Kakek Lu Beixiao, Lu Jingtian, memang sedikit geram dengan cucunya satu ini. Apalagi saat mengetahui bahwa Lu Beixiao sedang menuju ke komplek sebelah. Namun ternyata, Lu Beixiao sedang mencari rumah seseorang.
Saat ini, tepat di depannya telah, Lu Beixiao berdiri menghadap rumah Ye Qiao. Ia berkata pada pembantu di rumah itu, "Aku mencari Nona Besarmu, apakah dia ada?"
"Kak Beixiao! Ada apa mencariku?" Ternyata yang muncul malah bukan yang Lu Beixiao maksud.
Lu Beixiao pun hampir saja lupa kalau ada satu lagi gadis bodoh di keluarga Ye. Namanya siapa? Ia tidak mengingatnya.
Walaupun saat ini Ye Zhenzhen terlihat elegan dan pendiam, tapi dalam hatinya ia seperti rusa kecil yang banyak tingkah. Jika saja ia tumbuh besar di antara lelaki-lelaki tampan, saat menghadapi Lu Beixiao, wajahnya akan tetap tersipu.
Ada apa gerangan lelaki tampan itu mencari dirinya?
"Aku bukan mencarimu, aku mencari Ye Qiao." Lu Beixiao langsung berterus terang. Ucapannya itu seperti menyiram air dingin ke wajah Ye Zhenzhen.
Untuk apa dia mencari gadis udik itu?
Ye Zhenzhen seketika merasa emosi. Ia heran penyebab perhatian semua orang bisa tercuri oleh gadis udik itu.
Ia pun masuk ke rumah pura-pura memanggil Ye Qiao, padahal tidak. Bagaimana mungkin ia membiarkan Lu Beixiao bertemu dengan gadis udik itu?
"Kak Beixiao, Ye Qiao sudah tidur dan tidak mau bertemu dengan siapapun. Dia itu tidak peduli dengan siapapun. Ada urusan apa kakak ingin bertemu dengannya?" Ujar Ye Zhenzhen sambil tersenyum dan turun ke lantai bawah. Ia pun baru sadar Lu Beixiao membawa seragam sekolah yang terlihat familiar.
"Siapa bilang aku tidur?" Tiba-tiba Ye Qiao muncul dan turun dari lantai atas.
Lagi-lagi Ye Zhenzhen seperti tertampar.
"Hah? Tidak tidur? Aku sudah memanggilmu beberapa kali, kok!" Ye Zhenzhen sibuk menutupi kebohongannya, tapi Ye Qiao tidak memperdulikannya. Matanya tertuju pada Lu Bexiao yang sedang berdiri santai di ruang tamu.
Melihat lelaki itu membawa seragam sekolah, Ye Qiao mulai memahami sesuatu.
Ye Qiao datang menghampirinya. Penampilannya yang memakai celana jins, rompi warna oranye, kemeja putih, dan rambut yang hitam pekat, membuatnya tampak seperti dewi.
Sungguh, kulit putihnya terlihat menyilaukan. Aroma wangi sehabis mandi juga menyegarkan orang-orang di sekitarnya, apalagi di musim panas seperti ini.
Ye Qiao mendongak menatap Lu Beixiao yang berusia 21 tahun itu. Seketika ia teringat hubungannya dengan lelaki itu, termasuk kematian lelaki itu yang membuat hatinya sakit.
Di kehidupan sebelumnya, Lu Beixiao sangat mencintainya. Ye Qiao kesal pada diri sendiri, betapa butanya dirinya sampai tidak bisa melihat kebaikan dari Lu Beixiao.
"Kak Beixiao, kau mencariku?" Ye Qiao mengikuti gaya Ye Zhenzhen yang berteriak manja seperti anak kecil.
Kedua gadis itu sama-sama memanggil Lu Beixiao dengan sebutan kakak. Hanya saja, ketika Ye Zhenzhen yang menyebutnya, Lu Beixiao merasa itu hanya dibuat-buat. Berbeda ketika Ye Qiao yang menyebutnya, rasa tersipunya terasa sampai ke tulang-tulang.
Lu Beixiao mengambil kacamata kuno Ye Qiao dari kera rompinya, kemudian mengambil seragam sekolah Ye Qiao yang ditanggalkan di bahunya.
Ye Zhenzhen yang ada di samping mereka merasa bingung. Bagaimana bisa seragam Ye Qiao bisa ada di Lu Beixiao? Apa yang terjadi di antara mereka?
"Maaf membuat Kak Beixiao repot mengembalikan ini untukku." Ye Qiao menerima seragam itu. Secepatnya ia pergi ke kamar mandi untuk meletakkan seragam itu ke tempat pakaian kotor, lalu membuang kacamata berbingkai hitam kuno itu.
'Cih, dasar Shen Xichuan!' Pikir Ye Qiao. Ia merasa rugi bila memperlihatkan kecantikannya hanya pada Shen Xichuan. Mereka semua itu preman, termasuk Lu bersaudara.
Ye Qiao kembali ke ruang tamu lalu mengambil dua kaleng soda Beibingyang dari kulkas. Ketika ingin menghampiri Lu Beixiao, Ye Qiao tidak sengaja menjatuhkan salah satu kaleng soda itu. Lu Beixiao pun mengambil kaleng itu. Bersamaan dengan itu, Ye Qiao melihat ada benda berwarna hitam jatuh. Setelah melihatnya lekat-lekat, Ye Qiao tersadar bahwa itu adalah pager, alat telekomunikasi di jaman itu.
Pada tahun itu, ponsel belum mulai terkenal. Pager itulah yang menjadi alat komunikasi utama yang terkenal.
Banyak sekali pesan dari Li Yun di pager itu. Li Yun mengabarkan bahwa Shen Xichuan kemarin patah tulang dan sekarang sedang berada di rumah sakit. Ia juga mendesak Ye Qiao untuk datang menjenguk.
Patah tulang? Kenapa tidak mati saja?!
"Kau tidak menjenguk pacarmu?" Tanya Lu Beixiao perlahan, lalu berbalik badan untuk pergi.