"Sepertinya kau memang sangat mengantuk," ujar Devano lagi.
"Hehe, aku cukup sibuk seharian ini. Lebih tepatnya menyibukkan diri, untuk menutupi kesedihanku karena setelah ini aku akan berpisah dengan kakak. Tidak ada lagi yang akan menjadi teman yang akan aku ajak berdebat dan berkelahi tentunya, tapi semua itu karena kami saling menyayangi dan mengasihi," sahut Khanza menjelaskan.
"Sayang, sssttt… kau masih memiliki aku, aku yang akan menjadi teman yang jauh lebih mampu membuatmu kesal nantinya," ujar Devano kembali mencoba menghibur Khanza.
Khanza memelototinya, karena dia merasa Devano justru meledeknya.
"Bukankah setelah ini, kita yang akan berada di suatu acara menyusul kebahagiaan kak Arumi?"
"A,apa maksudmu?" tanya Khanza gugup. Sebenarnya dia mengerti kemana arah ucapan Devano, hanya saja dai tak ingin terlalu percaya diri.
"Hem, kita juga akan segera menikah bukan?" ucap Devano dengan tegas lalu meraih tangan Khanza untuk berada dalam genggamannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com