Sinopsis:
Shion dan Aon adalah saudara kandung.
Aon adalah uke yang dingin dan pemarah.
Shion adalah seme yang mesum dan romantis
_
_
"Aon, kau lupa mantelmu'
Ucap shion memamerkan mantel Aon.
Aon menoleh dan mengambil cepat. Dan mereka pun pergi ke sekolah.
"Kau jangan berani menyentuhku hari ini "
Ucap Aon menekankan dengan mata sinisnya.
"Iya, iya"
Shion menjawab ringan mengelus kepala adiknya itu.
"Cih, jangan perlakukan aku begitu"
Ucap Aon menyingkirkan tangan sang kakak.
Shion menjawab dengan tersenyum tipis.
Thump
"Po-pokoknya begitu dah"
Ucap Aon menutup wajahnya dan segera pergi ke kelasnya.
Shion hanya menatap sambil tersenyum kecil.
Dan
Slurp
lidah shion mulai mengelap mulutnya menatap Aon yang pergi.
Kelihatannya si seme mulai bertindak .
Aon masuk ke kelas dengan diam.
"Aon Kun, ini bekal untukmu"
Ucap salah satu gadis cantik di kelasku.
"Tidak"
Aku mengucapkan ringan lalu langsung duduk.
"Kyaa aon sama "
"Keren"
"Dingin"
Aon mengalihkan pandangannya ke arah jendela.
Dengan wajah super dingin dia menatap keluar.
Thump
Tiba tiba rembesan merah menghujani wajahnya.
Seketika teringat kemarin mereka melakukan itu...
"Ah .. shi-shion..cepat"
"Aon Chan, imut sekali"
"Shi-shion..cepat..!"
Sang kakak menghentikan mendorong. Membuat sang adik menjadi tidak puas.
"Cepat lah..!"
Gertak Aon ketika kenikmatan berhenti.
"Panggil aku "kakak" '
Ucap shion dengan senyum tipis.
"Ka....ka...kak"
Ucap Aon kesal terbata bata tetapi tidak mau kenikmatan ini berhenti.
"Iya..Aon Chan..!"
"Ah.. ka-kakak.."
Plak
Aon menampar pipinya pelan. Kemudian merapikan tas karena pelajaran akan dimulai.
"Dasar, shion selalu saja mencari kesempatan"
Kesal Aon dengan wajah dingin.
Selama di sekolah Aon dikenal sebagai super dingin. Karena wajahnya yang selalu datar dan jarang berbicara.
Tetapi bagi shion adiknya itu sangat imut dan pemarah.
Alias 'stundere".
Shion menatap jam dan tersenyum simpul. Sesekali menjilati lidahnya.
Kring
Jam makan siang . Shion segera mengambil kotak bekal lalu bergegas pergi menemui sang adik.
Sementara itu Aon membawa bekal makanan juga kemudian berjalan keluar.
Sesekali dihalangi para gadis yang menyukainya.
Aon dapat berlalu lalang dengan bebas. Tetapi wajahnya berubah ketika melihat kakak nya shion menunggu di tangga.
Dia mengayunkan tangan. Aon mengerti lalu pergi kesana.
"Wah Aon sangat populer"
Ucap shion merangkul tangannya.
"Berisik, cepatlah aku lapar"
Ucap Aon tidak peduli . Shion hanya tersenyum.
Mereka pun pergi ke atap.
"Kenapa kita disini?"
Tanya Aon menatap sekitar atap yang menurutnya panas.
"Neh,shio-
Aon berhenti ketika melihat shion meletakkan makanan dia di atas lantai. Kemudian mulai mendekati Aon sambil menjilati bibirnya.
"Shion, hentikan sudah kubilang kan" ucap Aon perlahan mundur tetapi terlambat.
Shion sudah mengunci pintu dan Aon terpojok.
"Aon, kau mau kita lakukan disini atau di toilet"
Tekan shion merangkap Aon di hadapannya.
Aon hanya tersirat merah. Mengingat di toilet akan lebih berisik dan mengundang banyak anak.
Kemudian akhirnya pasrah dengan perkataan shion.
"Di-disini'
Ucap Aon tertunduk malu. Kakak satu ini benar benar pandai.
Cup
Seketika bibir mereka bertemu. Kemudian perlahan dilumat lalu mulai berciuman panas.
Aon menggenggam bekalnya semakin erat. Hingga ..
Bruk
Bekalnya jatuh berantakan karena tangan Aon tidak bisa menahan berat bekal itu.
"Hah..hah..shion bekalnya"
Ucap Aon ketika ciuman mereka berhenti.
Shion Menganti posisi mereka jauh dari tempat bekal dan sejuk.
Shion tidak mau permainannya kotor dan terganggu karena panas.
Ditatapnya Aon yang hanya diam bersemu merah masih kesal akan perbuatan tiba tiba shion.
Shion menjilat bibirnya menandakan dimulainya permainan..
"Ah.. ka-kakak..!"
Setelah beberapa saat. Aon terduduk lemas pada dinding sekolah. Dia beristirahat setelah pantatnya terasa penuh sekali.
Walaupun beberapa menit shion memuntahkan lebih dari 4 kali di dalamnya. Aon merasa lemas sekali.
Untung saja shion membantunya duduk dan membantu membersihkan tempat bermain mereka.
Soalnya aku sama sekali tidak dapat bergerak.
"Kau bisakah kau tidak melakukannya selama di sekolah"
Gerutuku kepada shion.
Shion hanya tersenyum tipis melihatku.
Thump
"Wajahnya tampan sekali"
Keluhku mengalihkan pandangan.
"Aon Chan..?'
Panggil suara shion kecil di dekat telingaku.
"Ugh..!"
Pipiku bersemu merah lagi.
"Berhenti melakukan itu!"
Gertak ku kepada shion. Kemarahanku mulai naik karena shion menggodanya lagi.
"Hehe,..."
Shion menjauh kemudian mulai mengelap cairan banyak pada lantai.
Kemudian ia menghentikan lalu menatap kedua mata Aon.
"Tapi kau menyukainya kan"
Ucap shion dengan wajah tampannya.
Thump
Thump
Mereka saling bertatapan. Aon menatap wajah shion dengan merah. Dan shion menatap Aon sambil berwajah serius.
"Berisik, jangan seenaknya"
Ucap aon menghindarkan matanya dan wajahnya yang merah padam.
Benar benar ia sangat pandai memanfaatkan kesempatan.
Kyruuk
Perut Aon mulai berbunyi. Karena telah melakukannya membuat Aon lebih lapar dari biasanya.
Aon menatap tempat bekal yang sudah bersih. Sambil sesekali menggerutu karena bekalnya dijatuhkan oleh shion.
"Jangan marah begitu"
Ucap shion duduk disampingnya.
Aon tertunduk kesal. Tidak mau menatap shion.
Tap
"Shion apa in-
Nyam
Aon menelan makanan dengan cepat.
"Bekal?"
Aon menatap shion yang memberikan sesuap makanan.
Shion menatap Aon dengan bekal ditangannya. Tentu saja bekal ini untuk adik tercinta nya...
Melakukan dengan banyak butuh nutrisi yang banyak juga kan ....
Kemudian mulai menyuapkan sang adik satu persatu.
Aon menelan makanan satu persatu dengan lahap. Perutnya lapar sekali.
Hingga selesai...
"Hm masih ada waktu"
Ucap shion melihat jam tangannya.
Shion mulai duduk di dekat Aon . Aon menatap langit , pantatnya masih sakit tetapi sudah mendingan.
"Apa shion tidak kelaparan?"
Tanya Aon membuka pembicaraan.
"Hm, Aon memperhatikan ku..?"
Tanya shion menatap Aon datar.
"Berisik , jawab saja"
Tegur Aon tidak menatap kakaknya.
"Oke, tapi bayarannya ini"
Ucap shion menunjuk bibirnya.
Aon hanya merembes malu.
Kemudian mengangguk cepat.
"Okey, jawabannya"
"Tidak kok"
Jawab shion singkat.
"Hanya itu"
Aon menjawab ketus tidak percaya jawabannya semudah itu.
Shion menunjuk bibirnya dan Aon dengan terpaksa menyetujuinya.
Brak
Shion menegaskan genggaman tangannya pada tangan Aon agar tidak bergerak.
Bukan sekedar ciuman biasa. Shion memperdalam ciumannya dan membuat Aon hampir kehabisan nafas.
"Brengsek..sudah..ku..hah"
Aon membentak shion marah ketika selesai hadiahnya.
"Apa kau tidak mau jawabannya'
Ucapan shion membuat Aon menghentikan marahnya.
"A-apa.?"
Aon menatap shion yang balik menatapnya dalam jarak sangat dekat.
"Karena Aon adalah aku, lagipula sudah seharusnya aku yang harus mengalah..."
Shion mengakhiri perkataan dengan satu kecupan manis dipipi.
"....ugh..??"
Shion menatap wajah Aon yang bingung. Wajah Aon sangat manis dan merah seperti Cherry.
Dia lupa akan sikapnya dan kebablasan merah. Shion meneguk ludah ia sangat ingin menangkap sosok adik nya saat ini.
Tetapi ditahan..
"Nah, kita lanjutkan nanti"
Ucap shion melepas Aon dan membuka kunci atap.
Shion menarik Aon sehingga Aon tersadar kemudian ke kelas.
Selama di kelas Aon tidak bisa fokus.
Perkataan shion tergiang terus dan membuat Aon memerah dan sangat senang.
"Dasar kakak bodoh"