webnovel

Emely, Beti dan Sang Selir

*Istana mawar 7 tahun setelah Selir wafat

Hembusan angin sejuk sepoi-sepoi di pagi hari. Terdengar suara katak melompat bersembunyi mendengar suara langkah kakiku. Embun pagi di atas dedaunan itu, butiran air bening tanpa noda.

Ku langkahkan kakiku, disepanjang jalan tercium aroma mawar putih kesukaan ibuku, angin membawa aroma itu sampai ke istana. Kupetik setangkai mawar putih, dan melanjutkan langkah ku.

Tanpa kusadari aku berada tepat di depan sebuah batu nisan Ibunda. Ku rasakan angin ini berhembus, kubiarkan pakaian ku menari-nari karenanya, agar ia mungkin dapat menyampaikan salam rinduku pada ibu.

"Ibunda, saya di sini. Usiaku sudah 14 tahun. Ini waktunya aku akan menepati janjiku untuk pergi ke timur". Mata Athanasia berbinar, memantapkan hatinya dan berbicara dengan suara lembut dan lantang di depan kuburan ibunya.

Terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari belakang. Terisak-isak memanggil, semakin lama semakin dekat.

"Tuan putri, ternyata anda berada di sini! saya sangat mengkhawatirkan anda". Ujar Beti pelayan Athanasia dengan terengah-engah

Wajah Beti mengkerut entah karena bercampur aduk dengan kekhawatiran dan rasa kesal karena aku tiba-tiba menghilang. Aku selalu membuat nya khawatir setiap kali aku pergi menjenguk ibu. Itu karena aku ingin sendirian bersama ibu.

"Tuan putri, mengapa anda bengong? bisakah anda memberitahu kan pada saya jika anda akan berziarah?... Aku bisa mempersiapkan semua yang putri butuhkan. Kenapa anda selalu menghilang begitu saja jika ingin berziarah?" Wajah Beti mulai cemberut, pupil matanya membesar dan bibirnya mengernyit...

"Tenang lah Beti, aku baik-baik saja. Aku berjanji padamu, ini akan jadi yang terakhir kalinya. Aku akan memberitahukan kepadamu ketika aku akan pergi, sehingga kamu tidak perlu sampai memarahi ku seperti ini." Ujar Athanasia dengan tenang.

"Ah putri, aku tidak berani untuk memarahimu. Bagaimana mungkin aku bisa memarahi anda." Balas Beti dengan muka sedih.

"Sudahlah, mari kita kembali". Kata Athanasia.

Beti adalah salah satu pelayan dari 2 pelayan yang diberikan padaku oleh ayahanda. sifat keibuannya membuat ku nyaman di dekatnya. Dia lebih tua 2 tahun dariku. Ia rajin dan blak-blakkan. Namun ia sangatlah ceroboh. Ketika dia marah, wajahnya terlihat lucu dan menggemaskan. Dia adalah pelayan yang kuanggap sebagai saudara ku.

Pelayan kedua adalah Emely. Dia 8 tahun lebih tua dariku. Dia sangat dewasa dan tau cara untuk bertindak. Dia sangat cerdik sehingga aku bisa terhindar dari berbagai masalah.

Saat Duchess dan Kaka tiriku datang untuk mengganggu di kediaman istana mawar, Emely membuat suatu strategi yang sangat brilian untuk membuat ibu dan anak itu berhenti datang menggangguku.

Mulai dari memenuhi kediaman dengan kodok-kodok yang menurut wanita kalangan bangsawan itu adalah suatu hal yang menjijikkan, sampai membuat Duchess Riani dan Kaka Perempuanku Ritna seolah-olah tersandung dengan natural dan jatuh tepat di atas lumpur yang telah tercampur dengan berbagai macam tinja binatang. Bahkan aroma busuk setelah mereka terjatuh di kubangan lumpur itu memerlukan beberapa hari untuk bisa hilang.

Emely juga pandai ilmu bela diri, ia bisa mengalahkan 3 orang pria sekaligus tanpa memerlukan bantuan dari orang lain. Itulah kehebatan Emely.

Emely menjadi pelayanku saat usianya 15 tahun. Sedangkan Beti saat itu berusia 9 tahun. Mereka menawarkan diri mereka untuk menjadi pelayan kami, ketika pelayan yang lainnya enggan untuk menjadi pelayan kami.

Saat itu Beti bukanlah pelayan resmi keluarga Duke. Sebenarnya Beti adalah anak gelandangan pinggiran kota yang dikasihani oleh Emely.

Emely membawa Beti secara diam-diam untuk tinggal di istana karena Beti sebatang kara. Namun persembunyian Beti terungkap saat tidak ada satupun pelayan yang mau mendampingi Putri Athanasia dan Selir Caroline, selain Emely. Beti keluar dari persembunyiannya dan mengajukan diri.

Seharusnya Emely dan Beti akan mendapatkan hukuman atas tindakan mereka. Emely akan mendapatkan hukuman cambuk karena secara diam-diam memasukkan seseorang kekediaman Duke tanpa izin yang sah dan kehilangan pekerjaannya. Sedangkan Beti akan di usir dari Kota wilayah Duke. Namun karena mereka bersedia untuk menjadi pelayan di istana mawar, maka mereka terlepas dari hukuman.

Keluarga Emely bergelar Viscount, Ia menjadi pelayan keluarga Duke setelah Ayahnya meninggal dunia akibat perang di wilayah perbatasan selatan benua antara kekaisaran melawan suku barbarian. Dan ibunya meninggal setelah nya akibat tak kuasa melawan kesedihan di tinggal mati Viscount.

Kemudian keluarganya di basmi oleh kekaisaran atas tuduhan pemberontak karena membantu pihak suku barbarian pada perang yang disebut Visbar. Emely kehilangan gelar bangsawannya dan nama keluarganya dihapuskan dari sejarah kekaisaran.

Emely adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian keluarga Viscount Karmel oleh kekaisaran, karena seorang wanita menyelamatkannya dan menyembunyikan ia di kediamannya.

Selama 2 tahun Emely dirawat oleh wanita itu. Saat itu Emely berusia 5 tahun, ia bersama dengan seorang ibu susunya. Setelah ia berusia 7 tahun, ia dan ibu susunya meninggalkan kediaman wanita itu. Wanita itu enggan melepaskan mereka pergi, namun ibu susu Emely bersih keras untuk pergi karena harus menjalankan pesan terakhir mendiang istri Viscount tuanya. Mereka pergi keluar dari kota Niela.

5 tahun kemudian Emely kembali ke kota Niela dan mencari wanita yang menyelamatkannya. Namun kediaman itu didapatinya telah kosong. Seperti sudah lama tidak berpenghuni. Dengan bantuan lukisan yang berisi wajah dari wanita itu, Ia masih mengingat wajah wanita itu.

Matanya bulat simetris, bola matanya besar berbinar. Ketulusan tersirat di wajahnya. Senyuman tipis yang ada di wajah wanita itu membuat kehangatan bagi yang melihatnya. Rambutnya bergelombang hitam pekat. Wanita itu selalu mengenakan pakaian berwarna putih. Ia adalah seorang pelayan di restoran makan yang terlihat seperti seorang malaikat.

Tak kunjung menyerah, Emely terus mencari wanita yang menyelamatkannya waktu itu, ia pergi ke tempat wanita itu bekerja dan tidak mendapatkan hasil apa-apa.

Setelah 3 bulan berkelana di kota Niela, dan tak mendapatkan titik terang dari pencariannya, secara tak sengaja ia bertemu dengan seorang wanita paru baya kenalan wanita itu. Ia adalah mantan teman kerja wanita itu yang bernama Roslin.

Roslin tak sengaja melihat lukisan wajah, teman wanitanya saat Emely duduk dan bersantai di pinggiran sungai sambil menatap lukisan itu. Mereka bertegur sapa dan Roslin menjawab semua pertanyaan Emely mengenai wanita itu. Setelah percakapan yang panjang, Emely pamit undur diri dan sangat berterimakasih atas informasi yang diberikan Roslin padanya. Kini ia tahu harus kemana dan berbuat apa.

Emely berjalan pulang ke kediaman wanita itu. Ia tak menyangka wanita yang menyelamatkan dulu yang seorang pelayan dan tak memiliki gelar bangsawan apapun, kini memiliki posisi yang tinggi.

Wanita itu kini adalah selir seorang bangsawan Duke Karen, penguasa kota Niela. Ternyata 4 bulan setelah mereka pergi ke luar kota Niela, Duke Karen mengangkatnya sebagai selir. Dan sekarang mereka memiliki seorang putri yang berusia 4 tahun. Emely merubah strategi nya dan ingin masuk ke kediaman Duke Karen sebagai pelayan agar ia bisa membalas jasa dari sang selir. Namun ia yang sekarang tidak memiliki gelar bangsawan sama sekali. Para pelayan yang akan di terima minimal bergelar bangsawan Baron, orang terpelajar, atau dari kalangan biasa yang mendapat hak istimewa.

Emely memutuskan untuk mengambil pendidikan yang dipersiapkan untuk menjadi pelayan di kediaman keluarga Duke. Ia mendaftarkan dirinya dan lulus 2 tahun kemudian dengan nilai tertinggi dan sangat memuaskan, sehingga ia dapat masuk langsung menjadi pelayan tingkat 3.

Setelah masuk di kediaman Duke, Ia mencari tahu mengenai selir. Namun ia tak mendapatkan jejak sang selir di kediaman itu. Ia hanya mendengar para pelayan bergosip mengenai keberadaan selir itu dan seringkali ketika Duke Karen keluar istana, maka Duchess akan membawa pelayan-pelayannya pergi ke arah barat istana dan kembali dengan tertawa terbahak-bahak.

Emely akhirnya tau jika wanita yang menyelamatkan nya berada di istana mawar, bagian barat dari istana utama kediaman Duke Karen dari berbagai gosip yang beredar di istana. Ia menunggu kesempatan yang tepat untuk memberitahukan kepada selir Caroline bahwa dirinya telah kembali. Hingga 1 tahun berlalu dan muncullah kesempatan itu, ketika Putri Athanasia muncul.

Namun, sayangnya ia bahkan tidak sempat berterimakasih kepada Selir Caroline. Sebab ketika mereka tiba di istana mawar, Selir Caroline telah meninggal dunia.

Oleh sebab itu, Emely memantapkan hatinya untuk melindungi Putri Athanasia dengan nyawanya. Sebagai balas atas jasa bantuan yang pernah Selir Caroline berikan untuk nya.

***

Nächstes Kapitel