Tasia sedikit terkejut ketika tiba-tiba kedua mata Hadyan terbuka, memperlihatkan irisnya yang kelam. Pria itu langsung menoleh ke samping menghadap Tasia, membuat sang permaisuri jadi salah tingkah karena tertangkap basah sedang mengamati dirinya yang sedang tertidur. Hadyan memberikan senyum lembut, lalu meraih tangan Tasia yang terasa agak dingin. Ia menyalurkan aura panas dari telapak tangannya.
"Kenapa kau bangun?"
"Aku mimpi buruk." Jawab Tasia.
"Mimpi apa?" Hadyan mengecupi deretan jemari kecil itu.
Tasia menghela panjang "Kenangan masa kecilku yang sempat hilang.." lalu ia terduduk. "Hadyan.. Ada banyak hal yang harus aku ceritakan padamu."
"Aku sudah dengar semuanya dari Dewi Sri." Sahutnya, kemudian menarik tangan Tasia agar ia kembali berbaring. "Maaf aku tidak bisa memelukmu seperti biasa. Tubuhku kotor karena penuh luka." Ucapnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com