Ain langsung menempati kursi belakang, tempat untuk komandan pesawat. Di depan sudah duduk 2 orang yang mengendalikan Hecantor; menjemput Ain di kaki gunung Khyterra.
Grief dan Teir. Kedua orang yang disangka sudah mati, ternyata masih hidup. Bahkan, mereka menjadi kaki tangan Ain.
"Antarkan aku ke Mortaph. Untuk sementara waktu, aku akan bersembunyi di sana," pinta Ain.
"Oke," jawab Grief singkat sembari memasukkan koordinat Mortaph ke dalam sistem Auto-pilot Hecantor.
"Hm, 'Teir si Teroris'. Terdengar keren," celetuk Teir yang iseng-iseng melihat gambar poster buronan Ain lewat hologram di Hecantor.
"Hahaha. Maaf, namamu jadi tercoreng," jawab Ain sambil tertawa geli.
[•X-Code•]
"Membunuh satu orang, untuk menyelamatkan jutaan orang."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com