webnovel

Permainan di Mulai

***

Setelah satu jam lama nya mengurus semua keperluan Revano, akhirnya mereka berdua pun berangkat menuju kantor.

"Dinnnn... "

"Dindaaaaaaaaa!!!"

"Ckck kemana sih Dinda daritadi juga dipanggilin gak nyaut-nyaut."ujar Revano yang kesal karena sedari tadi dinda tak kunjung muncul dihadapannya

"Apaann sih,daritadi teriak-teriak gajelass malu tau didenger sama tetangga sebelah!"ucap Dinda yang sama sekali tidak merasa bersalah kepada Revano

"Sudahla saya malas untuk berdebat! Cepat pasangkan dasi ini."ucapnya sambil memberikan dasi kepada Dinda

"Ckck baiklah tuan pemaksa."

"Ehmmmm,tuann gimana saya mau pasangin dasinya ya."ucap Dinda yang sedikit kebingungan

"Berhenti memangilku tuan!Saya bukan tuanmu."ucap Revano dengan tegas karena ia tak mau terlihat tua dengan ucapan tuan itu

"Baiklah, tapi bisakah kamu menuduk mengingat tubuhmu sangatlah tinggi dibanding aku yg kecil dan pendek ini."ucap Dinda yang kini tengah meledek tubuhnya

Deggg...deggg...

"Kecepatan jantungku sangat begitu kencang,ada apa ini? Kenapa disaat aku berdekatan dengan gadis ini jantungku berdetak sangat begitu kencang."gumamnya didalam hati

"Sudahh selesai!"

"Helloo!!! Apa kau akan terus melamun karena gadis didepanmu sangat cantik?"ucap Dinda karena sedari tadi ia melamun memperhatikan lekuk tubuh Dinda karena ia duduk disofa sedangkan Dinda berdiri tegak dihadapannya

"Kau memang sangat-sangat cantik, beruntungnya tuhan mengirimku gadis sepertimu."gumam Revano didalam hati

***

"Selamat pagi Pak, selamat pagi Bu."ucap salah satu karyawan Adiwijaya Group kepada Dinda dan Revano

"Iya selamat pagi juga."ucap Dinda seraya tersenyum tipis

Sementara si boss gila nya itu tak menjawab atau bahkan memberikan senyuman kepada karyawan yang tadi memberi mereka ucapan selamat pagi.

"Emang kebiasaan boss ya, gak mau nyapa balik seseorang?"ujar Dinda didalam hati

"Iya maka dari itu kau adalah orang yang sangat beruntung bisa berbicara kepadaku."ucap Revano sambil memberikan senyuman dihadapan Dinda

"Ckck kok kamu tau sih!"-Dinda Pov

"Apa yang tak aku tau tentangmu,gadis kesayanganku."gumamnya

"Tapi kenapa,seharusnya kau menyapa balik orang yg menyapamu."tanya Dinda

"Apa kau tak tau apa julukanku di Perusahaan ini?"tanya Revano namun Dinda hanya menggelengkan kepalanya

"Hmm, sepertinya kau sudah sangat ingin tau yaa."ucap Revano yang kini tengah mengejek Dinda lantaran ia sangatt gemass jikalau gadisnya itu mempertanyakan hal-hal yg tak penting

"Sudahla aku tak mau membahasnya lagi!"ucap Dinda sambil berlalu meninggalkan Revano yang masih terpaku didalam lift tersebut

"Hahaha ternyata dia marah kepadaku."ucap Revano yg melihat Dinda pergi begitu saja meninggalkannya

***

"Ayo makan siang."ucap Revano kepada Dinda karena hari sudah pukul 12.30 dan Dinda masih saja memperhatikan layar komputer yang berada didepannya it)

"Pak Revano duluan aja, nanti saya menyusul,soalnya masih banyak file yang harus saya periksa."ucap Dinda yang sekilas melirik tatapan tajam Revano

"Tak ada kata penolakan,Cepat bereskan semuanya saya tunggu dilobi kantor 10 menit tak datang jangan harap hidupmu akan selamat."ucap yang Revano yang kini tengah menuju lift untuk turun ke lobi kantornya

"Ckck hobinya hanya mengancam saja."gumam Dinda sambil membereskan file file yang seharusnya ia kerjakan akan tetapi bos memaksa itu sangat memaksa agar Dinda ikut dengannya untuk makan siang

***

"Haloo, assalamualaikum bang ada apa?"ucap Dinda yang kini tengah makan siang bersama Revano namun ada suara deringan telephone yang masuk dan ternyata itu dari abangnya Devano

"Waalaikumsalam, gpp abang cuma mau nanya kamu baik-baik aja kan selama kerja disana?Gaada yang ganguin kamu kan? Kalau ada bilang sama abang siapa orangnya biar abang kasih dia pelajaran!"ucap Devano yang mengeram kesal lantaran ia diberi tau oleh tangan kanannya yang mengawasi Dinda kalau adiknya itu selalu diperintah yg aneh-aneh oleh bos barunya itu

"Abangku sayang bisa ngak nanya satu-satu.Dinda pusing mau jawab yang mana dulu kalo pertanyaan abang banyak kali."ucap Dinda seraya menuju pergi dari hadapan Revano

"Baiklah,jawab pertanyaan abang yg tadi satu-satu!"ucap Devano dengan tegas

"Wkwk okeoke.Pertama aku sangat-sangat baik abangkuu, kedua gaada yang berani ganguin Dinda kok tenang aja dan yang ketiga abang tau kan kalo Dinda itu alumni taekwondo sabuk terakhir bukan?"ucap Dinda seraya tertawa bahagia

"Baiklah-baiklah,aku tau kau gadis kecilku yang sangat bisa aku andalkan.Tapi ingat jika ada satu orang pun yang berani menyentuhmu, jangan panggil aku Devano jika orang itu tidak tiada!!!"ucap Devano sedangkan Dinda ketakutan jikalau saja abangnya tau bagaimana cara Revano memperlakukannya,sudah pasti Revano akan tinggal nama saja

"Ckck omonganmu sudah sangat menakutkan abangku, sudahla tak ada yang berani menyentuhku.karena mereka tau aku mempunyai dua abang yang sangat-sangat garang dibanding Papaku."

"Baiklah sayangku abang ada meeting soalnya, setelah pulang abang akan mampir kerumah dulu lalu baru abang pulang keapartemen abang."ucap Devano karena memang ia tak tinggal serumah lagi dengan keluarganya lantaran ia ingin belajar mandiri karena ia adalah anak tertua dan dialah yang harus mengajarkan kepada adik-adiknya tentang semua hal termasuk menyuruh adiknya untuk mandiri dari sejak dini

***

"Sudah selesai menelpon nyonya?"ucap Revano yang kesal karena sedari tadi ia hanya menatap punggung Dinda yang sedang menelpon seseorang padahal ia tak tau kalau yang menelpon itu adalah abang iparnya wkwk

"Iya maaf ya lama."ucap Dinda yang kini tengah duduk dan ingin melanjutkan makannya

"Ehemm,siapa tadi yang menelponmu?"ucap Revano yang kini menatap mata Dinda karena sekarang ia sedang mengintrogasi Dinda dengan tatapannya itu

"Ohh itu tadi abangku, kenapa?"tanya Dinda kepada Revano

"Syukurla itu abangnya aku kira itu adalah pacarnya !"gumam Revano didalam hati

"Hei, kau kenapa melamun. Perasaan daritadi pagi kau melamun terus."ucap Dinda yang kini tengah heran melihat Revano yang sedang menatapnya dengan pikiran yang sangat Dinda tak mengerti

"Ah tak apa, mungkin aku akan ke dokter karena beberapa hari ini aku sering melamun."ucap Revano sambil memalingkan wajahnya ke lain arah agar Dinda tak menatapnya

"Ah sial kenapa aku terus tak berhenti menatapnya."gumam Revano didalam hati

***

Setelah pekerjaan selesai para karyawan satu persatu pulang kerumah masing-masing, sedangkan kedua orang itu masih asik dengan layar komputer didepan mereka.

"Pak sudah malam, saya pamit pulang dulu ya."

"Baiklah ayo saya antarkan."

"Eh tak usah Pak, aku bisa pulang sendiri lagian ini belum terlalu malam jadi tak sulit untuk mencari taxi."ucap Dinda yang kini tengah bersiap-siap untuk pulang kerumahnya

"Kau tau sifatku bukan, maka dari itu tak ada penolakan!"ucap Revano dengan sangat tegas

"Ckck sudahla jika aku terus berdebat denganmu pun akan tetap saja aku kalah."ucap Dinda yang kini tengah menyusul Revano menuju parkiran mobil

***

"Saya pulang dulu Pak,terimakasih telah jauh-jauh mengantarkan saya pulang."ucap Dinda yang kini tengah membuka sealbet tersebut

"Tunggu dulu Dinda!"ucap Revano yang tengah menahan lengan kanan Dinda agar Dinda tak bergegas untuk masuk kerumahnya

"Ada apa lagi?"ucap Dinda yang kebingungan

Cupp..

Kini Revano sangat senang lantaran gadisnya itu tak memberontak saat ia mengecup kening gadis kesayangannya.

"Maaf pak tapi saya harus keluar, permisi dan terimakasih."ucap Dinda yang berlalu lantaran ia sangat malu melihat kelakuan Revano

"Menggemaskan!"batin Revano

*

*

*

TBC

Mau update terus setiap hari yakan?

kasih like dan komentar kalian dong wkwk supaya aku tambah semangat lagi nulisnya dan jangan lupa beri bintang 4/5 di novelku ya, satu lagi vote jangan dilupainn wkwk terimakasih teman-teman✨

Nächstes Kapitel