Kenan keluar dari kamarnya sementara Jesica terlihat masih tertidur pulas di tempat tidur. Kini Kenan meraih gelas untuk meminum air putih dan disaat yang bersamaan Jay juga datang menghampirinya.
"Dad..."
"Jay, mommy lagi ngidam pingin roti kukus anter daddy ya kita cari sebentar sebelum sarapan."
"Iya Dad.." Jay menurut dan mengikuti Kenan menuju mobilnya. Sepanjang perjalanan pun belum ada obrolan karena Kenan dan Jay sibuk mencari dan melihat-lihat dipinggir jalan penjual roti kukus hingga mereka menemukannya. Kenan membeli 2 roti kukus besar untuk sekalian disantap saat sarapan dengan rasa keju susu dan kacang susu setelah itu mereka kembali kerumah.
"Dad...aku minta maaf." Jay mulai berbicara dengan wajah tertunduk. Jemarinya terus ia mainkan sementara Kenan yang menyetir sesekali memperhatikan anaknya.
"Minta maaf buat apa?"
"Buat kesalahan aku yang banyak. Aku bilang benci Daddy padahal aku ga maksud gitu dad aku cuman..."
"Iya Daddy ngerti.." Kenan memotong kalimat anaknya.
"Tapi ga cuman itu, aku udah pukul Kay, aku marah sama Daddy soal operasi, aku kabur bikin orang serumah panik terus aku rusakin mobil sampe ga bisa jalan lagi. Sebenarnya aku takut kalo Daddy marah."
"Daddy ga marah."
"Bohong, Daddy diem dikamar berhari-hari. Daddy ga mau liat aku."
"Bukan gitu, Daddy justru lagi mikirin kamu."
"Daddy mikirin aku sampe sakit."
"Kata siapa Daddy sakit?engga Daddy ga sakit. Jay...Daddy ga marah Daddy kan udah bilang daddy kasih satu kesempatan buat salah jadi ga papa."
"Aku ngelakuin banyak dad, hm....mungkin 5 kesalahan."
"Karena kamu udah bikin 5 kesalahan Daddy hukum kamu. Daddy hukum supaya kamu jangan bikin salah lagi."
"Aku ga benci Daddy."
"Iya Daddy tahu."
"Aku beruntung punya Daddy, temen kakak bahkan ga punya keluarga. Aku nyesel bilang benci Daddy."
"Iya ga papa. Temen kakak?"
"Hm..iya temen kakak tapi aku ga boleh bilang siapa."
"Kenapa?"
"Aku udah janji sama kakak." Jay hampir keceplosan mengatakan tentang Dariel.
"Kamu jangan gitu lagi ya Jay, semuanya khawatir sama kamu."
"Iya Dad, aku cuman ga tahu kalo patah hati kaya gini rasanya."
"Jay..Daddy cerita tapi jangan bilang mommy ya. Dia suka marah kalo Daddy bahas ini." Kenan dengan tetap tenang menyetir sementara Jay hanya mengangguk.
"Daddy pernah kok diputusin sama cewek dulu, Namanya Marsha, kita udah pacaran 8 tahun tapi putus gitu aja cuman gara-gara opa Ryan sama orang tau Marsha musuhan. Coba kamu bayangin waktu putus perasaan Daddy gimana? persis sama kaya apa yang kamu rasain sekarang. Wajar Jay ga papa kamu ngerasa gitu tapi Daddy beruntung waktu itu ketemu sama mommy yang bikin Daddy lupa kalo Daddy lagi patah hati. Kamu juga pasti bakalan ketemu kok sama orang yang lebih baik yang mungkin lebih kamu suka dibanding Tiara."
"Aku cuman suka Tiara Dad.."
"Iya untuk sekarang-sekarang pasti masih gitu ga papa Daddy ngerti."
"Engga cuman buat sekarang besok-besok juga aku tetep suka sama Tiara."
"Kalo gitu tunjukkin kamu bisa jadi lebih baik, buat Tiara liat kamu lagi buat dia jatuh cinta sama kamu lagi. Kalo kaya gini mana mau Tiara."
"Aku cuman butuh sembuh supaya aku bisa ngejar Tiara lagi makannya aku setuju dia ajakin putus." Jay malah curhat tentang kisah cintanya.
"Jay daddy udah bilang kamu sembuh, ga usah mikirin kamu sakit. Engga kok.."
"Dad..boleh aku minta sesuatu kali ini?"
"Kalo minta operasi Daddy ga ijinin."
"Engga, bukan itu. Aku cuman pingin ke dokter, aku cuman pingin periksain aku kenapa, aku pingin ikut-ikutan pengobatan yang lain kalo Daddy ga ngijinin aku operasi." Permintaan Jay membuat Kenan senang kali ini.
"Kalo ini boleh, nanti kita cari waktu yang tepat buat kamu berobat.."
"Aku juga pingin minta satu lagi."
"Apa?"
"Aku pingin sekolah di Jogja tapi Mommy ga ngijinin."
"Daddy ijinin." Kenan tanpa berpikir panjang langsung menjawab keinginan Jay membuatnya tersenyum kali ini.
"Bener?"
"Asal kamu ikutan pengobatan yang bener ya sebelum ke Jogja."
"Aku janji aku bakalan ikutin apapun yang dibilang dokter asal aku ke Jogja ya Dad."
"Iya boleh."
"Daddy emang baik ga kaya mommy ngelarang-larang."
"Mommy cuman khawatir sama kamu, makannya kalo kamu seurius buat berobat kali ini terus kamu ga labil lagi mommy pasti percaya Jay. Kamu buktiin aja ke mommy."
"Terus...aku bakalan kerja buat gantiin biaya rusakin mobil Daddy."
"Kerja? ga usah. Kamu tuh sekarang tugasnya belajar yang bener."
"Terus mobil aku gimana?"
"Sebulan ini kamu dianter pak Kahar ya nanti Daddy pikirin buat mobil kamu."
"Aku ga boleh ya pake mobil?"
"Bukan ga boleh, sekarang kondisi kamu lagi gini Daddy takut aja bikin kamu bahaya atau pun orang lain bahaya. Anggap aja ini hukuman buat kamu gara-gara ancurin mobil. Daddy janji bakalan kasih lagi kalo kamu seurius belajar, seurius berobat dan ga gini lagi."
"Iya Dad.."
"Maafin Daddy buat kamu susah."
"Engga, Daddy ga salah."
"Jadi kita baikan?ga usah ngehindarin Daddy lagi." Kenan mulai masuk memakirkan mobilnya di garasi setelah Pak Tatang membukakan pagar rumahnya. Mereka pun keluar dari mobilnya dan sebelum masuk rumahnya Jay malah memeluk Kenan.
"Makasih Dad, Maaf..."
"Iya sama-sama, Maafin Daddy." Kenan menepuk punggung Jay perlahan setelah itu mereka berjalan bersama menuju meja makan dimana sudah ada Jesica, Ara dan Kay disana.
"Darimana Mas?"
"Katanya kamu pingin roti kukus semalem, ini Mas cariin.." Kenan membuka bungkusannya.
"Pakai piring dulu deh sini. Jay cuci tangan dulu sebelum makan." Jesica keluar dari kursi dan diikuti oleh Kenan dan Jay.
"Jadi udah baikan?" Bisik Jesica saat memindahkan roti kukusnya pada piring.
"Udah, nanti kita cari waktu ya besok atau lusa anter Jay ke dokter."
"Ngapain?"
"Dia pingin berobat aja sayang sebagai ganti karena aku ga ngijinin dia operasi."
"Dia seurius mau?"
"Iya demi sekolah di Jogja."
"Mas ngijinin?"
"Sayang, kalo keadaannya semakin baik kenapa engga sih?ini kesempatan yang bagus karena anaknya yang mau sendiri."
"Mas ngomong apa sih sampe dia mau?"
"Mas ga ngomong apa-apa dia yang minta."
"Berarti ini gara-gara kakak. 2 hari ini kan Jay sama Ara terus Mas.." Jesica sambil melihat ke arah Ara.
"Baguslah, Ara berarti udah jadi kakak beneran." Kenan mengambil sepotong rotinya sambil menarik pinggang Jesica pelan sementara Jesica mulai membiarkan kepalanya bersandar di dada Kenan.
"Udah jangan dipikirin lagi ya.."
"Iya Mas, hari ini sekalian cari keperluan buat acara 7 Bulanan ya."
"Oh iya bener Mas sampe lupa, oke nanti kita beli yang kamu perluin."
"Makasih Mas.." Jesica mencium pipi suaminya.
"Mesra-mesraan di dapur."
"Kebiasaan nih kakak selalu ganggu mommy sama Daddy." Kenan melihat ke arah anaknya.
"Kebetulan aja, gitu dong dad keluar dari kamar kaya pengantin dipingit aja diem dikamar mulu."
"Tuh sekarang malah ngeledek lagi. Sini Daddy peluk dulu."
"Ih apaan sih dad.."
"Makasih sayang, udah jadi kakak buat Kay sama Jay. Daddy sayang kakak."
"Mom kenapa sih Daddy?diem di kamar jadi gini." Ara tak bisa lepas dari pelukan ayahnya sementara Jesica hanya senyum-senyum.
***To be continue