webnovel

Bab 11 - Menurunkan Hujan!!!!

Debu akan naik pada ke atmosfer yang berasal dari kayu yang terbakar, lalu merusak atmosfer dan menyebabkan hujan turun.

Ini adalah tekhik dasar di balik insiden di mana hujan akan turun setelah kebakaran besar. Tama pernah membaca di sebuah blog tentang metode ini, jadi dia pikir itu juga bisa terjadi di sini.

Ada beberapa awan yang bercahaya di langit, bukan sebuah situasi tanpa harapan, di mana saat ini langit sedang berwarna biru cerah.

Empat jam sesudahnya.

Semua penduduk desa tengah merobohkan rumah kosong secara bersama, tidak ada pohon atau bangunan lain di sekitar rumah, jadi mereka tidak perlu khawatir tentang apa pun yang bisa menangkap bunga api dan terbakar.

kayu runtuhan rumah lalu diletakkan ditengah ladang kepala desa, disusun seperti api unggun yang tingginya hingga berapa meter.

"Baiklah ini saatnya, mari kita lakukan doa hujan sekarang dan semoga ini berhasil, meskipun kita hanya menyalakan api dan menunggu hujan turun, jadi tidak perlu berkumpul lagi disini, mungkin beberapa orang bisa tinggal menonton dan membantu, lalu yang lain bisa kembali ke rumah,.." ungkap Tama.

Saat dia mengatakan itu, Tama mengeluarkan korek dari sakunya dan menyalakan sepotong sedotan. Ada keributan kecil dari penduduk ketika dia menyalakan jerami, namun itu tidak terdengar samar-samar, mungkin terdengar seperti ini "Seperti yang diharapkan dari Tuan Tama".

Tama lantas berpikir, mengapa mereka menambahkan "Tuan" ke nama saya, tetapi untuk sekarang dia pura-pura tidak mendengarnya.

Setelah dinyalakan, sedotan dan kayu segera terbakar, terbakar seperti bola api raksasa.

Orang-orang di sekitarnya menjaga jarak dari ladang karena kobaran api yang sangat besar dan duduk di mana pun mereka suka, untuk menonton api.

Tama juga mundur dari api dan duduk di tempat yang dirasa aman dari jangkauan kobaran api.

"...… Aku dengan gegabah mengatakan akan membuat hujan turun, tapi aku bertanya-tanya apakah itu benar-benar akan terjadi? Ini tidak seperti apa yang kupikirkan, aku yakin pasti akan membuat hujan turun meskipun banyak yang menuliskan metode ini diberbagai blog yang telah ku baca,"

Sudah terlambat untuk menyesali telah berkata "Aku akan membawakan kalian hujan" dengan begitu penuh percaya diri.

Tama mungkin telah menjadi sedikit percaya akan dirinya sendiri setelah datang ke dunia ini, lalu melihat efek luar biasa dari Hemaviton-plus, dan melihat wajah-wajah bahagia penduduk desa setelah pemberian makan darurat.

Sepertinya dia akan mempermalukan dirinya sendiri jika metode ini tidak berhasil mendatangkan hujan, namun semua sudah terlambat.

"kak Tama!!!"

Di belakang Tama, yang sedang berkeringat deras akibat panasnya suhu dari kobaran api, terdengar suara Nadin.

"Bisakah aku duduk di sebelah anda,?"

"oh, silahkan dengan senang hati,!?!?" Tama menjawab pertanyaan Nadin dan mempersilahkan duduk disebelahnya.

"Terima kasih banyak," Nadin berterima kasih pada Tama dan duduk di sebelahnya, diam-diam memperhatikan kobaran api yang membumbung.

Dilihat dari ekspresi Nadin yang lembut, seakan tidak ada keraguan sedikitpun bahwa hujan akan segera turun. Melirik Nadin dengan tatapan seperti itu, membuat Tama menjadi semakin menyesal.

"Aduh ini percuma saja, aku sudah membuat janji yang tidak pasti tanpa dukungan yang tepat, bukan begitu," bathin Tama.

Tetapi bahkan ketika Tama menyesalinya, Tama tetap berdoa dalam hatinya ketika dia melihat asap naik ke langit, seraya berkata, "Tolong, hujan turun, tolong turunlah,"

"kakak Tama!!!"

"Iya nih?"

Saat Tama melihat ke atas langit, seraya berdoa dari hatinya, tiba-tiba Nadin memulai pembicaraan dengannya meskipun pandangan Nadin masih menuju kedalam api unggun.

"kak tama,!?! kenapa kamu datang ke desa kami,...?!?"

"Jika kamu bertanya mengapa .... maka akan kujawab itu karena secara kebetulan desa kalian berada dekat dari rumahku,"

Tama tanpa berpikir panjang menjawab seperti itu, mungkin karena saat ini dia sibuk memikirkan hujan sehingga dia tidak sempat mecerna pertanyaan dari Nadin dengan baik dan benar. Mendengar hal itu membuat Nadin memandang kearahnya sebentar lantas melepaskan senyuman manis.

"benarkah seperti itu kak,?!? akan tetapi, meskipun Anda datang ke desa kami secara kebetulan dan tidak disengaja, namun ketidaksengajaan Anda itu telah menyelamatkan banyak orang termaksuk ayah ku, Saya sangat berterima kasih atas semua ini,!!!!" ungkap Nadin dengan penuh senyuman yang sangat berarti.

"Eh? Ah, tidak, tidak, saya sangat senang bisa melayani …. ah, sial apa yang ku katakan tadi,!!!!"

Tama akhirnya menyadari akan ucapannya yang barusan dia lontarkan kepada Nadin, dia secara tidak sengaja mengatakan tentang kebenarannya. Itu sangat berbanding terbalik dengan penjelasan pertama terhadap warga yang pertama dia temui bahwa "aku tersesat dan tiba-tiba menemukan desa ini", dan penjelasannya ke Nadin berbeda.

Meskipun dia tahu bahwa rumahnya ada di dekatnya, kebohongannya kecilnya telah diketahui sejak awal, jadi sebenarnya, itu tidak masalah lagi buatnya.

Tama tentu saja berjaga-jaga karena dia pikir dia akan mendapatkan pertanyaan seperti "Terdekat? Di mana? ", Tetapi Nadin tidak menanyakan sesuatu semacam itu secara khusus, jadi dia sekali lagi kembali menonton kobaran api yang kian besar.

Tama Melihat Nadin dari samping, dan hal itu membuatnya ingin bertanya sesuatu padanya, "Apakah kamu tidak akan bertanya apa-apa?", Tetapi karena dia tidak ingin menggali kuburnya sendiri jadi dia urungkan niatnya untuk bertanya seperti itu.

Sebaliknya sebagai gantinya, dia memutuskan untuk membahas tentang hasil dari metode membuat hujan dengan Nadin.

"Um, Nadin,!!"

"Iya nih?"

Nadin sontak menoleh ketika mendengar Tama memanggilnya, wajahnya kini tidak lagi menunjukkan kelelahan, mungkin itu karena Hemaviton-plus yang dia minum pagi ini atau bubur yang dia makan tadi siang. Ekspresinya tampak penuh semangat.

Tama terpesona melihat wajah Nadin yang sungguh sangat menawan, yang diterangi oleh nyala api unggun yang berwarna merah, Tama lantas secara spontan berpikir, "Aah, gadis ini benar-benar cantik," tetapi ketika Nadin memiringkan kepalanya dengan ragu, dia mulai berbicara masalah utama dengan gugup.

"Sebelumnya aku minta maaf, karena aku benar-benar harus mengatakan ini sebelum kita memulai doa hujan, tetapi meskipun metode ini benar memiliki peluang besar untuk membuat turun hujan, itu belum berarti pasti. Jadi karena itu, kalau-kalau hujan benar-benar tidak turun .... maka aku mohon maaf,!?!?"

Saat Tama meminta maaf seperti yang dikatakannya, Nadin menunjukkan ekspresi yang sedikit terkejut, tetapi kemudian tersenyum lebar.

"Seperti yang terjadi dimasa lalu, Dewa air adalah karakter yang sering berubah-ubah, jadi tidak apa-apa. Semua orang di desa mengerti akan hal itu,

"Dewa air,?!?"

"Betul . Tetapi jika bahkan permohonan kak Tama tidak berhasil, maka mungkin Dewa air benar-benar murung, ya,"

Nadin tertawa kecil ketika mengatakan itu, kini giliran Tama yang memiringkan kepalanya dengan ragu. Nama Dewa air keluar ketika dia mendiskusikan doa hujan dengan Nadin dan kepala suku, sepertinya itu adalah nama dewa air.

Namun, apa yang dia maksud dengan "bahkan jika permohonan ku...."

"Umm, apa yang kamu ... hm?"

Saat Tama hendak bertanya apa maksudnya, sesuatu dengan ringan dan basah jatuh di pipi Tama.

Terkejut, dia lantas melihat ke langit, dan ada awan hitam yang muncul entah dari mana.

Kemudian setelah beberapa detik, tetesan besar hujan turun sejauh mata memandang.

"R, hujan! Sedang hujan!"

"Luar biasa!!!!! Tuan Tama benar-benar luar biasa,!!!"

Puji penduduk desa satu persatu, sebagai tanda kebahagiaan yang mereka rasakan di tengah hujan lebat seperti hujan sore musim panas.

Di tengah hujan deras, Tama lantas bergumam, "Itu benar-benar turun ...…", saat dia dengan heran melihat ke langit yang sedang menangis.

Di sebelahnya, Nadin berkata, "Benar-benar, yang berubah-ubah," ketika dia melihat ke langit bersama dengannya.

Nanti setelah pulang ke Indonesia Tama berencana untuk menghubungi ayahnya melalui telfon, dia ingin melaporkan secara pribadi mengenai situasi tempat tinggalnya di villa (kecuali mengenai dunia lain).

"Ngomong-ngomong, tempo hari ada kebakaran di dekat rumah, namun tidak lama hujan turun tepat setelah kebakaran itu terjadi,!!!! jadi metode tentang kebakaran besar bisa menurunkan hujan benar benar terbukti yah,"

Jawaban ayahnya:

"Yah, itu mungkin hanya kebetulan, bukan,.?!? suatu hari ada sebuah kebakaran hutan di Amerika dan hujan tidak turun selama beberapa hari sehingga membuat api semakin besar, bukan kah itu sebuah kebetulan, itu pasti akibat ketidakstabilan atmosfer yang membuat awan hujan terbentuk,"

Tanpa sadar tangan Tama terasa menggigil begitu kuat hingga dia menjatuhkan ponsel.

Nächstes Kapitel