webnovel

Masuk Ke Pelukannya (2)

Redakteur: Wave Literature

Melihat Yan Xiruo tidak memperdulikan mereka dan melanjutkan perjalanannya. Namun, mobil sports itu malah makin berjalan mendekatinya dan menghalangi jalannya.

"Hey, mau jadi pacarku? Keluargaku kaya, kamu mau berapa pun aku bisa memuaskanmu." Bibir pria berambut emas itu mengucapkannya dengan jahat. Matanya yang cantik ditutupi oleh poninya yang justru menunjukkan dirinya yang keji.

Yan Xiruo tersenyum dengan dingin, ia tidak ingin terlibat dengan orang semacam ini. Tetapi emosinya memang sulit ditahan kali ini, dengan tidak sabar ia membentak, "Ambil uang kalian dan tinggalkan aku!"

Segerombolan teman pria rambut emas itu menertawakannya dengan berkata, "Tuan muda Feng, bukannya kamu pernah bilang kalau tidak ada perempuan yang bisa menolakmu? Haha, kelihatannya tidak kali ini, ya?"

"Diam, tunggu saja, aku akan menaklukkannya dalam waktu lima menit." Feng Chengxi membuka pintu mobil dan turun dari mobilnya. Ia tidak memperdulikan hujan yang sedang turun dengan deras. Ia dengan senyuman jahat melihat dan berjalan mendekati Yan Xiruo.

Yan Xiruo melirik pada Feng Chengxi. Dari penampilannya, pria itu memakai celana jeans robek. Gayanya ini membuatnya terlihat seperti anak muda yang dipenuhi aura masa muda yang percaya diri. Yan Xiruo pun mengerutkan alisnya. Sebelum ia mulai berkata, Feng Chengxi sudah berbisik di telinganya, "Jangan khawatir, aku tidak tertarik dengan perempuan yang lebih tua dariku, hanya saja aku sedang taruhan bersama teman-temanku yang di dalam mobil. Aku harus memenangi taruhanku. Hari ini kamu bersamaku ke hotel dulu, aku janji tidak akan menyentuhmu."

Yan Xiruo menyipitkan bibirnya yang pucat, dengan dingin ia berkata, "Kamu pergi dan carilah perempuan lain saja, aku tidak ada waktu bermain dengan orang kaya seperti kalian."

Pria muda itu menyipitkan matanya yang menggoda. Dari matanya, bisa dilihat bila ia tertarik dengan tindakan Yan Xiruo. Feng Chenxi makin mendekatinya dan melihat ke matanya yang cantik dengan sentuhan amarah. Namun, Feng Chengxi menunjukkan beberapa sentuhan arogannya, "Aku tidak akan melepaskanmu kalau kamu tidak ikut bersamaku."

Yan Xiruo melirik ke sekelilingnya dan menyadari bila jalanan ini sudah sangat sepi, toko-toko di sekitar juga sudah tutup. Jikalau pria-pria muda kaya ini bermaksud ingin melecehkannya, ia sungguh tidak berdaya untuk melawannya. Dalam posisinya saat ini, tidak akan ada orang yang menolongnya.

Malam ini Yan Xiruo sungguh sangat sial, semua ini karena pria brengsek yang tidak memperdulikannya itu! Kalau Ye Juemo menurunkannya di daerah perkotaan, tentu ia juga tidak perlu menghadapi kejadian seperti ini sekarang!

Feng Chengxi masih memperhatikan Yan Xiruo berdiri diam, dengan mulut bibir yang menekuk cuek ia bermaksud mencium bibir halus Yan Xiruo. Yan Xiruo dengan cepat menoleh wajahnya ke samping, mengangkat tangannya dan langsung menampar wajah pria itu, "Jangan bermaksud mau melecehkanku, hanya karena kamu kaya tidak berarti kamu bisa melecehkan semua perempuan!" Yan Xiruo melepaskan sepatu hak tingginya dan melarikan diri dengan cepat. Dan saat ini Feng Chengxi masih dalam kondisi kaget karena tamparan itu.

"Hahaha, Tuan muda Feng, bagaimana rasanya ditampar oleh perempuan cantik?" teman-temannya dengan tidak ragu menertawakan Feng Chengxi.

Selama delapan belas tahun ini, Feng Chengxi baru pertama kalinya ditampar seorang gadis, ia melangkah dengan cepat dan mengejar Yan Xiruo.

Yan Xiruo tidak memperdulikan rasa sakit dari pergelangan kakinya, ia mempergunakan keahliannya sebagai juara lari cepat dan melarikan diri dengan kecepatan yang tinggi.

Setelah Yan Xiruo berlari beberapa tidak lama, seketika dirinya menabrak dada seseorang yang keras. Yan Xiruo dengan panik mengangkat kepalanya. Ia melihat Ye Juemo. Ternyata pria yang sudah pergi dengan mobil mewahnya itu berdiri di depannya.

"Kamu..." Yan Xiruo yang tadi masih mengomeli Ye Juemo, sekarang melihatnya di sini dan malah membuatnya merasa tertolong. Tangan kecilnya yang pucat menangkap lengannya yang berotot, dengan napas yang berantakan ia berkata, "Tolong, ada segerombolan orang sedang mengejarku, bagaimanapun kita juga sudah saling mengenal, bisakah kamu menghubungi polisi? Jangan khawatir, aku tidak akan menggugatmu..."

Nächstes Kapitel