Reine terkejut ketika dia mendengar Torak menyebut Pemimpin Naga.
[Apakah itu adalah Naga sungguhan?] Mata Raine yang besar terbelalak dengan lucu karena rasa terkejut. Tidak pernah terbayangkan oleh Raine kalau ada Naga sungguhan di dunia ini. Apalagi, dia belum pernah melihat satupun.
"Ya, my love." Torak tertawa kecil, bahkan gerakan kecil dari Raine dapat membuatnya begitu bahagia.
Suara pelan yang aneh terdengar dari kursi penumpang dan membuat Raphael dan Calleb melirik mereka melalui kaca spion dengan rasa penasaran.
Sangat amat jarang bagi mereka untuk melihat sang Alpha tersenyum, apalagi tertawa begitu lepas seperti ini. Terakhir kali Torak menunjukkan ekspressi lain selain wajahnya yang biasa dan terlihat kaku, tujuh werewolf mati.
Namun, tampaknya sangat mudah bagi Raine untuk menunjukkan sisi lain dari Torak. Sang Alpha terlihat lebih… normal bersamanya.
Tidak terlalu menyeramkan dan lebih hangat.
[Dapatkah mereka berbicara?] Raine tidak tahu kalau pertanyaan ini terdengar bodoh atau tidak, tapi dia sangat terpukai dengan kemungkinan dapat melihat naga asli. Seharusnya dia merasa takut, tapi dengan Torak, Raine merasa aman.
"Tentu saja, kita akan melihat mereka dalam wujud manusia." Torak menarik kuncir rambut Raine dan membuat rambutnya tergerai bebas. "Mereka tidak diizinkan berubah ke wujud monsternya." Torak bermain- main dengan rambut Raine, sebuah hobi baru yang dia dapatkan kapan saja dia bersamanya.
[Kenapa mereka tidak diizinkan berubah? Kamu boleh berubah kapanpun kamu mau.]
"Ada cerita dibalik itu. Aku akan memberitahumu lain waktu, okay?"
Raine mengangguk, sedikit kecewa. Dia hanya mendengar cerita mengenai naga dari dongeng yang dibacakan oleh ibunya dulu sewaktu ia kecil.
Torak mengusap pipi Raine, "Wujud asli mereka tidak jauh berbeda dengan apa yang kamu lihat di cerita dongeng." Torak mengangkat bahunya. "Licin dan bersisik."
Raine tersenyum pada kata- kata Torak, dia terdengar tidak menyukai mereka.
Beberapa lama kemudian, mereka memasuki gerbang sebuah manor yang besar. Suara yang terdengar ketika pintu gerbang itu terbuka sungguh mengganggu, seolah tempat ini telah lama ditinggalkan.
Iringan mobil Torak melaju kedalam. Dibutuhkan sekitar sepuluh menit untuk sampai ke gedung besar yang berada di atas bukit.
[Torak, apakah kamu akan membawa Raine kedalam?] Raphael berkomunikasi melalui mind- link kepadanya dari kursi depan.
[Ya, dia lebih aman bersamaku.]
Torak percaya kalau Raphael dan Calleb akan melindungi Raine, tapi Torak akan menjadi jauh lebih tenang kalau Raine berada di dekatnya.
[Tapi, bawa dia pergi bila aku memberi tanda.] apabila diskusi ini menjadi tidak kondusif, Torak tidak ingin menjejali Raine dengan pemandangan mengerikan lainnya.
[Baiklah.]
Ketika Raphael setuju, mereka sudah sampi di pintu depan kediaman para Naga. Empat orang dalam balutan kemeja hitam dan tubuh yang kekar menghampiri mobil mereka dengan mengawal seorang pria yang kelihatannya berusia tiga puluhan. Pria ini tersenyum sangat lebar.
"Tetap disampingku," Torak berkata sebelum dia membantu Raine untuk keluar dari mobil.
Seorang pria, yang tengah berdiri diapit oleh para penjaga itu, melangkah maju dengan tangan yang terbuka lebar ketika dia melihat Torak, tapi langkahnya seketika itu juga terhenti ketika dia melihat Raine.
"Supreme Alpha Torak, dia…" Pria ini tidak melanjutkan kata- katanya dan berharap Torak melanjutkan kalimatnya yang menggantung.
"Pasanganku," Torak berkata dengan singkat, menggenggam tangan Raine erat.
"Pasangan?" Pria itu mengerutkan dahinya, matanya mengawasi tubuh Raine yang mungil, mengamati setiap lekuk yang tidak terlalu terlihat.
Raine mengenakan sweater berwarna merah tua dan celana jeans, pilihan pakaian yang kontras dari orang- orang yang berada disana, yang mengenakan stelan bisnis.
Raine merasa nyaman mengenakan pakaian ini dan Torak tidak ingin hal lainnya kecuali melihat Raine senang dengan membiarkan hal kecil seperti ini.
"Aku tidak tahu kalau kamu memiliki pasangan… mungkin maksudmu 'penghibur'?" pria itu mendecakkan lidahnya, matanya masih menatap pada Raine, membuat gadis itu tidak nyaman.
"Berhenti menatapnya atau aku akan membuatmu tidak dapat melihat apapun." Torak memperingatkan pria itu dengan suara yang rendah. Matanya yang gelap menatap tajam pada makhluk tidak bermoral dihadapannya ini.