webnovel

Bukan tukang bohong

Acara wisuda sudah selesai sejak 1 jam yang lalu namun Kiran masih saja disibukkan dengan teman-temannya. Arbi dan Marsha hadir disana tak terkecuali juga Rafi yang dengan romantis membawakan Bunga serta boneka beruang untuk kakaknya. Adiknya itu sengaja berdandan rapi untuk pemotretan bersama keluarganya nanti. Kiran sendiri merasa beruntung karena disaat teman-temannya masih mencari pekerjaan dia justru sudah diterima di Mediaskara. Sebelum acara wisuda ini Kiran sudah mulai bekerja bahkan mungkin jika dihitung sudah 2 Minggu ini Kiran disibukkan dengan pekerjaan barunya. Ini adalah mimpinya yang menjadi kenyataan dan siapa sangka bosnya itu menyempatkan hadir diacara wisuda Kiran.

"Selamat ya Ran...." Baskara memberikan sebuket bunga berwarna kuning kepada Kiran.

"Makasih Bas pake repotin datang segala."

"Engga repot kok, kamu kan kemarin ijin buat wisuda dan kebetulan temen aku ada yang baru lulus juga."

"Eh Iya kenalin nih orang tua sama adik aku..." Kiran sambil menarik lengan Marsha dan Arbi.

"Ayah, bunda ini bos aku dikantor.."

"Baskara om, Tante..."

"Wah...Kiran punya bos muda gini." Ucap Arbi dengan ramah membuat Baskara senyum-senyum sendiri.

"Kirain bosnya Ran, seumuran sama Tante."

"Bun dikantor tuh isinya anak-anak muda jadi ya bos nya juga harus muda."

"Maksud Ran, bunda tua?"

"Tua juga bunda cantik kok."

"Ya udah Tante, om, saya samperin temen saya dulu."

"Iya, makasih ya Baskara."

"Sama-sama om." Baskara kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Udah yuk, udah jam berapa nih?kan mau foto dulu." Arbi sambil melihat kearah jam tangannya namun sejak tadi mata Kiran masih mencari seseorang. Seseorang yang sebelumnya sudah berjanji akan datang. Sejak semalam tak ada kabar sama sekali dari Kay. Kini dia bingung untuk menunggu atau mengikuti langkah kaki keluarganya yang sudah mulai pergi meninggalkan gedung acara. namun pilihannya mau tak mau ikut melangkah dibelakangnya.

"Kamu bohong." Ucap Kiran dalam hatinya. Dia kecewa dengan ketidakhadiran Kay dihari bahagianya.

"Mau kemana ibu negara?" Tanya seseorang disampingnya membuat Kiran menoleh. Senyumannya kini mengembang. Matanya berbinar mengetahui lelaki yang bertanya itu adalah kekasihnya.

"Ish...sebel banget sama kamu "

"Aku udah jauh-jauh loh malah disebelin."

"Lama banget sih." Kiran kini memeluk Kay.

"Honey, Congrats for your graduation day.."

"Thank you.."

"Mau pergi ya?"

"Iya mau foto. Kamu ikut.." Kiran langsung menggandeng mesra lengan Kay.

"Iya, aku belum nyapa keluarga kamu. Eh iya salam dari Daddy sama mommy. Mereka ngasih hadiah tapi ada di mobil."

"Ya udah ayo temuin dulu orang tua aku kayanya ayah nyariin." Kiran mempercepat jalannya. Dilihatnya Orang tua Kiran yang sudah ada didepan mobil mereka.

"Kay...." Sapa Marsha ketika melihat anaknya datang bersama sang pujaan hati. Kay tersenyum lalu menyalami kedua orang tua Kiran.

"Siang Tante, om.."

"Pangling banget liatnya, makin cakep aja.."

"Makasih Tante..."

"Kapan sampai Kay?"

"Tadi jam 10an om.." Ucapan Kay membuat Kiran melotot. Dia tak tahu jika kekasihnya itu baru saja tiba.

"Oh baru sampe banget dong."

"Iya om.."

"Ya udah istirahat aja.."

"Udah cukup kok Tante dipesawat."

"Ya udah kita makan siang bareng tapi foto-foto dulu ya."

"Iya Tante.."

"Ran ikut mobil Kay ya.."

"Iya pastilah udah ayah tebak." Arbi sambil senyum-senyum. Kini Kay berjalan menuju mobilnya. Dia rupanya tak sendiri. Sang supir ikut menemani karena Jesica tak ingin Kay menyetir dalam keadaan mengantuk.

"Kok ga bilang baru sampe?"

"HP aku low bat sayang, lupa aku Charge ini aja aku lupa ga bawa HP aku makannya bingung tadi mau nelpon kamu."

"Cape ya?ngantuk?" Kiran mengusap pelan rambut Kay yang kini duduk bersandar di kursinya.

"Engga kok, liat kamu lulus aku seneng." Ucapan Kay dibalas ciuman oleh Kiran.

"Makasih udah jauh-jauh belain kesini buat aku."

"Supaya kamu percaya aku ga bohong."

"Iya kamu bukan tukang bohong."

"Kamu cantik sayang..." Kay memuji penampilan Kiran hari ini.

"Makasih."

"Hari ini aku puas-puasin sama kamu."

"Cape loh kamu belum tidur."

"Aku udah tidur kok soalnya besok aku harus ke cafe sayang, belum kerumah opa. Kamu mau ikut?"

"Besok aku ada acara makan-makan dikantor. Gara-gara mereka tahu aku lulus jadi mau ngerayain gitu sama ada acara penyambutan anak-anak baru."

"Ya udah aku anterin mau?"

"Ga usah aku bawa mobil aja."

"Bener?"

"Iya bener..."

"Besok aku pulang malem ya..."

"Kok cepet banget sih, 2 hari bener-bener ga kerasa malah bikin kamu cape tahu ga."

"Buat ibu negara apa sih ya engga lagian kebetulan ada Jay juga disini jadi sekalian kumpul."

"Oh...maaf ya bikin repot."

"Engga sayang.." Kay meyakinkan dengan meraih tangan Kiran dan mencium tangan lembutnya.

"Besok aku ga bisa anter ke bandara ga papa?"

"Ga papa sayang, nanti aku kabarin kalo pergi sama sampainya."

"Bapak Negera mau makan apa?"

"Aku pingin masakan kamu kaya waktu itu."

"Mana bisa harus bikin dirumah yang.."

"Aku lagi pingin makan onde-onde kayanya enak gitu. Pak .. kalo ada tukang onde berhenti dulu ya bentar."

"Siap den.." Jawab pak Kahar menuruti perintah Kay.

"Pasti kangen deh masakan Indonesia."

"Iya, aku pingin makan ketoprak pokoknya besok. Jajan yang enak-enak deh."

"Kamu ga macem-macem kan disana pas aku pulang?"

"Macem-macem apa?"

"Ya...apa gitu, ketemuan sama Olive misal."

"Engga, apapun yang kamu pikirin sekarang ga ada sayang."

"Bener ya, kalo ketahuan awas ya. "

"Iya, ngancem aja nih sama aku."

"Eh aku udah nih bikin vlog nya, aku lupa ngasih tahu. Kamu liat dong.."

"Mana sayang?" Kay kini membenarkan posisi duduknya dan melihat kearah Handphone Kiran yang menampilkan konten YouTube miliknya.

"Coba sini aku liat."

"Nanti aja, aku malu."

"Kenapa sih harus malu?ga papa. Pinjem HP kamu dulu bentar."

"Oke, pake headsetnya.."

"Iya..." Kay menurut lalu menonton video Kiran namun baru juga semenit terlihat pesan masuk dan nama Baskara ada disana.

- Ran jangan lupa ya besok di resto Jared.

Isi pesan itu dibaca Kay.

"Baskara siapa?"

"Itu kan yang aku ceritain ke kamu waktu itu. Dia bos aku."

"Oh ini?bos kamu sampe WA kamu ingetin besok inikan masih beberapa jam malah masih sehari.

"Ya kali aja cuman ngingetin."

"Masa sih?" Kay mulai curiga lalu mengklik pesan WA tersebut dan disana munculah history chattingan mereka.

"Bos kok sering chattingan gini?" Tanya Kay yang kemudian mengklik lagi foto profil Baskara.

"Ya... kan ngobrol biasa."

"Bilangin sama bos kamu kalo ngobrol di kantor aja."

"Ish...masih cemburuan aja. Udah dong....orang bahasannya aja seputar kerjaan, ga ada yang lain."

"Ga ada yang lain gimana?dia sempet nanya kamu lagi apa mana last chatnya jam 9 malem lagi. Apa-apaan coba?"

"Udah dong sayang, dia juga tahu kok aku punya pacar."

"Cincin kamu mana?"

"Aku lupa tadi."

"Pokoknya aku ga mau tahu besok pake, fotoin ke aku."

"Iya-iya, Maaf."

"Awas ya kalo dilepas-lepas disana."

"Iya engga."

"Coba kalo besok aku ga ke rumah opa udah aku temenin kamu buat samperin tuh orang."

"Kay inget ya itu bos aku, aku ga mau kecemburuan kamu ngaruh ke karir aku." Kiran memperingati sementara Kay masih diam dengan kekesalannya.

***To be continue

Nächstes Kapitel