webnovel

Kaki yang Bertindak Aneh

Redakteur: Wave Literature

Meski Lu Jingchen memandang rendah keluarga Yan. Namun saat Yan Lichuan dan Chu Keren datang, tentu ia tidak akan bertingkah kurang ajar. Ia langsung berdiri dan bersikap hormat kepada kedua orang itu.

Yan Lichuan adalah kakak laki-laki Yan Xiruo, ia lelaki yang tampan dan berbadan tinggi. Yan Lichuan selalu ingin membuat keluarganya menjalankan kehidupan yang baik dengan upaya dan usahanya sendiri. Sayangnya, investasinya selalu gagal. Dalam beberapa waktu ini, ia menjadi semakin kurus dan pucat. Perempuan yang memegang lengan Yan Lichuan adalah istrinya, Chu Keren. Chu Keren adalah perempuan yang cantik dan menawan.

Saat itu Chu Keren mengenakan gaun berwarna kuning yang panjangnya hanya selutut saja. Dari penampilannya, postur badannya sangat indah dengan rambutnya yang berwarna merah anggur terurai di bahunya. Gaya rambutnya ini membuat wajahnya yang kecil tampak lebih menawan.

Jika Yan Xiruo diandaikan sebagai bunga lili yang murni, maka Chu Keren bisa digambarkan layaknya bunga mawar merah yang sedang mekar. Segala tindakannya mengalirkan aura anggun seorang perempuan yang diidamkan para lelaki.

Dibandingkan dengan sifat Yan Lichuan yang lembut dan baik, sifat Chu Keren lebih manja dan arogan. Di rumah ini, Chu Keren suka mengabaikan siapapun kecuali suaminya ini.

Kakaknya bisa menikahi perempuan yang dicintainya, Yan Xiruo dan orangtuanya tentu sangat senang melihatnya. Mereka pun tidak terlalu peduli dengan sikap Chu Keren yang arogan. Hal yang penting adalah kakaknya bahagia dan itu sudah cukup.

Setelah menyapa ibunya, Yan Lichuan pun berjalan menuju Yan Xiruo. Ia memeluk bahunya dan dengan penuh perhatian bertanya, "Apa dia baik kepadamu?"

Melihat kakaknya yang menyayanginya, Yan Xiruo tidak ingin membuatnya khawatir. Ia menekukkan sudut bibirnya dan berkata, "Baik kok."

Chu Keren berjalan menuju ruang tamu, matanya yang cerdik dan besar melihat ke arah Lu Jingchen dalam arti yang tidak bisa dibaca. Lu Jingchen juga menatap balik, pandangan mereka berlangsung beberapa detik dan kemudian menjauh dalam arti misterius.

*****

Acara makan keluarga ini pun berlangsung dengan hangat. Meski dalam hati Yan Xiruo tidak merasakan suasana hangat ini.

Setelah percakapannya dengan Yan Lichuan, Yan Xiruo pun pergi membantu ibunya di dapur. Walaupun di keluarga Yan ada menantu yakni Chu Keren, namun ia tidak pernah mau membantu merapikan pekerjaan rumah mertuanya ini. Pernah sekali ibu Yan menyuruhnya membantu di dapur, namun ia berkata dengan jijik kalau dirinya paling tidak suka dengan bau asap minyak. Setelah itu ibunya tidak pernah memanggilnya untuk membantu lagi.

*****

Ketika mereka sedang makan siang, Chu Keren tersenyum dan berkata kepada keluarganya, "Ayah, ibu, Lichuan, aku ada kabar baik, aku mau memberitahukan bahwa aku telah mendapatkan pekerjaan, kedepannya, aku juga setidaknya bisa membantu keluarga ini."

Yan Lichuan mengerutkan alisnya, "Bukannya kamu tidak bersedia mencari pekerjaan?"

Chu Keren mengelap sudut bibirnya secara elegan dengan tisu, senyumannya mendalam, "Akhir-akhir ini kami mengalami kegagalan dalam investasi, badan ibu kita juga kurang sehat, aku tidak seperti Xiruo, bisa menjadi istri orang kaya."

Mendengar Chu Keren mengungkit dirinya, tangan Yan Xiruo yang memegang sumpit pun semakin erat. Di dalam hatinya ia tertawa dengan sedih, istri orang kaya sepertinya mungkin adalah yang paling menyedihkan di dunia ini!

"Keren mendapatkan pekerjaan, ini adalah salah satu hal yang bagus! Dimana perusahaannya? Gajinya berapa?" Ayah Yan bertanya tanpa basa-basi.

Dengan tatapan mata yang lembut Chu Keren melihat ke arah Lu Jingchen, kakinya yang di bawah meja seakan aktif dalam arti menggoda. Pelan-pelan kaki Chu Keren menyenggol betis Lu Jingchen, "Aku dengar Lu Jingchen masih kekurangan seorang sekretaris, persyaratanku kebetulan cocok. Hmmm sedangkan gaji, kata Jingchen akan ada bonus kalau bekerja dengan bagus."

Ketika Chu Keren sedang berbicara, Yan Xiruo merasa betis kakinya sedikit gatal. Ia menundukkan kepalanya, dari sudut matanya melihat kaki Chu Keren menyusut dengan cepat.

Chu Keren tidak menyangka ia telah menyenggol orang yang salah. Dalam hatinya merasa panik sejenak, namun dengan cepat ia menenangkan dirinya. Dengan senyuman yang menawan ia melihat Yan Xiruo, "Xiruo, nanti setelah makan siang, aku punya hadiah untukmu."

Berpikir tindakan Chu Keren yang menggelitik betis Lu Jingchen, Yan Xiruo merasa heran. Namun, ia seketika mengangkat bulu matanya yang panjang dan menatap ke mata Chu Keren yang cantik. Ia tersenyum manis dan berkata, "Oh, terima kasih Kakak Ipar."

Nächstes Kapitel