webnovel

Chapter 19 : Sasuke And Karin

"...Klan Uchiha."

"Apa katamu?"

Sasuke termenung sesaat, mencerna suatu fakta yang sangat mengejutkan bagi dirinya, tentu itu adalah hal yang berat, sekalipun untuk otak cerdas milik sang Uchiha.

"Hanya klan Uchiha pemilik mata sharingan yang bisa menghadapi Klan Chinoike dengan jutsu penghilatannya yang unik."

"Klan Chinoike akhirnya mengajak Klan Uchiha untuk berunding, namun mereka menolaknya."

"Sepertinya Klan Uchiha yang telah melalui penderitan panjang...juga terlibat dalam kasus pembantaian itu"

Orochimaru akhirnya mulai berbicara, merasakan sebuah topik yang baru saja dibahas Oyashiro dan Sasuke sangat menarik baginya.

"Bagaimana dengan Itachi?"

Entah kepada siapa Sasuke menanyakan hal itu, namun satu hal yang pasti, perkataannya itu mendapatkan perhatian Orochimaru yang sedang duduk disampingnya.

"Apakah dia menyadarinya?"

"Entahlah, tapi... mungkin kau akan menemukan sesuatu jika pergi ke lembah neraka itu"

Grep..

Sasuke kembali mengeratkan kepalan tangannya, lantas mulai beranjak dari tempat duduknya.

"Dimana lembah neraka itu?"

"Di Negara Air Panas"

Mendengar jawaban dari Oyashiro, lantas membuat Sasuke melangkahkan kakinya, menuju pintu keluar, kembali lagi meneruskan misi penyelidikannya.

Namun sebelum dirinya sampai di depan pintu, Oyashiro kembali berbicara, sukses menghentikan langkah Sasuke yang sekarang sudah bersiap meraih gagang pintu.

"Kau akan kesana?"

Cklek..

"Entahlah.." jawab Sasuke.

"Sebaiknya jangan kesana, kau tifak tahu Fuushun ada disana atau tidak."

Hah..

Sasuke sempat menghela nafasnya sebelum Oyashiro kembali berbicara.

"Tapi aku akan menyemangatimu, semoga beruntung!"

"Kita harus menyingkirkan manusia peledak secepatnya." Sambung Oyashiro.

"Aneh... aku tak menyangka mendengar hal seperti itu dari seorang pedagang senjata sepertimu."

Kali ini Orochimaru yang berbicara, lantas mulai bangkit dari tempat duduknya, mengikuti langkah Sasuke yang ingin pergi dari tempat itu.

"Jika ledakan seperti itu menjadi hal yang biasa, itu akan menghancurkan bisnisku."

Oyashiro hanya menanggapi kecurigaan Orochimaru dengan santai, lantas mulai menjelaskan alasan yang masuk akal baginya untuk mendukung Sasuke.

"Cih"

Sasuke lantas mulai mendorong pintu dengan kasar, sangat muak mengetahui alasan Oyashiro mendukungnya.

Bam!

Pintu dibanting sangat kasar, membuat Orochimaru dan Oyashiro sedikit kaget, lantas mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang sudah tertutup rapat

"Hmm"

Oyashiro hanya bisa tersenyum sambil membetulkan posisi kacamatanya.

"Sasuke kun.."

Sasuke hanya diam seribu bahasa, raut kesal memenuhi wajah datarnya, untuk saat ini dia tidak ingin berbicara kepada siapapun, dirinya masih terpukul mendengar fakta kelam Klannya.

"Sasuke, kau mau kemana?"

Kali ini Jugo yang mulai berbicara, melihat pemuda Uchiha itu hanya melenggang pergi tanpa sepatah katapun, bahkan tidak menggubris sapaan dari Karin.

"Sasuke!"

Karin hendak menghampiri sang pemuda yang sudah berada jauh di depannya, tapi tangan Jugo sudah terangkat terlebih dahulu, menghalangi dirinya yang berniat menyusul Sasuke.

"Tenanglah Karin, dia perlu waktu untuk sendiri."

Jugo hanya bisa berdiam sambil menatap Sasuke dari belakang, dia mengerti dengan sikap Sasuke yang seperti itu, membuat dirinya hanya bisa menghormati keputusan si pemuda tanpa ikut campur tangan ke dalam masalah yang baru saja dihadapi Sasuke.

Sedangkan Karin hanya bisa berdiam diri melihat Sasuke dari belakang, namun tidak dipungkiri terdapat tatapan Kekhawatiran dibalik mata merah sang gadis bersurai merah itu.

Hah...

Sasuke menghela nafasnya, sedikit merasa tenang dengan suasana kesunyian di sekitar pelabuhan, suara ombak yang beriak cukup untuk menenangkan hatinya yang sedang gundah.

Sasuke sedikit merasa menyesal...

Dirinya merasa kembali seperti seseorang yang tenggelam dalam amarahnya,

Ya dia sangat menyesalinya..

Kembali lagi seperti dirinya di masa lalu yang meninggalkan teman temannya karena amarah, tentunya itu adalah hal pertama yang ingin dihindari Sasuke,

Sadar betapa beruntungnya dia..

Memiliki orang yang begitu peduli padanya..

Naruto..

Sakura..

Kakashi...

Karin...

Dan Itachi...

"Tidak peduli apapun yang akan kau lakukan... aku akan selalu menyayangimu"

Terlintas kembali ingatannya tentang Itachi, lantas membuat Sasuke mengeratkan kepalan tangannya.

"Nii san, apa yang harus kulakukan?"

Tidak jelas Sasuke berbicara kepada siapa, mata onixnya hanya memandang ke arah langit malam yang dipenuhi oleh bintang bintang kecil yang bercahaya, menambah kesan indah pada malam itu.

Srek...

Sorot mata onixnya berubah tajam, lantas menempatkan tangan kanannya di pedang katananya, bersiap menyambut siapa pun itu yang sedang bergerak ke arah dirinya.

"Siapa kau?"

Tanpa berbalik Sasuke mulai berbicara, lantas kembali mengeratkan pengangan pada katananya.

"Sasuke kun"

Mendengar suara familiar itu membuat Sasuke menurunkan tangannya, dia sudah tidak lagi merasakan bahaya dari sosok itu.

"Karin.."

Sasuke lantas kembali menolehkan kepalanya kehamparan lautan yang luas, tidak berani menatap sang kunoichi secara langsung, sadar dirinya baru saja membuat kesalahan.

Tap.. Tap...

Si kunoichi kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, menghampiri sang pemuda yang sedang duduk di tepi pelabuhan.

"Kau kenapa, Sasuke?"

Si kunoichi sekarang duduk di samping sang pemuda, sama sama menolehkan pandangannya ke arah lautan yang dihiasi dengan gelombang ombak yang tampak begitu indah pada malam itu.

"Tidak perlu tahu."

Sasuke kembali dingin seperti biasanya, dirinya yang saat ini hanya butuh ketenangan, tidak mau lagi terbawa emosi karena seseorang yang ingin mencampuri masalahnya.

"Tapi-"

"Apa urusanmu?"

Karin tidak dapat meneruskan kata katanya, setelah Sasuke lebih dahulu memotongnya dengan melontarkan sebuah pertanyaan,

Ya, Sasuke mulai kesal, entah berapa lama lagi dia bisa menahan emosi yang sedari tadi dia tahan.

"A-ku-"

"Tidak usah peduli padaku."

Kali ini nada bicara Sasuke sedikit lebih tenang, entah kenapa kali ini dia bisa menahan gejolak emosinya.

"Tapi Sasuke kun.."

"Cukup! aku tidak butuh kepedulianmu."

Kali ini nada bicaranya sangatlah kasar, sorot mata onixnya menajam kepada sosok yang berada disampingnya, membuat yang ditatap tersentak, sangat ketakutan dengan apa yang dilihatnya barusan.

"Maaf..."

Lihiran itu terdengar begitu jelas di telinga Sasuke, sementara si sumber suara hanya bisa tertunduk lesu, takut untuk berbicara kembali.

"Cih"

Sasuke hanya bisa mendecih, sadar dirinya kembali terbawa emosi, lantas segera membuang mukanya ke arah hamparan lautan yang luas, dan kembali menunduk.

"Maaf...Karin, aku tidak bermaksud."

Mendengar permintaan dari sang pemuda membuat Karin mengangkat kepalanya, dan mulai menatap lekat lekat sosok pemuda yang sedang menunduk di sampingnya.

"Tidak apa apa, lagipula sepertinya aku yang salah disini."

Karin mencoba membetulkan posisi kacamatanya, dan mulai kembali menatap hamparan lautan yang luas.

"Lalu untuk apa kau kemari?"

Kali ini Sasuke kembali bertanya, mencoba mencairkan suasana yang sempat berubah canggung karena emosinya, dan juga dia sangat tidak nyaman dengan suasana canggung itu.

Karin seketika itu mulai menoleh ke arah si pemuda yang berbicara, entah kenapa mendengar pertanyaan dari sang pemuda membuat pipinya terasa panas.

"Ti- dak a-da, aku hanya khawatir padamu."

Karin terbata bata dalam mengucapkan kalimatnya, berusaha menahan rasa malu yang tiba tiba dia rasakan.

"Hm"

Sasuke hanya menanggapinya dengan dingin, tapi entah kenapa hatinya terasa hangat mendengar perkataan Karin, membuat dirinya tanpa sadar mengukir senyum kecil di bibir kecilnya.

Sementara Karin hanya bisa terpaku setelah menotice senyum tipis itu, suatu aura hangat muncul dari diri sang pemuda,

Walaupun tidak sehangat milik Naruto....

Tapi itu sudah cukup untuk membuat detak jantungnya menjadi sedikit lebih cepat.

Ya senyuman itu kembali lagi...

Dan aku ingin terus melihatnya, Sasuke kun....

Sasuke melihat gadis itu, melalui celah celah helaian rambut ravennya, gadis itu terus memandangi Sasuke dengan ekspresi yang menurutnya,

Manis...

Senyuman manis terpancar di wajah sang gadis, membuat hatinya yang sedang gundah perlahan mulai tenang, mungkin kehadiran gadis ini di sisinya tidaklah sepenuhnya menganggu, malah saat ini dirinya merasa sangat nyaman dengan kehadiran sang gadis di sisinya.

Angin malam mulai berperan, menghepaskan helai helai rambut raven Sasuke, membuat Karin menyadari mata Rinnegan Sasuke sedang melihat kearahnya, lantas tidak butuh waktu lama untuk Karin menyadari pipinya mulai memanas,

Tertangkap basah memperhatikan seseorang....

Hal itu membuatnya sangat malu.

Karin dengan cepat menolehkan kepalanya, berusah menghindari kontak mata dengan Sasuke, dirinya saat ini sangat malu, rasanya ingin sekali menceburkan diri ke lautan, hanyut bersama rasa malunya.

"Karin..."

Panggilan itu sukses mengurungkan niatnya untuk menceburkan diri ke hamparan lautan, lantas menolehkan pandangannya ke sumber suara yang tak lain adalah sang pemuda Uchiha.

"Kenapa, Sasuke?"

Sekarang fokus mata Karin hanya tertuju kepada sang pemuda, penasaran dengan apa yang akan dibahas sang pemuda kali ini, entah sejak kapan Karin menjadi sangat penasaran pada Sasuke,

Mungkin sejak perang usai?

Entahlah...

Dirinya sendiri sekarang merasakan sebuah perubahan, tidak lagi tertarik pada ketampanan sang pemuda, dirinya hanya tertarik untuk mengetahui diri Sasuke secara lebih dalam, terutama bagaimana caranya membuat sang pemuda dingin itu kembali tersenyum,

Ya dirinya sangat ingin melihat Sasuke bahagia.

Tidak lagi berkeinginan untuk menggoda si pemuda lagi, hanya ingin membuatnya tersenyum, itu saja.

"Menurutmu, apa yang harus aku lakukan?"

Bagi orang asing mungkin pertanyaan itu sedikit ambigu, tapi tidak untuk Karin, dia sangat tahu apa yang dimaksud dengan Sasuke.

Mereka mengincarmu bukan Sasuke?

Ya untuk saat ini...

Eh jadi maksudmu mereka menyerang Konoha untuk alasan lain?

Menurutku sih tidak...

Ya karin sangat ingat dengan apa yang didengarnya sewaktu menguping pembicaraan Sasuke dengan Oyashiro, Karin tahu hal itu pasti membawa beban tersendiri pada diri Sasuke, mengingat secara tidak langsung Sasuke membuat seseorang menyerang desanya.

Demi apapun dia sangat peka dalam hal ini, apalagi dia mengerti tujuan Sasuke untuk berkelana, tanpa diberitahu pun dirinya sudah bisa menebak, Sasuke pergi berkelana untuk menarik orang yang mengincarnya menjauh dari desa,

Tapi sekarang?

Hal itu malah menjadi seperti bumerang bagi sang pemuda.

Memikirkan hal itu membuat Karin sedikit terbawa suasana, dirinya merasa simpati kepada sang pemuda, lantas menundukkan kepalanya sebelum menjawab pertanyaan Sasuke.

"Apa maksudmu, Sasuke kun?"

Sasuke sedikit menaikkan alisnya, merasa heran dengan jawaban dari sang gadis, bukan sebuah solusi, bukan pula sebuah jawaban,

Malah kembali bertanya?

Hal itu sedikit membuat dirinya kesal, namun segera membuang jauh jauh rasa kesalnya, menyadari amarahnya hanya akan memperburuk keadaan.

"Tidak perlu pura pura tidak tahu, kau mendengarnya bukan?"

Perkataan Sasuke membuat tubuh Karin seketika itu menegang, kali ini bukan rasa malu tertangkap basah, melainkan sebuah ketakutan, takut si pemuda marah karena dirinya mengganggu privasi sang pemuda.

"Maaf aku tidak bermaksud.."

Karin hanya reflek meminta maaf, hanya itu yang terpikiran oleh dirinya saat ini, tidak mau kembali membuat Sasuke marah padanya.

"Tidak apa apa, lagipula aku sedikit bersyukur kau mengetahuinya, jika tidak aku tidak tahu harus bertanya kepada siapa"

Respon Sasuke yang diluar perkiraannya membuat Karin menatap lekat lekat sang pemuda, memastikan apakah perkataan si pemuda tadi adalah sebuah kenyataan atau hanya sebuah halusinasinya saja.

Hah...

Sasuke menghela nafasnya sebelum kembali berbicara.

"Jadi?"

Kali ini Sang pemuda yang melihat kearahnya, membuat sebuah kontak mata antara mata onix dengan mata merah cerah.

"Ah maaf.. tapi bukankah seharusnya kau bertanya pada dirimu sendiri? Apa yang ingin kau lakukan Sasuke kun?"

Perkataan Karin membuat mata onix Sasuke perlahan membulat, menyadari kesalahannya, hal ini bukanlah sesuatu yang seharusnya dijawab oleh orang lain, melainkan dirinya sendiri.

"Aku... tidak tahu."

Sasuke kembali mengarahkan pandangannya pada hamparan lautan yang luas, masih mencoba untuk menemukan sebuah jawaban.

Apakah aku harus balas dendam?

Tidak...

Lalu apa?

Sebelum menyelami pikirannya lebih lanjut, pemikiran Sasuke terpotong ketika Karin mulai berbicara.

"Nee Sasuke kun, sepertinya yang dikatakan gadis kecil itu benar, kita hanyalah korban bukan? mungkin orang itu juga korban sama seperti kita, dan kau pasti yang paling mengerti perasaan orang itu."

Mata onix Sasuke membulat seketika mendengar perktaan Karin, menyadari sesuatu, perkataan Karin sangatlah benar,

Ya mereka adalah korban...

Korban dari pembantaian klannya masing masing.

Korban dari ambisi untuk balas dendam.

Korban dari kutukan dunia shinobi.

Ya dia sangat mengerti hal itu.

"Jadi, aku harus menyelamatkannya bukan?"

Sasuke kembali bertanya, mencoba memastikan apakah jawaban dari semua pikirannya adalah hal yang benar.

"Aku tidak tahu... tapi apapun itu, selama hal itu membuatmu tersenyum, aku akan selalu mendukungmu."

Sasuke menatap lekat lekat sang gadis seteleh mendengar perkataan itu, terlintas ingatannya tentang Itachi, dan kata kata barusan memperjelas semuanya.

Maksud semua perkataan Itachi kepadanya...

Baik ataupun jahat selama dirinya bahagia, Itachi akan selalu mendukungnya.

"Terima kasih Karin."

Hanya itu yang terlintas dibenak Sasuke, sesuatu yang seharusnya dia ucapkan dari dulu, merasa sangat berterima kasih kepada sang gadis yang selalu berada disisinya itu.

"Untuk apa? Aku bahkan tidak menjawab pertanyaanmu Sasuke kun."

Karin hanya bisa menaikkan salah satu alisnya, tanda tidak mengerti dengan maksud dari ucapan terima kasih Sasuke pada dirinya.

"Terima kasih Untuk selalu percaya padaku, untuk selalu mendukungku, dan untuk semuanya."

Mata karin seketika itu membulat, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, sebuah kata yang tidak pernah diperkirakan akan keluar dari mulut sang pemuda Uchiha, sebuah perkataan tulus yang membuat perasaannya menjadi hangat.

Karin tidak bisa menolong dirinya untuk kembali tersenyum kepada sang pemuda, merasa itulah hal yang paling tepat untuk merespon perkataan tulus dari Sasuke.

Kedua insan itu kembali mengarahkan pandangannya ke hamparan lautan yang luas, membiarkan suara alunan ombak menemani kesunyian di antara mereka berdua, membiarkan perasaan nyaman diantara mereka untuk sementara, menghangatkan kedua hati yang sudah terlalu lama menderita, akibat dari masa lalu yang terus menghantui mereka.

Sebelum akhirnya Sasuke mulai bangkit, merasa satu hal belum dia selesaikan untuk saat ini, bersiap untuk melakukan sesuatu, sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh dirinya.

"Kau mau kemana Sasuke kun?"

Karin yang menyadari sosok disampingnya berdiri, lantas mulai memperhatikan sosok itu, penasaran dengan apa yang akan dilakukan sang pemuda kali ini.

"Lembah Neraka."

Mata karin seketika itu membulat, masih menatap sosok sang pemuda yang sedang berdiri disampingnya, sebuah ingatan tentang Lembah Neraka muncul di benaknya, dia tahu tempat apa yang akan didatangi oleh Sasuke, muncul perasaan Khawatir di dalam hati kecilnya, khawatir terjadi hal buruk pada Sasuke jika sang pemuda mendatangi tempat itu.

"Apa kau yakin Sasuke? aku takut itu adalah ide yang buruk."

Mendengar perkataan itu, Sasuke hanya bisa menaikkan salah satu alisnya, sebelum akhirnya kembali tersenyum kepada Sang gadis.

"Hm."

Karin kembali melihatnya, senyuman itu, senyuman hangat itu membuat dirinya sadar, dia baru saja melupakan perkataannya sebelumnya,

Bukankah aku bilang akan mendukungnya?

Karin bodoh!

Aku harus mendukung semua keputusannya, selama itu bisa membuatnya tersenyum.

Karin kembali tersenyum, membalas senyuman sang pemuda yang ditunjukkan kepada dirinya.

Sebelum akhirnya ekspresi wajah Karin berubah menjadi serius, menandakan sang gadis baru saja menyadari sebuah bahaya sedang mendekat kearah mereka berdua.

"Sasuke kun."

"Hm"

Sama seperti sang gadis, Sasuke juga menyadari sesuatu, beberapa chakra sedang mendekat ke arah mereka berdua, sebuah aliran chakra yang sangat dikenalnya, aliran chakra dari manusia peledak.

"Karin berdiri di belakangku."

Sasuke sekarang sudah berdiri di depan Karin, mencoba melindungi sang gadis dari manusia peledak yang sekarang terlihat keluar satu persatu dari hamparan kabut yang memenuhi pulau.

"Cih"

Sasuke hanya bisa mendecih, siapa pun orang yang mengincarnya, dia benar benar sangat serius untuk mengincar Sasuke, benar benar tidak memberikan sang pemuda waktu untuk beristirahat.

"Jugo dan Suigetsu ada dimana sekarang?"

Sasuke bertanya kepada sang gadis yang berada dibelakangnya, mencoba mencari tahu keberadaan dua rekannya saat ini, sadar dirinya tidak mungkin melindungi Karin sendirian, tidak mungkin melindungi tanpa melukai sosok yang akan menyerang mereka berdua.

Dirinya saat ini kalah jumlah, bisa dibilang posisinya saat ini sangat terdesak, mencoba untuk berharap kedua rekannya akan muncul untuk menolong mereka berdua.

"Mereka masih di kota, maaf Sasuke, aku tidak tahu ada yang mengikutiku kesini."

Karin kembali menundukkan kepalanya, sadar dirinya saat ini merasa tidak berguna, tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk saat ini, sadar jika dirinya melawan manusia peledak hanya akan memperburuk keadaan.

"Cih, Karin diamlah disini, mereka hanya mengincarku, jadi pastikan untuk tidak mengikutiku."

Sasuke segera bergerak menghampiri sekelompok manusia peledak, mencoba menjadikan dirinya sebagai umpan, agar dirinya bisa menghadapi mereka dengan lebih leluasa.

Tapi ketika dirinya mencoba mengalihkan fokus para manusia peledak, hal tak terduga terjadi, para manusia peledak tidak bergerak menghampiri dirinya, melainkan terus bergerak mendekat ke arah sosok yang baru saja ditinggalkannya, ya bergerak ke arah Karin.

Sementara Sang gadis sekarang tidak bisa lagi kabur dari tempat itu, semua celah sudah tertutup, dirinya sekarang sudah dikerumuni oleh para manusia peledak, Karin merasa tidak berdaya, ketakutan memenuhi dirinya, sadar sebuah teror mengerikan sekarang sudah sangat dekat dengan dirinya.

"Karin!"

Sasuke mencoba membuka mata rinnegannya, berharap bisa menggunakan kekuatan matanya untuk menyelamatkan Karin, namun sia sia, dirinya tidak bisa melihat Karin secara langsung, para manusia peledak sudah menghalangi pandangannya.

Suiton : Suijinheki.

Muncul sebuah dinding air di sekeliling Karin, memberi celah antara dirinya dengan para manusia peledak, munculnya dinding air tersebut diikuti dengan kemunculan dua sosok di sisi Sasuke, Sasuke sedikit menghela nafasnya lega, kedua rekannya baru saja kembali,

Tapi tunggu dulu...

Bukan, bukan Suigetsu dan Jugo yang berada disampingnya sekarang, melainkan sosok tinggi besar dan seorang anak kecil yang berada di sampingnya.

"Sasuke chan!"

"Chino?"

Sasuke sangat kaget, seseorang yang dia tidak perkirakan akan muncul baru saja muncul disampingnya, sosok yang baru saja dia kenal beberapa jam yang lalu sekarang datang membantu dirinya.

"Kita harus menyelamatkan gadis itu bukan Sasuke chan?"

Sasuke akhirnya sadar, dia tidak seharusnya memikirkan hal yang tidak penting untuk sekarang, ada temannya yang membutuhkan bantuannya, dan dia tidak bisa berdiam diri untuk itu.

Sasuke segera bergerak cepat kearah kumpulan manusia peledak itu, mata onixnya seketika berubah menjadi mata merah khas Uchiha, satu satunya mata yang bisa melawan manusia peledak tanpa melukainya.

Selang beberapa menit akhirnya para manusia peledak satu persatu mulai jatuh tak sadarkan diri, akibat dari Genjutsu yang baru saja Sasuke pakai pada diri mereka.

Setelah situasi dirasa sudah terkendali, Chino mulai mengentikan jurusnya, perlahan dinding air yang mengelilingi Karin mulai menghilang, menampilkan sosok Karin yang masih bergetar ketakutan.

"Karin, kau tidak apa apa?"

Sasuke menepuk pundak Sang gadis, mencoba menenangkan sosok yang sedang ketakutan itu, pandangan Karin masih kosong, tubuhnya masih bergetar ketakutan, sebelum akhirnya tersadar setelah merasakan pundaknya ditepuk oleh seseorang.

Melihat Sasuke sudah berada tepat didepannya, membuat Karin secara tidak sadar memeluk tubuh sang pemuda, masih merasa ketakutan, walaupun para manusia peledak sudah tergeletak tak sadarkan diri di sekelilingnya.

Sasuke sedikit kaget menerima pelukan itu, dirinya hanya bisa pasrah menerima pelukan sepihak itu, sadar akan ketakutan yang dirasakan okeh sang gadis.

Selang beberapa menit akhirnya Karin mulai sadar, lantas mulai menjauhkan dirinya dari Sasuke, sadar dirinya baru saja memeluk Sasuke secara tiba tiba.

"Maaf Sasuke kun, aku tadi ketakutan.."

Karin hanya bisa menunduk, mencoba menyembunyikan rona merah di pipinya, sangat malu menyadari apa yang baru saja dia lakukan pada sang pemuda.

"Tidak apa apa"

Sasuke hanya menjawabnya dengan datar, mencoba memaklumi apa yang baru saja gadis itu lakukan, dan mungkin karena dirinya merasa hal itu tidak lagi mengganggunya saat ini.

"Sasuke chan! Kalian tidak apa apa?"

Kali ini Chino dan Nowaki sudah berada di dekat Sasuke, mencoba menanyakan keadaan Sasuke dan teman temannya.

"Kami baik baik saja, Terima Kasih."

Sasuke menjawabnya  datar, namun pikirannya kembali memikirkan sesuatu yang belum lama dia lupakan,

Kenapa mereka bisa berada disini?

Apa mereka mengikuti karin?

Atau jangan jangan...

Sasuke sedikit menemukan pola dalam pikirannya, namun masih belum mengambil kesimpulan, masih merasa pemikirannya itu belum mendasar, hanya sebuah firasat yang mendukung pikirannya.

Sementara di sisi lain, Karin sangat terkejut melihat kemunculan sosok Chino dan Nowaki, dirinya tidak mengira mereka berdua yang akan datang menyelamatkan dirinya dan Sasuke, sebelumnya dia mengira Suigetsu dan Jugo lah yang datang, melihat jurus yang tadi melindunginya sama persis seperti jurus yang dimiliki oleh Suigetsu.

"Terima kasih telah menyelamatkanku."

Mendengar ucapan terima Kasih dari Karin, Chino hanya bisa tersenyum, sementara Nowaki tidak terlalu meresponnya, pandangannya hanya tertuju kepada Sasuke yang memasang ekspresi tidak percaya.

"Sasuke chan ada apa?"

Kali ini Chino yang bersuara, menyadari Sasuke hanya diam sedari tadi sambil memperhatikan dirinya dan Nowaki dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak.

"Tidak ada."

Sasuke hanya menjawabnya dengan singkat, masih mencoba menyelami pikirannya lebih dalam, masih memikirkan tentang kemunculan Chino dan Nowaki yang menurutnya sangat tiba tiba.

Apakah ini kebetulan?

Tidak ini terlalu janggal untuk disebut kebetulan....

Apa maksudnya ini?

Sasuke masih terlalu asyik menyelami pikirannya, tidak sadar tiga orang di sekelilingnya menatap dirinya dengan ekspresi heran, heran dengan sang pemuda yang sedari tadi hanya bisa diam dan tidak berbicara lagi.

"Sasuke kun, Kau kenapa?"

Panggilan Karin berhasil menyadarkan sang pemuda, dirinya akhirnya bisa menyadari seluruh sorot mata sedang melihat kearahnya, terlihat sebuah ekspresi heran dari setiap pancaran mata berbeda warna itu

"Tidak apa apa, tapi sebelum itu, Chino, kenapa kau bisa ada disini?"

To Be Continued.

Nächstes Kapitel