webnovel

Clear

Dariel menceritakan yang sebenarnya terjadi kepada mertuanya yang sudah dibuat kesal sejak beberapa hari yang lalu. Kenan dan Jesica bahkan sudah siap mengambil langkah jika hal itu benar adanya. Kini setelah semua clear Kenan dan Jesica bisa bernafas lega. Itu hanya salah paham dan urusan mereka selesai. Dariel juga tak lupa menceritakan tentang kunjungannya ke rumah ayah kandungnya. Dia berterima kasih pada Kenan yang sudah mencari tahu siapa ayahnya. Rasanya butuh bertahun-tahun bagi Dariel untuk mencari tahu siapa ayahnya tapi dengan Kenan hanya butuh beberapa bulan saja semua terungkap. Dia berterima kasih untuk itu, dia jadi tak penasaran lagi dengan sosok ayah yang selalu ingin dia temui.

"Mommy juga minta maaf ya udah buntutin kamu. Jangan marahin Jonathan. Dia ga tahu apa-apa."

"Iya mommy ga papa. Aku ngerti kekhawatiran mommy."

"Tahu ga Riel, Daddy sampe mikir mommy selingkuh sama Joe.." Cerita Kenan membuat Ara senyum.

"Udah ga aneh sih, mommy ngobrol sama cowok aja Daddy bisa uring-uringan ga jelas." Komen Ara.

"Kaya yang ga uring-uringan aja liat Dariel sama cewek." Balas Kenan merasa puas bisa meledek anaknya.

"Pokoknya aku pingin liat muka kamu malam ini dirumah.." Kenan semakin menjadi-jadi dengan menirukan gaya bicara anaknya waktu itu.

"Ih Daddy...." Ara malu sementara Dariel tertawa kecil.

"Jadi udah clear ya semua, jangan ribut-ribut lagi."

"Iya mom. Mommy udah ga curigakan sama Dariel?"

"Engga..."

"Tadi kita udah periksain ke dokter."

"Terus hasilnya apa?"

"Kita sehat kok mom.."

"Alhamdulillah, syukur deh."

"Sayang..." Kenan menarik kedua tangan Ara. Mengenggamnya disana.

"Dulu juga Daddy sama mommy pernah ngalamin ini. Kita ke dokter dan hasilnya sehat. Mommy malah sampe ke dokter lain supaya mastiin bener ga sih sehat karena mommy ngerasa ga hamil-hamil juga. Ini bukan masalah sehat aja sayang, Daddy minta kakak sama Dariel sabar ya. Ini namanya ujian. Orang kalo mau naik derajatnya pasti diuji dulu. Kalo kakak sama Dariel bisa lewatin ini pasti dikasih yang lebih nanti sama Allah. Buktinya nih mommy, susah dulu eh dapet kakak, udah dapet kakak malah dikasih anak kembar. Jadi sabar, ikhtiar sama tawakal aja." Kenan memberi nasihatnya.

"Iya dad.." Jawab Ara dan Dariel kompak.

"Banyakin aja honeymoon..." Canda Kenan membuat keduanya senyum-senyum. Tiba-tiba dari arah lain Kris berjalan sambil menangis keras diikuti Jay dibelakangnya.

"Kenapa?"

"Bang....akal, bang... a...akal mom..." Kris mengadu dengan tangisannya.

"Kenapa bang?"

"Dia main-main di halaman belakang, udah tahu lagi dibangun kalo kena alat berat gimana mom?bahaya."

"Kris yang nakal." Kenan menatap mata anaknya membuat putra kecilnya itu tambah menangis.

"Ih..kak Dariel punya cupang..." Seru Jay dengan keras membuat semua orang melihat kearah Dariel.

"Cupang?" Kenan tak mengerti karena dia tak melihat ikan di tangan Dariel.

"Iya Dad, kata Kay kalo ada tanda merah dileher itu cupang bukan gigitan serangga." Jay dengan polos membuat Dariel refleks menepuk lehernya sementara Ara melihat kearah suaminya. Astaga dia lupa kejadian kemarin sore di Bali. Itu jelas masih berbekas. Jesica dan Kenan geleng-geleng kepala.

"Hm...udah-udah jajan yuk jajan sama kakak sama abang Dariel.." Ara mengalihkan pembicaraan dengan membujuk Kris agar tangisnya reda.

"Cie...Abang..." Kenan meledek Ara lagi.

"Kata Daddy anak-anak cowoknya dipanggil Abang, sama suami harus sopan."

"Dari dulu kek..."

"Udah ah, yuk Kris jajan yuk males nih ada Daddy..." Ara menggendong Kris.

"Mau kemana?"

"Paling ke minimarket depan mom sama jajan mie ayam didepan kayanya enak."

"Kak ainan kak.." Kris sudah mereda.

"Iya mainan beli tapi...kalau ada ya kan cuman kedepan."

"Ya udah pake motor Daddy. Awas tuh cupangnya takut masih berenang-renang.." Ledek Kenan yang disambut cubitan Jesica sementara wajah Dariel bersemu merah.

"Iya dad.." Dariel mencari kunci motornya lalu pergi bersama Ara dan adiknya.

"Mom..mom...kita jadikan ke Jogja?"

"Jadi bang...mommy ga lupa kok..."

"Ayo jalan-jalan mom, kita beli hadiah buat Tiara." Jay tampak antusias.

"Mau beli Apa?"

"Ya apa kek mom, apa yang disukai cewek. Apa mom?ayo beli."

"Mommy ga tahu apa yang disuka Tiara bang.."

"Tanya Tante Dena mom.."

"Abang dateng kesana juga Tiara pasti seneng bang.." Ucap Kenan tapi Jay belum puas dengan jawabannya.

"Tapikan aku pingin bikin surprise gitu loh dad. Apa kek. Aku kan jarang-jarang ketemu dia."

"Tanya Kay, dia jago tuh bikin surprise-surprise-an buat cewek."

"Kay mana?"

"Cari sana dikamarnya.." Ucapan Jesica membuat Jay segera berlari ke kamar kembarannya.

****

"Liat tuh ganteng banget..." Bisik seseorang kepada temannya.

"Iya, sayang udah nikah kayanya pake cincin. Hot Daddy ya.." Temannya menanggapi sementara Ara yang sedang mengambil minum kini menatap wanita-wanita itu.

"Iya papa-able banget, anaknya cakep lagi. Emang bibit unggul. punya suami modelan begitu gw betah dirumah." Ucapan orang itu semakin membuat panas karena diam-diam dua orang itu memperhatikan Dariel yang sedang menggendong Kris yang memilih ice cream. Ara segera berjalan menghampiri mereka.

"Udah belum bang?"

"Ini Kris bingung sayang."

"Beli aja semua, udah yuk."

"Kamu udah ngambil minumnya?"

"Udah, ayo ke kasir.." Ara menggandeng lengan Dariel sambil menatap wanita-wanita itu.

"Kak au tu..." Tunjuk Kris kearah coklat yang ada di rak.

"Iya beli.." Ara segera mengambil coklatnya dan membayar semua belanjaan mereka.

"Tukang mie ayamnya di depan tuh.." Dariel meraih tangan Ara untuk menyebrang.

"Nas..." Kris memegangi kepalanya sendiri membuat Dariel langsung menaikan tangannya untuk menutupi kepala Kris sementara Ara sudah memesan mie ayam yang dia inginkan.

"Abang mau makan apa?"

"Abang nasi Padang aja, abang kesana dulu."

"Jangan, sama aku aja. Ini bentar lagi selesai kok."

"Supaya cepet sayang, Kris kepanasan."

"Pokoknya bareng..." Ara takut jika Dariel akan bertemu dengan wanita-wanita yang membicarakan suaminya. Bisa-bisa jika mereka bertemu Dariel akan digoda abis-abisan. Selesai membeli makanan yang mereka inginkan Dariel dan Ara kembali kerumah. Mereka juga tak lupa membelikan makanan untuk orang tua dan kedua adiknya yang lain.

"Banyak jajan ya Kris..." Komen Jesica saat melihat anaknya datang berjalan sambil membawa kantong plastik minimarket yang berisikan ice cream.

"Nak mom.."

"Enak tapi ga boleh banyak-banyak ya. Coba mommy minta dikit." Jesica lalu menjilat ice cream yang ada di tangan anaknya. Sementara Ara menuju dapur untuk memindahkan makanannya.

"Wajahnya cemberut kenapa?" Dariel menangkup dua pipi Ara.

"Abang kalo denger ada cowok muji-muji aku gimana?"

"Muji-muji soal apa dulu?"

"Soal fisik. Misal cantik, seksi gitu..."

"Kalo ada kata-kata yang melecehkan yang Abang marah, kalo engga ya biasa aja. Udah kebal denger-denger gitu. Kenapa?ada kejadian?"

"Tadi diminimarket tuh ada dua cewek ngomongin Abang, bilang gantenglah, papa-ablelah, bibit unggulah, hot Daddy lah. Arhh....kalo aku kesel sih dengernya..." Ara menghentikan jemari lentiknya yang sedang membuka bungkusan sementara suaminya tersenyum lalu merangkul istrinya.

"Ya udah-ya udah ga usah kesel lagian abang ga tahu dan kalo tahu pun Abang biasa aja." Ucap Dariel sambil menarik badan Ara kedalam dekapannya.

"Seneng kali di puji-puji."

"Lebih seneng kalo dengernya dari istri langsung. Kamu lebih cantik sayang dari siapapun, lebih seksi, lebih manis, lebih segalanya dari siapapun dan yang paling penting cuman punya Abang." Puji Dariel membuat Ara melingkarkan lengannya dipinggang Dariel. Mereka seperti pengantin baru lagi.

****To be continue

Nächstes Kapitel