"Hai, kamu kok diam saja sih?" panggil Alif tidak sabaran. Tapi dalam hatinya dia tersenyum senang, karena pasti Alifah tidak bisa menolak permintaannya.
Tadi dia memang sempat menolak, tapi saat ini dia merubah pikirannya. Selagi ada kesempatan untuk membuat Alifah semakin dekatnya, kenapa dia tidak memanfaatkannya sebaik mungkin.
"Kita panggil Eyang saya ya Lif, jangan saya yang oleskan minyak kayu putihnya di perut kamu." Ujar Alifah dengan memalas, dan juga menampakkan wajah kasihannya.
"Kamu kan istrinya saya, jadi kamu yang seharusnya merawat saya. bukan Eyang." jawab Alif yang tidak ada rasa kasihannya pada Alifah sama sekali.
"Tapi kan, saya...."
"Kamu jangan banyak Alasan ya, ayo ke sini perut sudah sakit banget lho ini." Ucap Alif.
Secara perlahan pun Alifah melangkah mendekati Alif di tempat tidur sambil membawa minyak kayu putih. Semakin dekat Alifah mendekat dengan Alif, debaran jantung Alifah juga semakin berdetak tidak karuan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com