Dengan dadaku yang berdegup kencang, tanganku terulur untuk memutar kenop di depanku. Barusan Ia memanggilku dengan nama Gabriella, bukan Caroline. Kudorong salah satu dari pintu ganda perpustakaan yang berat itu, hanya setengahnya agar tubuhku bisa masuk ke dalam.
Saat aku masuk ruangan ini terlihat lebih gelap dari malam itu. Padahal ini masih sore... Keempat jendela besar di ruangan ini tertutup tirai tebal beludru berwarna biru tua. Perapian di pojok ruangan menyala dan mengeluarkan suara samar. Selain itu tidak ada lagi suara lain yang tertangkap oleh telingaku.
Kuedarkan pandanganku untuk mencari Vincent, tapi aku tidak menemukannya. Yang ada hanya Daniel Balthazar yang sedang duduk di sofabed yang dulu pernah kutempati. Sebuah buku tebal terbuka di pangkuannya, tapi kedua mata hazelnya sedang tertuju padaku.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com