Gadis berambut ungu itu memaksa kudanya untuk berlari lebih cepat menuruni bukit dan menyeberangi hutan, ketika ia sudah berada semakin dekat dengan tenda militer, para tentara yang menjadi penjaga pos memberhentikan Senja.
"Turun dari kudamu dan serahkan pedang!" Salah satu dari penjaga berteriak pada Senja dengan kejam.
Namun, kalimatnya yang kasar tidak membuat Senja takut. Ia turun dari kudanya dengan tenang dan membuka topi jeraminya yang secara otomatis langsung menunjukkan rambut berwarna ungu miliknya.
Untungnya, rambut ungu itu sudah dikenali dengan baik seakan ini adalah sebuah lambang dari identitasnya yang hanya dimiliki oleh Senja.
Setelahnya, dengan seketika lima orang penjaga itu berlutut dan menyapa Senja dengan sopan.
"Penjaga Bayangan?" Senja menanyakan identitas asli mereka.
"Ya, Nona Muda Senja. Kami adalah Penjaga Bayangan dari benteng selatan." Penjaga yang tadi berteriak dengan kasar merespon Senja dengan hormat kali ini.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com