webnovel

Ganjaran setimpal

Usai pemakaman dilakukan, sebagai bentuk rasa hormat dan duka yang mendalam atas kepergian Suci, sekolah hari ini di liburkan. Sesuai instruksi dari pak Gibran dan bu Weni selaku kepala serta wakil sekolah.

Pak Gibran enggan kembali ke rumah, dia justru kembali ke sekolah dengan rasa hampa di dalam hatinya. Begitu dia tiba di depan pintu gerbang sekolah, tatapan pak Gibran seolah mendadak tertuju pada tempat dimana Suci berdiri ketika hujan sedang datang mengguyur kota itu.

Pak Gibran mendadak menghentikan mobilnya, dia menatap fokus ke arah itu sejenak, baru kemudian kembali melajukan mobilnya hingga masuk ke halaman sekolah.

Kembali pak Gibran menangis se masih duduk di dalam mobilnya. Di sekolah itu, begitu banyak kenangan manis dan kenangan konyol lainnya tentang Suci di sekolah itu. Sehingga pak Gibran begitu mengalami duka yang sangat mendalam.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel