webnovel

Part 30

Aku mendonggakkan kepalaku ternyata kak Verra mengenggam erat tangan perempuan yang ada di sampingnya.

"Kak." ujarku pelan.

"Maaf, aku hanya ingin balas dendam padamu. Perasaanku sudah tidak tersisa untukmu, aku sudah menemukan bahagiaku padanya. Dia adalah duniaku sekarang." Ujar kak Verra.

Aku menatap ke arah wanita itu, nampak wajahnya pucat dan sangat sedih. Entah apa yang dia rasakan aku pun tidak tau.

Aku tersenyum ke arah mereka dan mulai beranjak dari dudukku lalu mendekat ke arah mereka.

"Haa.. Aku lega kak, akhirnya kalimat ini kamu lontarkan padaku. Cukup lama aku menanti ini." ujarku.

Aku berlari ke luar kamar kost ku menuju tanaman di dekat kostan, Aku duduk menyendiri di taman.

Menatap indahnya langit yang berteman bintang dan juga rembulan, mereka nampak cantik dan luar biasa.

Perlahan air mataku mengalir, seperti yang terjadi di FTV ada adengan menangis di bawah rintik hujan, Aku menangis sampai sulit bernafas.

Rasanya aku ingin teriak sekeras mungkin dan meluapkan kekecewaanku pada kak Verra, Kenapa? Apa salahnya dan kurangnya aku? Padahal aku melakukan itu untuk masa depannya.

Namun sepertinya pemikiranku tidak sejalan dengannya, dia hanya tau aku penghianat dan pembohong.

Semua janji dan sumpah yang terucap pun tak berarti apa pun.

Semua terbuang sia-sia bak kulit pisang. Semua perjuangan dan pengorbananku tak ada arti di matanya.

Aku duduk terdiam di bangku taman, menangisi apa yang kini terjadi. Meratapi semua yang ku alami dan menyesali perbuatku.

Namun entah kenapa tetesan hujan tak terasa lagi membasahi tubuhku. Ku buka mataku dan melihat sosok kak Nur di hadapanku.

Secepat kilat ku peluk erat tubuhnya, aku menangis di dalam pelukannya. Seperti anak mengadu dan berkeluh kesah pada ibunya.

Kak Nur adalah sosok yang tak pernah ku dapatkan pada kak Verra. Kak Nur adalah sosok yang selalu ada di saat kesedihan menghampiriku.

Dia selalu menengakanku dan juga menyemangatiku, namun apa balasanku padanya.

"Sudah, jangan buang air matamu." ujar kak Nur mulai menyapu air mataku dengan jari-jari lembutnya.

Aku memegang tanganya, menikmati hangatnya tangan kak Nur.

"Kak, maafkan aku. Jangan pernah meninggalkanku sendirian disini." ujarku tersedu padanya.

"Takkan ada yang meninggalkanmu." ujarnya menenangkanku.

Aku tau, walau itu kalimat yang di lontarkan hanya untuk menenangkanku, namun aku akan mempercayainya meski pun sesaat lagi dia akan pergi meninggalkanku.

Aku kembali memeluk kak Nur dengan erat, jari-jemari kak Nur mulai membelai rambutku, sentuhan nya sangat lembut dan menghanyutkanku.

"Aku ingin kakak, aku tak mau yang lain. Aku hanya membutuhkan kakak."

"Iya, aku akan tetap disini. Sampai kamu tidak membutuhkan aku lagi." ujar kak Nur yang masih terus membelai lembut rambutku.

Aku melerai pelukanku dan mulai menatap wajahnya lekat, seakan ini adalah pertemuan terakhirku dan nya.

"Apa kakak merasa, aku menjadikan kakak pelarianku?"

"Tidak sama sekali." ujar kak Nur dengan senyum yang sendu.

"Apa kakak yang memberitahu alamatku pada kak Verra?"

"Maafkan kakak, dia berkata bahwa kalian masih menjalin hubungan. Maka dari itu kakak memberikan alamatmu padanya." ujar kak Nur.

"Lalu kakak pergi begitu saja meninggalkan ku?"

"Maaf, aku tak akan mampu melihat orang yang ku cintai bertemu dengan kekasih hatinya. Apa lagi kekasihmu itu adalah musuhku." ujar kak Nur

Nächstes Kapitel