saja dimana aku akan datang]

[baiklah... nanti aku share lokasi]

***

Sebenarnya hari ini ada rapat penting yang sengaja Tristan tunda, entah mengapa ia ingin sekali bertemu Zara, bahkan dia sendiri yang sudah memilih kado untuk gadis periang dan sederhana itu.

Mereka bertemu di sebuah pusat perbelanjaan, Tristan sengaja mengajak Zara memilihkan hadiah untuk anak-anak panti yang akan dibagikan saat Oma Diana merayakan ulangtahunnya disana.

Pandangan Zara menyapu bersih tiap sudut outlet yang menjual beraneka ragam mainan, ia tak mengerti kenapa Tristan memintanya datang kesana.

"mau aku pilihkan mainan untuk anak kamu atau keponakan??"

Tristan tersenyum simpul.

"untuk anak..." jawabannya kemudian

"ohh ternyata kamu sudah punya anak ya..?" Zara tampak terheran.

"ya.. kamu betul.. anakku banyak ada sekitar 30 orang"

"what's??! bercanda..." Zara terperanjat, Tristan makin geli melihat ekspresi kaget Zara yang nampak manis dimatanya.

"istrimu ada 10 ya..?" gadis itu beneran penasaran

"hahahhaa..." terdengar tawa lepas menampilkan barisan gigi yang rapi serta lesung pipi menambah pesona maskulin sang CEO . "baiklah nona... kagetnya dilanjutkan nanti lagi ya... ayo bantu aku pilih.." Tristan mengarahkan laju langkah gadis imut yang berdiri didepannya.

.

Mereka mulai berburu apa saja yang bisa mereka bawak sebagai hadiah bagi anak panti. Bisa dikatakan keluarga Tristan memang sudah lama menjadi donatur dipanti 'kasih bunda' yang menampung anak-anak kurang beruntung, mulai dari anak yang dibuang dijalan, anak yang tidak punya orang tua lagi, bahkan anak-anak yang sengaja dititipkan oleh orang tua mereka karena faktor ekonomi.

Oma Diana sangat menyukai anak kecil, beliau berharap bahwa Tristan cucu satu-satunya yang ia punya bisa segera memberikan pewaris bagi keluarga mereka, tapi nasib berkata lain, Bianca istri Tristan lebih dulu pergi sebelum semua impian Oma Diana terwujud.

Bagi Oma Diana cucunya bisa membuka hati untuk wanita lain itu akan jauh lebih baik dari pada harus terus terkurung dalam masa lalunya. Diusia senja Oma merasa sendirian, kedua orang tua Tristan sudah lebih dulu meninggal karena kecelakaan saat Tristan masih belia, kesibukan membuat mereka hanya punya satu orang putra saja!

.

Nächstes Kapitel