Tiba dirumah, Khanza langsung saja melakukan panggilan telepon pada Devano. Dia tak ingin membuat Devano marah karena sudah mengabaikan panggilan teleponnya beberapa kali.
Entah sudah berapa kali dia melakukan panggilan pada Devano, tapi tak juga mendapat respon dari Devano. Membuat Khanza sedikit frustasi, dia berpikir berat.
Malam ini pun Khanza tak dapat memejamkan matanya sedetikpun. Tiba-tiba dia rindu, meski baru saja beberapa jam dia bertemu pak Gibran, dia menciumi dan memeluk pak Gibran, bahkan melakukan sudah meluapkan segala bentuk kerinduan di hati mereka.
Tapi detik ini, Khanza kian menggila. Sekujur tubuhnya bergetar, selalu menjelma bayangan pak Gibran. Khanza gelisah tak menentu, hasratnya meningkat, memaksanya harus segera bertemu dengan pak Gibran. Dia meraih ponselnya untuk menelpon pak Gibran, sekaligus dia ingin minta maaf akan ucapannya tadi.
Panggilan teleponnya tersambung, namun terdengar suara yang sangat mengejutkan dirinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com