Sambil membawa selembar kertas putih berukuran A3 bertuliskan nama 'BPK. TEUKU ABDULLAH SALEH', Artha dengan sabar menunggu kedatangan keluarga Anya di bandara.
Ia datang bersama Jovan dan Amor yang begitu antusias ingin juga menjemput keluarga Anya. Sementara Anya menunggu di rumah ditemani ibu mertua Amor dan si kembar.
"Lo bilang jam dua kan? Kenapa mereka belum datang juga sih?" tanya Amor kembali bertanya sambil berjalan mondar-mandir di depan Artha dan suaminya.
"Sabar. Kayak nggak pernah naik pesawat lo! Bisa aja mereka terlambat karena delay. Udah lumrah," Artha menyahut sedikit kesal dengan ketidak sabaran Amor.
Ikut gemas dengan tingkah hiperaktif istrinya, Jovan menarik istrinya lalu menguncinya dengan rangkulan protektifnya. Menjepit kepala Amor di ketiaknya.
Lima belas menit kemudian, dari arah pintu kedatangan, sosok yang ditunggu-tunggu oleh mereka akhirnya muncul. Senyum sumringah Artha terbit. Akhirnya yang dinanti-nanti muncul juga.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com