webnovel

Pertemuan

Aku akhirnya pergi bersama Sota untuk membawanya pulang. Kami akhirnya tiba di depan rumah biasa yang bergaya biasa juga.

"Apakah ini rumahmu?" tanyaku dengan penasaran.

Aku melihat pintu di depanku. Sepertinya pintu didepan tidak dikunci. Aku menurunkan Sota yang berada di punggung ku.

"Onee-chan!!"

Sota yang berada disampingku berteriak dengan keras kedalam rumah.

Tiba tiba keluar seorang anak perempuan yang usianya hampir sama denganku. Dia membawa sebuah barang yang tampak berat.

Sepertinya dia sedang membersihkan rumah.

Perempuan itu memakai pakaian Kasual dengan rambutnya yang dikuncir.

Apakah dia kakaknya Sota?

Cantikk!!

Walau tidak setingkat Yukino namun dia masih tidak kalah jauh.

"Selamat datang So-"

Kakak Sota yang melihat keadaan Sota yang hidungnya berdarah lamgsung panik dia berlari langsung kearah Sota.

"Apa yang terjadi Sota?"

Tanya kakak sota sebelum dia membungkuk untuk membersihkan darahnya.

"Aku jatuh di jalan"

"Baiklah uhm.. aku akan membersihkannya"

Dia mengambil saputangan dan membersihkan darah yang ada di hidung Sota.

"Sepertinya dia baik-baik saja sekarang, jadi selamat tinggal"

Aku berkata dengan suara pelan.

Kakak sota yang mendengar suaraku akhirnya menoleh. Dia kaget melihatku. Sepertinya dia memang melupakan keberadaanku.

"Ah Sorry! Terimakasih karena membantunya"

"Tidak apa-apa, kalau begitu aku akan pamit dulu!! "

Aku yang sudah mau melangkah keluar seperti ditarik oleh sebuah tangan.

Aku menoleh dan itu ternyata adalah Sota.

"Sota! "

"Onii-san masuklah"

Sota berkata dengan senyuman yang jelas.

"Eh tapi?"

Aku bingung sebenarnya aku juga tidak ingin pulang namun aku tidak menyangka bahwa kakak Sota akan sanngat cantik!!

Ini tentu saja membuatku tidak nyaman.

"Gak apa-apa ayolah masuk. Aku juga ingin berterimakasih dan maaf aku tidak memerhatikanmu."

Gadis itu berkata dengan ekspresi meminta maaf.

-Didalam rumah Sota

Aku duduk di meja yang terdapat di ruangan tamu sepertinya. Kakak sota menyiapkan kopi untuk disuguhkan.

"Terimakasih"

Aku melihat-lihat disekitarku tampaknya ruangan ini baru dibersihkan. Aku bertanya tanya apakah dia semua yang membersihkannya.

Aku lalu mengambil kopi yang sudah disiapkan oleh kakak Sota.

*slurp*

Saat kopi masuk kedalam mulutku wajahku menjadi biru. Sial ini terlalu pahit. Apa dia lupa memberikan gula. Namun aku tidak mengucapkan hal tersebut dengan tegas. Mana bisa aku membuat ekspresi senyumnya menghilang.

Sota yang berada di dekatku seperti menyadari bahwa kopi itu bermasalah dia berkata dengan pelan yang hanya dapat didengar olehku.

"Apa kopinya terasa pahit Onii-san?"

Aku menjawab dengan suara pelan juga.

"Yeah. Sangat pahit!!"

Kakak Sota sepertinya tidak menyadari kami saling berbisik dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

Ah.. ini pasti wajahku. Wajahku yang diperban pasti membuatnya memikikirkan yang tidak tidak.

"Maaf. uhmm... Apa kau seorang berandalan?"

Mengapa kakak dan adik mempunyai logika semacam ini. Ah tidak semua orang diperban adalah berandalan!! ini yang ingin kukatakan namun aku tidak mungkin mengatakannya.

"Ti-Tidak tidak aku bukan berandalan"

Aku menjawab dengan suara kaku.

Aku merasa gugup dengan orang cantik.

"Ah maaf aku tidak bermaksud begitu"

"Tidak apa apa.. "

"Tidak mungkin dia berandalan Onee-chan. Karena dia sudah mentraktirku tadi."

Tidak Sota!! berandalan juga bisa mentraktirmu makanan!!

"Ohh begitu. Oh iya kenapa Sota bisa berdarah? "

"Tadi dia jatuh akibat dikejar anjing. Kebetulan aku melihatnya"

"Yaa.. untung Onii-san ada disana kalau tidak aku akan digigit oleh anjing itu" Sota berkata dengan ekspresi ngeri. Sepertinya dia masih trauma dengan kejadian tadi.

"Jadi itu alasan karena hidungnya berdarah. Maaf telah merepotkankanmu sampai kau harus membawanya pulang" jawab kaka Sota. Dia sepertinya sangat menyayangi Sota.

"Sota.. Sota itu hebat walau dia jatuh tapi dia tidak menamgis. Dia juga memberitahuku namanya dan alamatnya dengan jelas." Jawabku sambil memuji Sota.

"Ah makasih. Tapi seringkali dia merepotkan"

Aku yang meliahat ekspresinya hanya tersenyum. Saat aku melihatnya wajahnya dengan jelas aku teringat sesuatu. Yahh tidak salah lagi ini orangnya. Dia adalah Hori-san kelas satu tahun pertama.

"Ngomong-ngomong kau mengagumkan. Aku tidak percaya kau mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian"

Aku berkata dengan kagum. Karena sangat jarang anak perempuan membersihkan rumah sendirian.

"I-itu gak ada yang spesial"

Dia berkata dengan malu-malu.

Dia cantik.

"Ah aku lupa aku belum memperkenalkan namaku"

"Eh? Bukankah kau Hori kyouko siswi tahun pertama? " aku bertanya dengan penasaran. apakah aku salah dalam melihatnya namun itu tidak mungkin.

"Eh? "

Hori-san menampilkan ekspresi bingung dengan pertanyaanku.

"Apa kita satu sekolah? "

"Yeah kita satu sekolah Hori-san" jawabku dengan ekspresi bingung.

Hori-san yang mendengarkan ini terkejut dan berteriak.

"APA? "

Eh kenapa dia bisa bingung seperti itu apakah aku salah?.

--

(POV Hori Kyouko)

Aku Hori Kyouko aku berada pada tahun pertama. Sejak aku kecil orang tuaku selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Aku harus menjaga adikku jadi aku tidak punya waktu bermain dengan teman-teman sekelasku setelah pulang sekolah. Tapi aku sudah siap dengan itu. Aku tidak apa-apa sekarang. Lagipula aku juga tidak mau teman sekelasku melihat sisi lainku....

Namun didepan ku.

"Yeah kita satu sekolah Hori-san".

Didepanku terdapat anak laki laki yang sudah mengetahui identitasku!! Dan yang lebih parah aku tidak tau dia sama sekali.

Aku secara reflek berdiri dan berteriak.

Saat aku berdiri aku melihat anak laki-laki itu kebingungan. Gawat aku berteriak seenakku. Pasti dia mengira aku aneh.

"Uhmm maaf aku cuma kaget karena kita satu sekolah. "

Aku berkata sambil menundukkan kepalaku.

"Ti-tidak apa apa Hori-san "

Ah untunglah dia tidak menganggapku aneh.

Aku melihat kearahnya.

Aku mengira dia adalah berandalan karena wajahnya yang menutupi perban. Namun ternyata diah bukan Fiuh itu melegakan.

Namun aku tidak ingat pernah melihatnya disekolah. Jadi aku bertannya.

"Anoo maaf aku tidak mengenalmu. Apa kita satu kelas? "

Aku bertanya dengan gugup. Ini gawat bila dia ternyata satu kelas denganku.

"Ah tidak aku berada di kelas dua tahun pertama. Namun aku pernah melihatmu saat aku pergi kekelas Kenichi."

Oh. Jadi dia adalah teman Kenichi untung dia bukan teman sekelas kupikir. Tapi!! Ini juga berbahaya!!

Ah aku lupa tidak bertanya namanya. Bodohnya aku.

"Maaf aku lupa bertanya siapa namamu? "

Aku melihat ekspresinya namun sepertinya dia tidak menghiraukanku dari ekspresinya. Dia anak yang aneh.

"Na-namaku Yoshida"

Jawab anak itu sambil dengan tergagap. Apa dia selalu berbicara dengan gugup?

"Apa kau baik-baik saja Yoshida-kun"

Aku bertanya dengan kawatir.

"Maaf Hori-san a-aku jadi gugup kalau berbicara dengan orang cantik"

Eh?

Apa yang dia katakan!!

Aku cantik!!

Namun dia mengatakannya dengan ekspresi lurusnya. Dia aneh!!!

--

POV Yoshida

Sial mengapa aku harus gugup menghadapi orang cantik.

Hori-san pasti menganggap aku aneh.

"yo-yoshida-kun Aku punya permintaan padamu. "

Hori-san berbicara dengan serius sepertinya.

"Katakanlah Hori-san aku akan berusaha bila aku bisa"

"Bi-bisakah kau tidak memberitahukan kepada siapa siapa tentang aku tentang kehidupan sehari-harku?"

"Eh? apa cuma itu? baiklah aku tidak akan memberitahukan pada orang lain"

"Kau serius kan!! "

Hori-san menampakkan Ekspesi yang tidak mungkin aku tolak.

"Tentu saja aku akan. Aku berjanji tidak akan memberi tahu orang lain"

Walaupun aku tidak tahu kenapa dia tidak ingin ada orang yang tahu. Namun melihatnya tersenyum itu sudah cukup!!

"Ah maaf Hori-san aku harus pulang ini sudah malam."

"Eh? tapi Kopimu masih belum habis!"

Mana mungkin aku akan menghabiskan kopi itu!!

"Perutku tidak biasa dengan kopi Hori-san, maaf"

"Ah jadi begitu. Itu tidak bisa membantu."

Akhirnya aku berdiri dan bejalan keluar diikuti oleh 2 kakak beradik.

"Te-terimakasih untuk hari ini Hori-san"

"Tidak, aku yang harusnya berterimakasih padamu Yoshida-kun karena telah menyelamatkan Sota"

"Kalau begitu aku akan pulang. By Sota"

"Onii-san kapan kapan main kesini lagi"

"Oke oke Sota."

Akhirnya aku pergi dari rumah Hori-san. Saat aku jauh senyumku tidak ada lagi.

Aku memikirkan apa aku akan bisa hidup seperti mereka bahagia dengan orang yang dicintai. Aku melihat keatas.

Aku ingin cepat pulang karena sudah waltunya memeriksa mitra ini!!

==

Hori Kyoko dari Hirimiya

https://horimiya.fandom.com/wiki/Kyoko_Hori

==

System Transmigrasi

Status Charakter

Yoshida

Race : Human

Umur : 16

Pekerjaan : -

STR : 8

AGL : 7

VIT : 9

ENERGY : 5

CHM : 5

LUC : 3

-------------

Skils

Aktif :

Memasak Lv 5

Pemuas Nafsu LV 1

Pasif :

-------

Peralatan :

-

--------

Mitra :

-

-------

Inventaris (Disegel)

-

------

Toko ( Disegel )

------

Dungeon (Disegel)

Nächstes Kapitel