"Jadi, Bu Becca, bagaimana dengan proposal yang kami ajukan? Saya harap ide segar dari tim kami mampu untuk membantu kemajuan perusahaan, agar perusahaan dapat memiliki sebuah produk dengan nilai saing yang cukup tinggi," salah seorang karyawan Becca bersuara, setelah beberapa presentasi untuk peluncuran produk tahunan.
Tapi, Becca benar-benar tak fokus. Bagaimana tidak, di luar sana, di balik tembok kaca yang kebetulan terbuka, sudah ada Fabian yang membawa seikat bunga mawar merah. Becca memelototinya untuk pergi, tapi Fabian seolah enggan. Dia malah terus melambaikan tangannya yang berhasil membuat Becca menundukkan wajahnya karena malu.
"Maaf, Bu Becca…," panggil sekertarisnya sambil setengah berbisik. "Pak Fabian, Bu."
"Ssst! Udah biarin aja, abaikan, anggap dia setan atau tuyul," dengus Becca.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com