"Maafkan aku Nur." ucap Rasya dengan suara pelan menenggelamkan kepalanya dalam pelukan Nur.
Nur menghela nafas panjang, kemudian mengusap punggung Rasya dengan pelan.
"Aku juga minta maaf Dokter, seharusnya aku tidak marah." ucap Nur tidak tahu lagi bagaimana cara menyatukan sifat yang berbeda.
"Kalau ada masalah, sebaiknya di selesaikan langsung Nur jangan langsung pergi." ucap Rasya memberikan pendapatnya.
"Aku tidak bisa seperti itu Dokter, di saat aku bertengkar dan tidak ada yang mengalah, aku lebih memilih pergi untuk menenangkan diri. Bukan berarti aku lari dari masalah." ucap Nur memberikan pendapatnya juga.
"Tapi kamu tidak marah padaku kan Nur?" tanya Rasya menatap penuh wajah Nur.
"Kalau aku marah pada Dokter, tidak mungkin aku kembali di saat mendengar Dokter batuk kan?" ucap Nur dengan wajah serius.
Rasya menganggukkan kepalanya merasa lega Nur tidak marah padanya.
"Terima kasih Nur." ucap Rasya merasa takut dengan kemarahan Nur.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com