webnovel

Chapter 8 : Toneri And Hinata

"Narutooo!!"

Sakura mulai mengaktifkan segel byakugou didahinya. Tanda berlian didahinya mulai menyebar keseluruh bagian tubuhnya. Di saat itu pula Sakura mulai mendekati tubuh Naruto dan langsung membawanya pergi menjauh dari area ledakan sebelum Naruto yang dalam keadaan pingsan terluka oleh ledakan chakranya sendiri. Sementara itu Shikamaru dan Sai terbang menjauh dari area ledakan sedangkan Sasuke dan timnya berniat menyusul Toneri dan Hinata namun terhalang oleh ledakan chakra Naruto yang semakin lama semakin membesar. Kesempatan ini dimanfaatkan Toneri untuk membawa pergi Hinata.

Keesokan Harinya...

Hinata mulai membuka matanya dan melihat keadaan sekitarnya. Dia melihat dirinya sekarang berada di atas sebuah kasur besar. Hinata memutuskan untuk bangun dari kasurnya dan berjalan kesebuah meja rias. Hinata melihat ke tas pinggangnya, kemudian membukanya dan mengeluarkan sebuah syal merah dari dalam tas tersebut. Melihat syal tersebut membuatnya mengingat kembali kejadian kemarin malam. Dia mengingat Naruto namun tidak merasakan apa apa dihatinya, tidak ada perasaan khawatir maupun kesedihan hanya hampa. Mungkin karena saat itu Hinata sudah melihat Naruto diselamatkan oleh Sakura. Hinata sedikit lega karena yakin Sakura bisa menyelamatkan Naruto. Saat sedang berada dalam pikirannya Hinata dikagetkan dengan suara ketukan yang berasal dari pintu kamarnya.

"Tok-tok"

"Masuk"

"Ahh Hinata kau sudah bangun rupanya, apakah aku mengganggumu?"

"Ohh Tidak Toneri, ada apa?"

"Sarapan sudah siap, Aku kesini untuk mengantarkanmu ke meja makan. Ayah sudah menunggu kita disana"

"Oh baiklah tunggu sebentar!"

Hinata kemudian segera menyimpan kembali syal merahnya kedalam tas dan langsung berjalan menghampiri Toneri yang berada didepan pintu. Tanpa Hinata sadari Toneri melihat Syal merah ditas Hinata. Membuat Toneri bertanya tanya dalam pikirannya. "Untuk apa Hinata membawa syal itu?" "Dia terlihat seperti tidak akan memakainya" "Apakah syal itu dia yang membuatnya?" "Tapi untuk siapa?". Terlintas banyak pertanyaan di dalam kepala Toneri tentang syal merah didalam tas Hinata itu hingga tanpa sadar dirinya terlihat melamun.

"Toneri, apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Ohh tidak Hinata, aku baik baik saja"

"Lalu kenapa kau melamun seperti tadi?"

"Ah itu sebenarnya aku penasaran dengan syal merah didalam tasmu itu, apa kau yang membuatnya?"

"Iy-aa, itu sebenarnya aku ingin memberikannya kepada seseorang namun aku belum menemukan orang yang tepat"

"Oh kalau begitu bolehkah aku memilikinya Hinata?"

"Ehh?!"

"Tenang tenang Hinata aku tidak memaksa kok itu terserah padamu"

"Itu sebenarnya syalnya agak rusak jadi aku harus rajut ulang, mungkin setelah aku perbaiki aku kan memberikannya padamu"

"Ohh benarkah? terima kasih Hinata tidak salah aku menjadikanmu calon istriku"

Hinata dan Toneri hanya bisa tersenyum bahagia, walaupun di sisi Hinata dia agak memaksakannya agar dia bisa lebih dekat dengan Toneri dengan begitu dia bisa meminta baik baik kepada Toneri untuk melepaskan Hanabi. Hinata tidak tau apa yang mendorongnya untuk berperilaku baik dihadapan Toneri, Hinata merasa Toneri tidak mempunyai Niat jahat apapun yang Hinata liat pada diri Toneri adalah orang yang lembut dan sepertinya anak sangat patuh kepada ayahnya. Tak terasa mereka berdua sudah sampai disebuah ruangan besar yang terdapat meja di tengah ruangan tersebut. Di sekitar meja tersebut terdapat 6 kursi di masing masing sisi kiri dan kanannya sementara 1 kursi yang lebih besar berada di masing masing ujung meja tersebut. Terlihat disalah satu kursi yang lebih besar terdapat seseorang yang sedang duduk. Perawakannya sangat mirip dengan Toneri namun sedikit lebih tua terlihat dari keriput keriput pada wajahnya.

"Ah kau sudah datang Nona Hinata, Silahkan Duduk!"

"Oh terima kasih tuan, sebelumnya apakah aku mengenalmu?"

"Oh Hahaha maafkan aku, perkenalkan namaku Tomura Otsutsuki aku adalah ayah Toneri"

"Ohh salam kenal Tuan Tomura"

"Tidak usah formal begitu, kau bisa memanggilku ayah. bukannya sebentar lagi kau akan menikah dengan putraku?"

"Ayah ayolah!"

"Haha maafkan aku Toneri"

Hinata hanya bisa tersenyum melihat kepada Tomura dan Toneri. Tak lama para pembantu istana datang mengantarkan makanan ke meja. Namun Hinata menyadari keanehan dari para pembantu itu mereka tidak seperti Tomura maupun Toneri mereka lebih seperti boneka!. Toneri menyadari ekspresi Kaget Hinata dan hanya bisa melihatnya dalam diam. Setelah Hinata selesai Sarapan dirinya memutuskan untuk izin kekamar duluan dengan alasan ingin merajut syal. Tanpa Hinata sadari Toneri yang terlihat khawatir kepada Hinata memutuskan untuk diam diam mengikuti Hinata dari belakang. Hinata masih kaget dengan apa yang dilihatnya dan mulai merasakan hawa aneh dari istana ini. Dia memutuskan Untuk segera mencari keberadaan Hanabi dengan mungkin mendekati Toneri lalu menanyakannya secara baik baik. Hinata kemudian memutuskan untuk duduk dikasurnya dan mulai merajut kembali syal merahnya. Sedangkan Toneri yang sedari tadi mengikuti Hinata memutuskan untuk mengetuk pintu kamar Hinata.

"Masuk,Oh Toneri ada apa?"

"Hinata apa kau baik baik saja?"

"Aku baik baik saja kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Aku hanya khawatir, mungkin kau bertanya tanya kenapa para pembantu terlihat seperti boneka bukan?"

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Aku melihat ekspresimu sewaktu pertama kali melihat mereka"

"Hmm begitu ya"

"Sebenarnya aku dilarang bercerita sebelum pernikahan dilaksanakan, namun kali ini aku akan menceritakannya padamu Hinata. Karena mungkin kau terlihat bisa menjaga rahasia bukan?"

"Baiklah aku mengerti"

"Aku sebenarnya tidak mengetahui detail detailnya namun ini semua bermula saat sebuah patung raksasa yang telah dijaga selama berabad abad oleh keluarga utama otsutsuki menghilang membuat perbedaan pendapat antara keluarga utama dan keluarga cabang, setelah itu kami akhirnya menemukan patung itu berada dibumi dan orang yang mencurinya dikenal dengan nama Uchiha Madara dan itulah yang mulai menyebabkan gagasan tentang memusnahkan dunia buatan kakak leluhurku atau biasa kalian sebut sebagai rikudou sennin"

"Maksudnya menghancurkan bumi?"

"Ya kau benar sekali Hinata, dan yang mendukung gagasan ini berasal dari keluarga cabang sementara keluarga utama sangat menolak keras gagasan ini, Hal ini akhirnya membuat perang terjadi diantara kedua keluarga, keluarga utama percaya bahwa kita tidak berhak menghancurkan bumi namun keluarga cabang percaya bahwa dengan menghancurkan bumi dan membuat peradaban baru itulah yang diinginkan oleh leluhur kami Hamura Otsutsuki hingga akhirnya perang dimenangkan keluarga cabang menggunakan senjata yang disebut dengan Tenseigan namun setelahnya karena dinilai berbahaya Tenseigan akhirnya disegel dan sekarang hanya aku dan ayahku yang tersisa dari klan Otsutsuki"

"Lalu kau berada dipihak mana Toneri?"

"Aku berada dipihak ayahku dan ayahku berasal dari keluarga cabang, ayahku selalu berkata itulah yang menjadi takdirku selama ini"

"Takdir?!"

"Iya itu benar Hi-"

"Tidak ada yang namanya takdir Toneri kau bisa memilih tujuan mu sendiri! apa kau tega membunuh orang orang yang tidak bersalah di bumi?"

"Aku...harus patuh kepada ayahku Hinata, Aku menyakini apa yang dikatakan dia itu semua benar"

"Tidak Toneri itu salah, tidak seharusnya semua orang dihukum karena kesalahan seseorang dan lagi keadaan bumi sekarang damai tidak ada lagi peperangan"

"Aku tau itu Hinata tapi bagaimana caranya aku melawan ayah? dialah yang merawatku dari dulu"

"Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu Toneri ikutilah yang sebenarnya kau yakini benar, kau mengingatkanku pada sepupuku dia juga dulunya percaya dengan takdir namun seseorang merubahnya dan kau tahu? sepupuku akhirnya bisa merubah takdirnya dan dia bangga dengan itu walaupun sekarang dia sudah tidak ada"

"Oh Hinata maafkan aku aku tidak bermaksud.. tapi sepertinya kau sangat bangga dengan sepupumu itu"

"Tidak apa apa Toneri, iya kau benar sekali aku sangat bangga padanya"

"Baiklah aku akan mencobanya Hinata, karena aku mempercayaimu"

"Kenapa kau mepercayaiku Toneri?"

"Karena aku melihat semua perkataanmu sangat tulus untuk membantuku dan terima kasih Hinata"

"Ah k-au berle-bihan Tone-ri"

Hinata hanya kikuk mendengar pujian dari Toneri sedangkan Toneri hanya tersenyum dalam penglihatannya Hinata yang gugup sangatlah lucu. Toneri sebenarnya juga merasa apa yang diperbuat ayahnya adalah hal yang salah selama ini ayahnya memerintahkan Toneri menjemput Hinata secara paksa bahkan kekerasan diperbolehkan hanya itulah yang Toneri baru tidak patuhi dari perintah ayahnya dan semua itu karena seorang wanita yang telah membuat Toneri sangat Jatuh cinta kepadanya dan wanita itu adalah Hinata.

Sementara itu dilain tempat tidak Jauh dari istana Toneri, Sasuke sedang memperhatikan kearah matahari palsu lalu segera memakai rinnegannya untuk memperhatikan bagian dalamnya. Sasuke sangat terkejut setelah melihat ada sebuah istana besar didalam matahari itu dan ternyata matahari itu memiliki rongga kosong didalamnya namun belum sempat Sasuke memperhatikan lebih jauh lagi dirinya dikagetkan dengan beberapa boneka elang dan orang yang diselimuti perban keluar dari matahari itu dan terbang mengarah padanya.

"Cih aku sudah ketauan ya"

Segera sasuke membentuk wujud perfect susanoonya dan terbang menuju ketempat Naruto dan teman temannya berada untuk melaporkan informasi yang didapatkannya ini.

To Be Continued

Nächstes Kapitel