webnovel

Part 1

Hai,

Aku Rania. Aku baru saja pindah sekolah hari ini.

Senang rasanya setelah lepas dari jerat Sekolah lama.

"Anak anak, kita kedatangan siswa baru. Pindahan dari sekolah negri" seru wali kelasku yang baru.

"Kenapa dia pindah ke sekolah swasta bu?" tanya salah satu murid.

"Karena yang mengurus kepindahannya disini tak ada akses untuk masuk ke sekolah negri disini nak." jawabnya dengan ramah.

"Berarti dia pintar ya bu, kan siswa sekolah negri favorit lagi."

"Tak tau juga nak, kalian nanti lagi bertanya. Biarkan dia mengenalkan dirinya dulu, silahkan nak." tutur walikelasku.

Agak gugup tapi akupun mengambil keberanian untuk memeperkenalkan diriku.

"Asslamualaikum wr. Wb. Nama saya Rania Putri, saya tinggal di Asrama putri pelangi, saya siswa pindahan dari SMP negri *******." ujarku memperkenalkan diri.

"Ada yang mau di tanyakan pada Rania?" tanya wali kelasku pada murid yang lain.

Tiba tiba salah satu murid mengakat tangan.

"Iya iqbal silahkan." wali kelas mempersilahkan Iqbal untuk bertanya padaku.

"Ran, kenapa kamu tinggal di asrama kemana orang tuamu?" tanya Iqbal.

"Orang tuaku di desa. Aku memutuskan pindah sekolah karena aku korban bullying di sekolah lamaku." jawabku.

"Kenapa kamu di bully, bukankah cuma murid pintar saja yang bisa masuk sekolahmu?" tanya Iqbal lagi.

"Aku tak terlalu pintar, ketika tes masuk aku cuma masuk peringkat 30'an, aku di bully mungkin karena aku aneh bagi mereka." ujarku sambil menundukkan kepala.

"Aneh kenapa?" tanya murid lain.

"Aku tak suka berteman dengan mereka." jawabku singkat.

"Baiklah tanya jawabnya cukup sampai disini dulu, Rania duduk di samping Jessica ya." ujar wali kelas baruku.

"Baik bu." jawabku.

Aku berlalu menuju tempat duduk baruku.

Aku cukup nyaman dengan lingkungan baruku.

"Hai Ran." sapaan itu memecahkan lamunanku.

"Eh iya, Jessica kan namamu?" tanyaku.

"Iya, aku Jessica senang berkenalan denganmu Ran." ucapnya dengan senyum merekah.

Murid murid disini sangat ramah, aku rasa akan betah disini.

Bell istirahat pun berbunyi.

"Ran, ayo ikut aku, Niken, Dewi, Dan Nia kekantin kamu pasti belum tau dimana kantin kan?" seru Jessica.

"Ayo." jawabku singkat.

Sesampainya di kantin mataku tertuju pada 1 orang.

Entah kenapa aku terus memandangnya.

"Ran." panggil Nia.

"Ehh,, iya Nia maaf kenapa?" tanyaku pada Nia.

"Jangan liatin kak Risa, nanti kamu kena masalah besar." jawab Nia.

"Dia cewek?" tanyaku.

"Iya namanya Risa Nindia, murid kelas 9 dia itu lesbian dan pacarnya sekelas dengannya. Jadi jangan berani berani memandanginya seperti itu." jelas Nia.

"Eh aku gak ada maksud kok." jawabku cemas.

"Yaudah yuk pesan makanan." perkataan Niken memecahkan ketegangan.

Selesai makan kami pun kembali ke kelas.

Ada hal yang mengajal dari awal aku menuju sekolah ini tadi pagi.

"Oh iya Jes, tadi pagi aku liat banyak cewek berrambut cepak dan pendek disini, apa mereka murid sini?" tanyaku pada Jessica.

"Apa kamu gak liat plank SMK ***** di sebelah plank SMP-SMA kita?" tanya balik Jessica.

"Enggak."

"Haduh, matamu dimana sih Ran." jawab jessica sambil cekikikan.

*****

Keesokan harinya.

Aku sengaja datang lebih awal ke sekolah karena wali kelas ku menjadwalkanku piket kelas hari ini dan jum'at jadi mau tak mau harus datang lebih pagi.

"Hai, murid baru ya?"tanya seseorang mengagetkanku.

"Eh iya kak." jawabku.

"Aku juga alumni SMP barumu, kenalin namaku Verra." ujarnya.

"Oh iya kak, kakak murid SMK itu ya?" tanyaku.

"Iya, kenapa? Kaget ya liat penampilanku yang kayak cowok?" tanya kak Verra.

Aku tak menjawab hanya senyuman yang ku lemparkan kepadanya.

"Senyummu manis" ujarnya sambil berlari meninggalkanku.

Aku berhenti dan mulai berfikir, apa maksud dari perkataan kak Verra tadi.

Sesampainya di kelas aku menaruh tasku.

Lalu mengambil sapu dan langsung membersihkan kelas.

Selesai aku membersihkan kelas tak lama kemudian teman piketku.

"Eh Rania, udah bersih ya nih kelas" ujar Rendi sambil cengar cengir.

"Iya, udah yuk ke kantin temenin aku sarapan itung itung buat balasan tenagaku." ajakku.

"Ayoklah." ujarnya semangat.

Sesampainya di kantin kami memesan bakso.

Ya mau bagaimana lagi, hanya bakso yang ada di kantin.

"Ran, boleh aku nanya sesuatu?" ujar Randi.

"Ho'oh tanya aja Di." jawabku.

"Tadi aku di suruh kak Verra minta nomor HPmu, apa kamu kenal kak Verra? Kenal dari mana?" tanya Randi.

"Hah? Kenapa kak Verra minta nomer HPku?" aku balik bertanya pada Randi.

"Entahlah Ran, aku fikir dia suka sama kamu." jawabnya sambil tersenyum seperti mengejek.

"Ih, gila kamu Di." jawabku.

"Udah selesaikan makannya, yuk balik ke kelas." sambungku.

"Dih ngambek dianya." goda Randi.

Hari ini sekolah berjalan lancar.

Walau sedikit melelahkan tapi menyenangkan.

Ketika perjalanan menuju asrama ada seseorang memanggilku.

Ternyata kak Verra.

Kenapa lagi dia muncul ocehku dalam hati.

"Iya kak ada apa?" tanyaku.

"Kamu tinggal di asrama putri pelangi ya?"

"Iya kak."

"Wah kita satu asrama rupanya, yuk barengan aja." ajaknya.

Aku hanya mengangguk pasrah dengan ajakkannya.

Jika menolak aku tak ingin membuatnya kecewa, hitung hitung tambah teman.

Toh aku kan sendirian disini.

Nächstes Kapitel