Hari sudah menjelang sore saat Ain memasukkan koordinat tujuan di Hecantor. Piramida Xagrha; tempat yang ingin Tiash kunjungi saat melihat lukisannya di rumah Marlat dulu itulah yang menjadi tujuan mereka selanjutnya. Kebetulan tempatnya tidak terlalu jauh dari Trovia.
Ain menghela napas panjang sambil membuat nyaman dirinya di kursi pilot Hecantor. Tatapannya tertuju ke depan; melihat kota Trovia yang dikelilingi banyak pesawat pengangkut barang tengah merenovasi kerusakan-kerusakan akibat serangan Abaddon. Kala itu pikirannya masih tertuju pada obrolannya dengan Balviev.
Semua informasi yang ia dapatkan persis dengan perkiraannya selama ini. Tapi justru itulah yang ia takutkan. Kalau memang yang diceritakan oleh Balviev itu benar apa adanya, Ain harus segera bertindak.
Kemudian, Ain mengalihkan pandangannya ke sebelah kiri; melihat Tiash yang tertidur pulas. Ia menatap Tiash dalam-dalam, dengan tatapan yang sempat membuat gadis itu salah paham padanya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com