webnovel

Aura memikat

"Lina jadi cowok ganteng tadi siapa kamu..?? kenalin dong dia tuh ganteng tapi imut bikin gemes deh.."

"Iya lin aku juga mau dong dikenalin. Sekarang dia tinggal di rumah kamu yaa??" teman teman lina mulai sibuk minta di kenalin karna terpesona dengan aura kegantengan adam si cowok kw. Amanda memang gadis yang cantik tubuhnya tinggi semampai, dadanya yang tak begitu besar membuatnya tak kesulitan menyembunyikan identitasnya.

"Lin kok bengong sih dari tadi.." Lina hanya bengong memikirkan rahasia besar yang sedang bersembunyi di rumahnya. Bagaimana dia bisa ikut berpura pura seakan akan tamu yang baru datang adalah seorang lelaki, jelas jelas kini dia mengetahui bahwa adam adalah Amanda, dia takut akan salah berucap nantinya.Tapi dia sudah berjanji pada amanda karna keluarganya danudirja sudah cukup banyak membantu keluarganya membantu biaya pendidikannya waktu kecil, termasuk membantu biaya pengobatan almarhum ayahnya dulu.

"Emm..namanya kak Adam dia dari jakarta kesini libur kuliah dia saudara jauh aku." jawab Lina dengan sedikit ragu.

"Liburnya lama gak..?"

"Aku juga kurang tau.." Lina mengangkat bahunya. "Lebih baik kalian jangan terlalu ngebet deketin dia."

"Emangnya kenapa??dia udah punya pacar ya?"

"Sepertinya begitu.." Lina hanya risih kalau teman temannya sering bertanya dan selalu penasaran.karna Lina gak mau ribet untuk mencari jawaban dari satu kebohongan yang akan melahirkan ribuan kebohongan lainnya.

.

.

.

"Mbok sekarang aku manggilnya bibi ya.."

"Boleh.." Amanda membantu minah menyiapkan makan malam.

"Oh ya bibi kenal gak sama keluarga Adinata??"

"Kakak kog kenal sama keluarga Adinata??" Lina sedikit terkejut karna keluarga Adinata adalah keluarga paling terpandang di kampung ini.

"iya jadi kemaren aku di kasih tumpangan sama cowok yang namanya Dirga"

"Serius kak??"

"iya dia orangnya baik.."

"Nak Dirga teh anaknya juragan yang punya kebun teh disini, dia bos nya bibi.."

"jadi kak Dirga udah pulang dari jakartaa??" ucap lina penuh semangat matanya begitu berbinar membicarakan tentang Dirga.

" Oh ya bi besok aku boleh gak ikut bantuin di kebun teh, dari pada gak ada kerjaan"

"Boleh nak besok bibi bilangin sama mandornya dulu ya.."

"oke bii tapi jangan lupa nama aku sekarang Adam ya.."

"Eh tau gak kak temen temen aku ngefans lo sama kakak, katanya kakak tuh ganteng kyak oppa korea." Mereka bertiga saling pandang lalu kompak ketawa renyah. mereka melanjutkan mengobrol setelah menyelesaikan makan malamnya.

.

.

.

Matahari mulai terbit dari ufuk timur para pekerja mulai memadati hamparan kebuh teh untuk mulai memetik daun teh, begitu pula bi minah,Lina ,dan Amanda. Setelah mendapatkan ijin dari mandor amanda mulai bekerja, dia mengamati pekerja yang lainnya sebelum mulai memetik daun. Awalnya Amanda bingung daun yang mana yang harus di petik karna semua tampak sama. Walaupun nanti pun juga akan di sortir di pabrik.

"Nak Adam capek?"

"Lumayan bi pegel kakinya berdiri terus"

"istirahat dulu gakpapa kog.."

"Ah gak lah masak aku yang masih muda gini kalah sama para pekerja disini yang tua tua. gengsi dong.."

Setelah cukup lama karna matahari sudah semakin terik mereka mulai beranjak dari perkebunan untuk menyetorkan hasil petikan mereka.Ternyata upah yang didapat adalah harian, Amanda juga mendapatkan upah dari hasil keringatnya, walaupun tak seberapa tak seperti uang jajannya selama ini, tapi dia bangga ternyata dia mampu bekerja disini terlepas dari segala bantuan atribut Danudirja.

Saat akan pulang Amanda menabrak bahu seseorang karna terlalu senang mendapat upah sampai tak melihat jalan.

"Maaf maaf gak sengaja.."

"Eh elo bro..siapa nama lo kemaren?? aaahh. Adam ya?"

"Oh kamu Dirga kebetulan sekali. Kamu ngapain disini kamu kan juragan seharusnya kamu duduk manis di rumah.." sindir Amanda

"Gue tadi abis joging sekalian ngecek laporan. Loe sendiri ngapain disini?? ikut kerja?"

"Iya dari pada liburan di rumah aja mending gue kerja cari pengalaman hihihi.."

"Abis ini ikut gue aja , gue temenin keliling."

"Boleh juga, tapi gak ngerepotin loe kan..?"

"Tenang aja deh pokoknya.." Dirga antusias ingin mengajak teman barunya menjelajahi kawasan milik keluarga adinata.

Lina tampak melihat dari kejauhan kalau amanda sedang berbicara dengan seseorang. "Itu kan kak Dirga" dia berlari menyusul amanda.

"Kak Adam tungguin.. eh ada kak dirga apa kabar..??"

"Eh kamu lin baik kok udah selesai kerjanya??"

"udah kak ini mau pulang."

"Eh kok kamu kenal sih sama Adam?"

"Iya Lina masih sepupuan sama gue. Saudara jauh gitu.." amanda menyela sebelum Lina menjawab.

"Oh jadi kemaren alamat yang lo tuju itu rumah bi minah?? gue cukup kenal sih sama almarhum suaminya, cuma belum pernah kerumahnya jadi gak tau deh."

"Lina aku mau di ajak keliling sama dirga,kamu pulang duluan ya!"

"Emm aku boleh ikut gak kak." Lina menatap Dirga seakan merayu agat di bolehkan ikut.

"Boleh."

Amanda menyadari Lina rupanya punya ketertarikan pada Dirga, dari caranya menatap dirga ada binar yang tak bisa dijelaskan, dan saat makan malam kemarin Lina pun tampak gembira membahas keluarga Adinata.

Ya Dirga memang termasuk kategori pria idaman dia ganteng dengan alis tebal, rahang tegas dengan pipi yang sedikit cubby,dengan wajah dan kulit khas indonesia.

Terlepas dari segala bentuk fisiknya Dirga adalah seorang pemuda yang cukup mapan, selain bayang bayang ayahnya yang seorang juragan perkebunan teh, rupanya dia juga sudah mulai membantu ayahnya sejak mulai lulus kuliah terlebih sekarang ayah nya sudah mulai sakit sakitan karna mengidap hipertensi sehingga tidak boleh perpikir terlalu keras.

Adam alias Amanda,Lina dan Dirga berjalan keluar dari area perkebunan, disepanjang perjalan ada ibu ibu dan juga gadis gadis yang juga baru pulang berkebun melihat mera sambil berbisik bisik.

"Sekarang disini ada 2 Cowok super ganteng."

"iya yang satu juragan yang satu artis kali ya.."

"ihh itu kira kira mau gak ya saya jadiin calon mantu"salah satu ibu nyeletuk

"Eh ibu tau gak itu kan saudara nya Lina yang datang dari jakarta." ucap salah satu gadis kepada ibunya rupanya dia adalah salah satu teman Lina.

Mereka pun terkejut tak percaya. "mereka punya susuk kali yah?? auranya bener bener pemancar dan menyilaukan.."

Nächstes Kapitel