"Lantas bagaimana acara lamarannya?" Bima bertanya setelah mereka masuk mobil dan meluncur keluar dari area bandara Schiphol.
"Saat ini keadaan Oma lebih penting, Bim." Anya menatap lurus ke depan, ke arah jalanan yang dibelah oleh laju kencang mobil Bima.
Sementara Amoka yang duduk di belakang hanya bisa duduk pasrah memandang gunpla yang selalu ia bawa kemana pun.
"Apa Aa sudah tahu?"
"Aku belum kasih tahu."
"Aku hubungi sekarang ya?"
"Jangan sekarang, Bim. Biar nanti aku saja."
"OK." Bima menghela nafas samar sambil menginjak pedal gas mobilnya lebih dalam.
Anya tidak pernah menyangka Oma akan mengalami serangan jantung selepas ia dan Amoka meninggalkan Utrecht dan Eve yang kalut tiba-tiba menghubunginya sambil terisak karena panik tepat saat Anya dan Amoka akan memasuki boarding pass.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com