webnovel

9

Aku mengabaikannya begitu saja. Cinta? Terakhir kali aku merasakannya tepat 3 tahun yan lalu dan berakhir menyedihkan dan rasa itu sukses membuatku menjadi orang bodoh, aku rela melakukan apapun demi kekasihku yang sebenarnya hanya memanfaatkan diriku dan bisa-bisanya aku merasa sangat kehilangan saat kematian dirinya. Aku tidak akan mungkin merasakannya lagi, aku tidak akan merasakan sesuatu yang akan membuatku bodoh untuk kedua kalinya. Tidak, dan tidak akan lagi.

....

" hari ini kita akan berangkat ke New York, kalian ingat apa yang ahrus dilakukan bukan?" ucapku mengawali hari penjemputan ini. Awal dari pembalasanku.

" tentu"

" Chrysan, aku harap kau bisa menjaga dirimu selama aku pergi, nanti aku pasti akan menjemputmu" ujarku memeluknya

" tentu aku akan menjaga diriku, aku akan terus memantau kalian, jangan lepas jam tangan kalian apapun yang terjadi itu adalah satu-satunya cara agar aku bisa memastikan kalian tetap aman" balas Chrysan

" baik, kami pergi" kataku masuk kedalam van hitam yang akan membawa kami ke bandara.

Berat rasanya meninggalkan Chrysan sendirian karena aku takut jika Rex benar-benar mengincarnya selagi aku berada dimarkas, aku menganggapnya seperti adikku sendiri. Jika nanti waktu sudah memihak kepadaku aku akan pergi dan mengeluarkanmu dari masalah ini Chysan aku janji itu.

....

New York…

Kami tiba didepan gedung putih pencakar langit aku dan yang lainnya segera memasuk gedung tersebut. Akupun mulai mengamati sekitarku. " selamat datang di markas pembuatan robot canggih" ucap Jeon. Akupun berjalan perlahan dan juga ragu tapi, juga penasaran. Dilantai tiga, aku melihat ada banyak alat dan juga beberapa orang yang tengah terbaring dibawah alat yang seperti CT scan, yang terus bergerak kekanan dan kekeiri tanpa henti.

" itu adalah tempat perbaikan robot. Robot-robot yang rusak akan dibawa keruangan itu untuk discan bagian mana yang rusak dan segera diperbaiki. Kebanyakan yang diperbaiki disini adalah robot pekerja beberapa diantaranya adalah robot android milik konsumen kami" jelas Jeon.

Aku terus mengamati beberapa tempat dan jalan keluar yang memungkinkan diriku untuk kaur dari sini jika saat masa kudeta datang. Hampir saja aku terkecoh dengan tampilan mereka yang benar-benar mirip sekali dengan manusia. Lalu kami menaiki lift menuju lantai 4, disana aku juga melihat beberapa orang tengah terbaring tengkurap dan ada semacam alat seperti kaki laba-laba memainkan kepala belakang mereka.

" ini adalah tempat pembuatan robot dan manusia robot" Ucap Jeon

" manusia robot?" tanyaku

" sepertinya kau tidak perlu banyak bertanya, karena kau sudah terlalu banyak tahu" bisiknya ditelingaku

" iya, mereka adalah manusia robot sepertiku. Awalnya, aku sama seperti kalian lalu bossku mengganti beberapa hal yang aku tidak ketahui dan jadilah diriku yang sekarang. Apa masih belum jelas nona Clarissa?" jelasnya

" ya, aku sudah paham. Maaf sudah bertanya"

Yang lainnya tidak ada yang bertanya, akupun segera mengurungkan beberapa pertanyaanku yang lainnya. Jadi, mereka semua yang ada disini diculik? Tidak mungkin semua dari mereka bersuka rela memberikan hidupnya untuk diubah menjadi robot yang harus patuh pada perintah majikannya. Dan apakah mereka tahu masa lalu mereka sebelum menjadi robot seperti Jeon? Atau beberapa dari mereka mungkin saja dengan sengaja dibuat amnesia. Tega sekali Rex berbuat seperti ini pada orang lain.

Lalu setelah itu kami turun kelantai 3, disana ada suatu ruangan yang didalamnya terdapat banyak tabung yang berisikan para robot dan ada beberapa selang yang terhubung dengan mereka.

" disini adalah tempat para robot pekerja beristirahat setelah mereka sudah tidak dipakai lagi, mereka akan chass dan dipulihkan kembali. Sementara manusia robot nasib mereka bergantung pada keputusan Mr.Rex, aku tidak tahu mereka akan diapakan atau mungkin mereka mendapat temapt istirahat mereka sendiri, tapi, tempat istirahatku dikhususkan karena aku adalah manusia robot pertama yang dibuat olehnya." Jelas Jeon

' atau mungkin mereka tidak beristirahat namun, disiksa' pikiranku mulai mengarah pada arah yang negative karena tidak mungkin Rex tidak melakukan penyiksaan, dan aku yakin Jeon pernah merasakannya namun, ia tidak ingin menceritakannya.

" lalu kami tidur dimana Jeon?" tanya Steve

" kamar kalian ada diruangan yang berada dipojok sana, baiklah aku harus kembali kekamarku dulu. Besok pagi kita akan bertemu Mr.Rex" ucapnya lalu meninggalkan kami

' kasihan sekali dirimu Jeon, mungkin kau dulu bahagia tidak seperti sekarang' batinku

....

07.30 AM

Diruangan yang cukup dingin ini, aku duduk termenung melihat keluar jendela memandangi pemandangan luar New York. Youngboun sedang asyik berbicara dengan Clarissa, sementara Lucas masih terlelap diatas kasurnya. Dunia semakin aneh dengan banyaknya robot android yang dibuat. 'hhhh…' aku menghela nafas panjang dan merebahkan tubuhku diatas kasur. Lagipula belum ada kegiatan hari ini sepertinya yang lain juga masih asyik bersantai. Hei! Dimana Bimo?? Akupun langsung terbnagun dan keluar ruangan untuk mencarinya, bahaya jika ia bekeliaran sendirian. Didepan ruangan tidak ada, dimana ia?? Dan saat aku menoleh kekanan aku mendapatinya yang tengah mengendap-endap seperti sedang mengamati sesuatu dan ia berjalan kearah lift.

" Bimo! " panggilku, ia hanya menoleh dan mengisyaratkanku untuk diam.

' apa yang sebenarnya ia lakukan?' tanyaku dalam hati dan akupun mengikutinya.

" Bimo-ssi! Apa yang kau lakukan??" tanyaku heran

"sstt! Jangan keras-keras nanti dia bisa tahu" bisik Bimo

" dia? Dia siapa?"

" itu " jawabnya sambil menunujuk kearah wanita cantik berambut pirang dan bermata biru. Seketika akupun ikut terpesona melihat sosok wanita itu.

" dia cantik bukan?"

" sudahlah Bimo! Sebaiknya kita kembali kekamar kita, jangan melakukan hal yang aneh-aneh" cegahku menarik tangannya untuk kembali ke kamar kami

" Steve…. Jangan gegabah seperti ini, lebih baik kita amati dia"

" ya! Jinca Pabbo-ya! Kau yang jangan gegabah Bimo, kau tidak bisa melakukan sesuatu sesukamu disini!" omelku

" excuse me, What are you doing around here?" dan wanita itu menghampiri kami

' sial! Bimo berulah lagi! Bimo… Bimo kapan kau berhenti membuat ulah!' omelku dalam hati

" oh… hai cantik, kami…. Kami hanya melihat-lihat saja" jawab Bimo tersengir padanya.

Aku menepuk jidatku, betapa malunya aku mempunyai teman seperti dirinya. Damn it!!

" namaku Alexia, kalian pasti temannya Jeon" balas wanita bernama Alexia itu ia sungguh sangat manis dan cantik, akupun ikut tersenyum namun, nadanya terbata-bata atau jangan-jangan dia robot?.

" mari ikut aku. Kalian pasti belum tahu secara detail tentang tempat ini" ajaknya kamipun mengikutinya masuk kedalam lift, ia memencet tombol lantai 9. Rupanya gedung ini mempunyai banyak lantai, pantas saja dari luar terlihat sangat tinggi, dan jika diledakan dari bawah sudah pasti seperti tragedy WTC beberapa tahun silam.

Nächstes Kapitel