webnovel

Dia Hanya Lelah

Saat jam makan siang Marco turun ke lantai dasar dengan niat mengajak istrinya makan, tapi ketika sampai di sana dia tertegun melihat antrian yang panjang dan sebagaian besar yang mengantri adalah pegawainya.

Melihat antrian yang panjang dan istrinya yang sibuk di saat jam makan siang dia jadi merasa sakit hati, dia jadi merasa menyesal memberikan kopi gratis untuk pegawainya.

Marco naik ke lantai dua dan masuk ke kantor sepupunya. Setelah memesan makanan lewat aplikasi di ponselnya Marco berdiri mengamati istrinya dan Stefan yang sibuk membuat pesanan.

Setengah jam kemudian Delfi masuk ke kantor mengantar makanan, tapi antrian di bawah masih panjang, kening Marco berkerut tidak senang, sudah jam dua siang. Sepertinya dia harus membuat aturan baru di kantornya, batinnya.

Marco mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan menelpon sekretarisnya. Tak lama setelah dia menelpon semua pegawainya yang sedang duduk manis di toko sambil bergosip cekikikan serentak mengeluarkan ponsel dan dengan wajah panik mereka langsung bergegas meninggalkan toko, termasuk mereka yang masih mengantri. Sekarang toko menjadi tenang, hanya tinggal beberapa pelanggan yang tersisa, dan antrian juga sudah berkurang hampir tiga perempat dari sebelumnya. Melihat itu Marco tersenyum dan meninggalkan tempatnya berdiri lalu duduk di sofa menunggu istrinya datang.

Ketika pintu kantor terbuka Marco mengangkat kepalanya dan tersenyum bahagia, namun melihat orang yang datang senyumnya langsung berubah dingin

"kenapa kamu ke sini ?"

Stefan menatap sepupunya dengan frustasi "ini kantorku" jawabnya lalu dia menatap makanan yang tersaji di meja dan liurnya menetes, dengan semangat dia menghampiri meja dan mengulurkan tangan, tapi Marco memukul tangannya dengan kasar.

"kamu turun layani pelangganmu, suruh istriku ke sini untuk makan" perintah Marco dingin.

Stefan memandang sepupunya dengan tatapan mencela "kamu benar-benar bias, yang butuh makan bukan hanya istrimu, aku juga butuh dan aku adalah sepupumu bos dari istrimu"

Marco mengangkat sebelah alisnya dan berkata dengan acuh "kalau begitu sewa tempat tahun depan aku naikkan 200%"

"apa.....?????.....kamu memang kapitalis tidak berperasaan....." Stefan melotot tidak senang

"cepat turun dan panggil istriku, maka kamu tidak perlu membayar sewa gedung"

"oke.....oke aku turun" jawab Stefan menyerah "sisakan makanan untukku" katanya sebelum meninggalkan kantornya.

Stefan menggerutu dia merasa sekarang dia telah kehilangan saudara lelakinya, saudaranya sekarang lebih mengutamakan istrinya dari pada persaudaraan mereka, lelaki dingin itu sekarang menjadi.....ehmmm...istilah yang lagi trend sekarang apa ya ? ....ah.....benar bucin (budak cinta).... Aish....kalau Ny. Suri tau anaknya berubah seperti ini pasti dia akan mati karna terlalu bahagia.

🍓🍓🍓🍓🍓

Hari ini Marco sengaja pulang lebih awal agar istrinya bisa cepat istirahat, dia takut istrinya kelelahan tapi ketika mobil mereka hampir melewati club fitnes Chloe meminta berhenti.

"kita ke gym yuk, sudah lama aku tidak ke sana, badanku rasanya sudah kaku semua"

"kamu pergi dulu" kata Marco sambil mengambil kartu anggota dari dompetnya dan menyerahkannya ke istrinya, Chloe menerima kartu dengan kening berkerut "aku pulang ganti baju atau.......kamu mau aku telanjang ?" lanjut Marco sambil tersenyum jahil.

Mendengar kata telanjang, gambar dada telanjang suaminya langsung terlintas di kepalanya dan pipinya langsung memerah. Chloe menggelengkan kepala mencoba menghapus gambaran badan telanjang suaminya dari kepalanya, sebelum hidungnya mengeluarkan cairan merah lagi.

Dan tanpa menoleh Chloe keluar dari mobil, meninggalkan suaminya yang masih menyeringai jahil, dia sangat senang tiap kali melihat wajah istrinya memerah.

Satu jam berlalu tapi Marco belum muncul di club fitnes, Chloe telah mengakhiri larinya dan badannya basah oleh keringat, dia mengambil ponselnya dan membuat panggilan.

"hallo" sapa dari seberang

"kamu di mana ? katanya mau menyusul ?" tanya Chloe sebal

"aku di bawah, cepat turun aku bawa baju gantimu"

tanpa menjawab Chloe mematikan ponselnya dan pergi ke lantai bawah.

Sampai di bawah Chloe melihat salah seorang instruktur pria berbadan kekar sedang ngobrol dengan suaminya. Chloe menghampiri mereka, tanpa kata dia menyodorkan tangannya, Marco yang telah memperhatikan ketika istrinya menuruni tangga menyerahkan tas di sampingnya padanya.

Setelah menerima tas Chloe berbalik pergi ke kamar mandi, karna kamar mandi di lantai sati tidak di lengkapi dengan shower jadi Chloe kembali ke lantai dua untuk membersihlan diri di sana.

Sepeninggal Chloe, instruktur yang sedang ngobrol dengan Marco menatap kepergian Chloe dengan mata penuh minat

"siapa gadis itu ? adikmu ?" tanyanya antusias.

Mendengar pertanyaan dan reaksi pria di depannya wajah Marco langsung berubah dingin. Sebagai sesama pria dia bisa mendeteksi rasa ketertarikan pria lain pada istrinya

"kenalkan donk" pinta instruktur itu tanpa menyadari perubahan ekspresi Marco.

Marco mengabaikan permintaan dan pertanyaan orang di depannya, dia mengambil ponselnya yang berdering

"hmm...."

"sayang kalian sudah di mana ?" suara Ny. Suri terdengar di seberang

"kami belum berangkat"

"apa ? belum berangkat ?"

"hmm...."

"tapi kalian jadi datang kan ?"

"hmm...."

"MARCO...jawab yang benar" teriak Ny. Suri frustasi dengan jawaban anak sulungnya

"hmm....."

"MARCOOO...."

"sudah mama duduk yang tenang nonton tipi dan tunggu kami datang"

tut tut tut

Tanpa menunggu jawaban Marco menutup ponselnya.

Ny. Suri memelototi ponselnya dengan frustasi, duh...anak ini benar-benar dingin.....lebih baik dia menelpon menantunya.

"hallo ma"

"Chloe sayang, kalian jadi datang kan ?" tanya Ny. Suri penuh harap saat mendengar suara menantunya

"datang kemana ?" Chloe mengerutkan keningnya

"suamimu tidak memberitahumu kalau mama mengundang kalian makan malam di rumah ?"

"en.....tidak"

"anak itu betul betul bikin maag mama kambuh" keluh Ny. Suri

"mama tenang, kami pasti datang kok, kami siap-siap dulu" hibur Chloe

"oke, kamu memang anak yang baik, sampai ketemu sebentar lagi di rumah muach..."

"iya ma, dah...."

Chloe mengakhiri panggilan dan keluar dari kamar mandi, salah satu instruktur wanita menyapanya dan menuju lantai satu bersama

"kamu anggota baru ?"

"bukan, saya bukan anggota, saya hanya sesekali mampir"

"oh.....kamu masih kuliah ?" tanya instruktur itu sambil mengamati Chloe

"saya kerja" jawab Chloe dengan senyum manis dalam hati dia berkata 'kalau kamu tau umurku kamu bisa pingsan'

"kenapa tidak kuliah ? tidak ada biaya ?"

"saya tidak tertarik untuk kuliah" jawab Chloe jujur

"oh sayang sekali..." instruktur itu tidak melanjutkan kata-katanya ketika mereka sampai di lobi "eh...saya duluan ya" katanya sambil mengambil langkah lebar meninggalkan Chloe.

Instruktur wanita itu berjalan menuju tempat Marco dan instruktur pria berbadan kekar itu duduk.

"Marco kamu lama tidak muncul, gimana kabarmu, kenapa hanya duduk di sini ?" tanya instruktur wanita itu penuh semangat, tapi Marco hanya mengangkat kepalanya dan melihatnya acuh tak acuh "kamu sedang menunggu seseorang ? siapa ? teman ? adik ? pacar ?"

Marco menatap wanita itu dengan dingin, merasa terganggu dengan banyaknya pertanyaan yang dia ajukan.

"hei gadis itu datang...Marco kenalkan aku ya ! nanti aku traktir deh" pinta instruktur pria ketika melihat Chloe berjalan mendekati mereka.

Marco melihat istrinya dan berdiri, mengabaikan kedua instruktur itu dia menghampiri Chloe dan mengambil tas di tangannya lalu merangkul pundaknya dan berkata pada kedua instruktur

"kenalkan ini Chloe 'ISTRIKU'"

Marco mengucapkan kata istri dengan penuh penekanan sambil melemparkan senyum dingin dan tatapan belati pada instruktur pria yang tadi merengek minta di kenalkan pada Chloe.

Kedua instruktur itu terpana tanpa kata, Marco mengabaikan mereka dan membawa istrinya keluar dari club fitnes

🍓🍓🍓🍓🍓

Setelah masuk di dalam mobil Chloe hanya diam dan menutup mata, mengabaikan suaminya, tanpa dia sadari dia tertidur lelap.

Marco melirik istrinya yang tertidur, tampaknya dia benar-benar capek. Di hari pertamanya masuk kerja setelah liburan istrinya berdiri berjam-jam tanpa istirahat, dan yang membuatnya seperti itu adalah dia. Marco menghela nafas, dalam hati dia berjanji lain kali tidak akan memberikan kopi gratis lagi untuk pegawainya pada saat giliran kerja istrinya.

Marco menoleh mengelus tangan istrinya yang terasa dingin, lalu menaikkan suhu AC mobil.

Sampai di rumah orang tuanya istrinya masih terlelap. Marco mematikan mesin mobil dan menatap wajah tidur istrinya sambil tersenyum.

Marco masuk ke dalam rumah dengan menggendong istrinya

"apa yang terjadi pada Chloe ?" tanya Ny. Suri panik ketika melihat menantunya dalam gendongan anak sulungnya

"ssstttt...mama jangan berisik, dia hanya kelelahan" jawab Marco dengan suara pelan, takut membangunkan istrinya.

Sedangkan Ny.Suri yang mendengar jawaban anaknya, dia langsung tersenyum penuh makna "aha.....mama mengerti, lain kali jangan membuatnya terlalu lelah" dia mengedipkan sebelah matanya pada anaknya yang berjalan ke lantai dua menuju kamar.

Marco menangkap maksud Ny. Suri dan menatapnya dengan jijik "jangan berasumsi yang tidak-tidak, dia lelah karna kerjaannya"

Di terus melangkah mengabaikan mamanya yang masih senyum-senyum sendiri.

Dengan hati-hati Marco meletakkan istrinya di atas kasur, lalu dia menatap wajah istrinya yang tertidur sambil mengerutkan kening, dia menjadi penasaran apa yang sedang di impikan istrinya sampai membuatnya mengerutkan kening seperti itu. Dengan senyum lembut akhirnya Marco mencondongkan kepalanya hendak mencium kening istrinya, namun tiba-tiba istrinya membuka mata bulatnya dan menatapnya dengan galak

"apa yang akan kamu lakukan ?"

Kepala Marco terhenti di tengah jalan, masih dengan tersenyum dia menjawab "mencicipi makanan pembuka" lalu tanpa peringatan dia menempelkan bibirnya pada bibir istrinya dan melahapnya.

Setengah jam kemudian Marco bergabung dengan yang lain di meja makan lalu beberapa menit kemudian Chloe menyusul dan bibirnya terlihat bengkak dan memerah.

"kamu sudah bangun ? ayo makan, isi tenagamu biar kamu ada tenaga untuk melanjutkan aktivitas kalian" kata Ny. Suri ketika melihat Chloe datang.

"en....." Chloe menatap mama mertuanya dengan mata polos lalu menoleh melihat suaminya mencoba meminta penjelasan, tapi suaminya mengabaikannya dan menepuk kursi di sampingnya memberi kode padanya untuk duduk, dengan taat Chloe akhirnya duduk.

Setelah duduk dia mengangkat kepalanya dan beradu mata dengan Jocelyn yang duduk di depannya, sekilas dia bisa melihat kilatan kebencian di mata wanita itu. Chloe tersenyum manis namun penuh provokasi kepada Jocelyn, dia menoleh ke arah suaminya dan berkata dengan lembut "sayang tolong ambilkan lauk di depanmu"

"aih...melihat kalian mesra seperti ini mama jadi tidak sabar, kapan kalian berencana memberikan mama cucu ?"

"uhuk...uhuk...." Chloe langsung tersedak lauk yang baru dia kunyah ketika mendengar pertanyaan mertuanya.

"hehe....melihat kamu begitu gugup sepertinya dalam waktu dekat cucu mama akan datang"

"uhuk.....uhuk..." sekali lagi Chloe tersedak dan buru-buru menyambar gelas di depannya

"mama tenang saja malam ini kami akan berusaha keras" jawab Marco

"uhuk....uhuk..." kali ini Chloe tersedak air minumnya mendengar jawaban suaminya.

Dalam hati dia mengomeli pasangan ibu dan anak ini, tidak bisakah mereka melakukan pembicaraan normal di meja makan ?. Tapi sekarang dia mengerti dari mana gen cabul suaminya berasal.

Nächstes Kapitel