Aku tersenyum mendengar rengekan itu, Manis lantas menaruh Abimbanyu ke dalam pangkuannya. Kami sudah sibuk sendiri, dan ndhak begitu memerhatikan apa yang dibicarakan oleh Setya, dengan orangtua kami.
"Mau main apa, Sayang? Tadi Ayah Besarmu sedang sibuk. Itu Om Dokter mau menikah," kata Manis memberitahu.
Abimanyu tampak diam, kemudian dia memandang Manis dengan tatapan seriusnya itu.
"Mau menikah? Menikah itu apa? Aku akan dapat kawan baru, Bunda?" tanyanya. "Kata Bunda kalau ada orang menikah, mereka akan diberi hadiah oleh Tuhan, sebuah bayi kecil kemudian bayi itu akan besar sepertiku. Menjadi teman mainku. Itu katanya yang ada di perut Bunda Besar dedek bayi yang nanti jadi teman mainku. Iya seperti itu?"
Manis tampak menatapku, sepertinya dia agak bingung dengan jawaban apa yang harus dia berikan kepada Abimanyu, untuk kemudian dia hanya tersenyum, kemudian mengangguk seperlunya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com