•Malam ini kakak ke kost mu ya... Ada yang ingin kakak ceritaka.•
•Baik kak, kesini saja.• balasku.
****
Malam pun tiba...
Aku duduk di depan laptop, aku sibuk menarik ulur beranda youtube sambil menunggu kedatangan kak Nur.
Aku sengat penasaran dengan apa yang akan di bicarakan kak Nur nanti.
Tak lama kemudian, terdengar suara motor berhenti di depan kostan ku.
"Apa itu kak Nur?" tanyaku.
*Tok..tok..tok..*
"Asslamualaikun, Dek."
"Waalaikumsalam, Bentar Kak." ujarku sambil membuka daun pintu.
"Kak ayo masuk." ajakku.
"Makasih, oh iya kakak minta maaf ya."
"Gak apa-apa kak, aku yang harus minta maaf sama kakak." jawabku.
"Kakak mau ngomong sama kamu."
"Oh iya, Kakak mau minum apa? Bentar kak, aku mau nyari minum dulu." ujarku.
"Nanti saja minumnya."
Langkahku terhenti karna kak Nur menarik tanganku.
Aku langsung menatap ke wajahnya, mata kami saling berpautan.
"Kakak suka kamu, jangan sebut dia lagi." ujar kak Nur dan langsung memelukku.
"Ma-maksudnya? Apa kak?"
"Bila rasa ini gak bisa kamu balas, setidaknya biarkan kakak peluk kamu untuk saat ini." ujar kak Nur meng-erat pelukannya.
"Kak, jelaskan dulu padaku. Siapa yang tak boleh ku sebut?"
"Jangan sebut Verra, bisakah kamu tak menyebutnya di hadapanku. Itu sangat menyakitkan." ujar kak Nur membenamkan wajahnya di bahuku.
"Hah... Iya kak, aku gak akan menyebutnya lagi."
"Bisakah aku menjadi pasanganmu?" tanya kak Nur membuatku sangat terkejut.
Kenapa bisa kak Nur mengucapkan kalimat itu, membuatku sangat terkejut.
"Kak? apakah kakak sadar?"
"Aku benar-benar sadar, aku gak mau kehilangan orang yang ku cintai untuk ke sekian kalinya." ujar kak Nur memegang erat tanganku.
Aku hanya terdiam melihat ke arah kak Nur yang kini menatapku lekat penuh harapan.
Apakah ini jebakan? Apakah ini prank atau semacamnya?
"Maksud kakak apa?"
"Aku gak mau kamu pergi dariku, jangan pergi karna Verra." ujarnya menatapku dengan penuh harapan.
"Apa yang kakak pikirkan? Tak ada yang akan merebutku."
"Aku tau, kamu menyukai Verra. Aku juga tau kamu mencari Verra." ujar kak Nur.
"Kakak, tau dari mana?"
"Apa kamu benar-benar masih menyayangi Verra?" tanya kak Nur.
"Aku hanya ingin minta maaf padanya."
"Maaf?" ujar kak Nur.
"Iya, aku ingin minta maaf pada kak Verra, karena aku telah berbohong padanya waktu itu."
"Kenapa kamu membohonginya, bohong apa?" tanya kak Nur.
"Karena kak Verra harus kuliah di luar kota, aku ingin dia fokus belajar tapi dia tak mendengarkan. Aku memutuskan untuk berbohong kalau aku akan bertunangan jadi aku meminta pisah dengannya."
"Apa kamu benar-benar sudah bertunangan?" ujar kak Nur.
"Kan tadi sudah ku bilang, kalau aku membohongi kak Verra."
"Haa.. iya maaf Ran." ujar kak Nur tertunduk.
Aku hanya menatap kak Nur yang kini tertunduk lesu, entah apa alasan yang membuat kak Nur menjadi begini.
Dan dari mana kak Nur tau, kalau aku menyukai dan mencari kak Verra.
"Kak? ayo ikut aku ke mini market, aku lapar ingin makan pop mie."
"Baiklah, mau jalan kaki atau naik motor?" tanya kak Nur.
"Jalan saja, biar romantis."
"Hehehehe... Bisa saja kamu, Ran. Ayo biar kakak yang teraktir." Ujar kak Nur.
"Jangan, biar aku yang teraktir kakak."
"Kamu itu anak kost, mana tega aku makan dari uang anak kost. Akhir bulan hanya makan mie gelas." ejeknya sambil tertawa terbahak.
"Jangan remehkan aku paman, aku Rania ingat aku Rania, si gadis pintar nan henat."
Seketika tawa kami pecah karena kelakuan kami satu sama lain.