"Aku memiliki hubungan dengan penyihir itu? Tampaknya kau ini memiliki imajinasi yang cukup luas," ucap Nenek Gipsa dengan santai.
Namara merasa cukup cemberut. "Kalau begitu kenapa kau tidak mau mengatakan apa-apa? Aku yakin kau mengetahui tentang itu, terutama anak panah ini," ucapnya.
Akhirnya Nenek Gipsa menghela napas. "Dengar, Nak. Anak panah ini sudah satu set dengan busur panahnya. Ini memang bukan anak panah biasa. Lihat saja, bahan yang digunakan."
"Itu kayu, bukan?" Kening Namara berkerut.
"Benar. Namun, kayu itu sudah bisa disamakan dengan logam yang ada di dunia ini. Jadi kau tahulah. Apa di benua Saint Kingglen ini ada kayu semacam ini?"
"Apa maksudmu?"
Gallos menyikut lengan Namara. "Itu bukan berasal dari Sain Kingglen," bisiknya.
"Tepat sekali." Nenek Gipsa mengangguk setuju dengan ucapan Gallos.
"Ini … bukan berasal dari benua Saint Kingglen?" Namara benar-benar terkejut mendengar ini. "Jadi, ada tempat lain di luar benua Saint Kingglen?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com