webnovel

Tersisih (2)

Sudah dua jam lamanya Khanza berdiri seperti orang bodoh di halaman restoran tempatnya menunggu pak Gibran untuk datang. Berkali-kali dia merubah posisi untuk meredakan lelah juga jengah, dia masih setia memegangi kota kado beserta kota kue tart yang dia beli khusus untuk pak Gibran.

Berkali-kali dia mencoba untuk melakukan panggilan telpon pada pak Gibran. Tapi justru kini malah nomor yang di tuju nya sedang tidak aktif. Khanza geram, kedau kakinya terasa lemas dan dia ingin berteriak marah namun suaranya itu sulit di keluarkan.

"Heh, kau memang bodoh Khanza! Kau terlalu percaya diri akan perasaanmu itu, kau terlalu percaya diri akan semua hal yang berhubungan dengannya, apa kau lupa siapa kau baginya? apa kau lupa batasanmu?" Khanza berbicara sendiri. Diai terduduk kembali dengan posisi nya di dekat sepeda mini nya yang sejak tadi selalu setia menemaninya

Air mata pun mulai membasahi pipi Khanza

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel