webnovel

ASSAULT!

Pria itu telah memiting Raine seraya punggungnya menghantam lantai yang dingin. Rasa sakit segera menjalar keseluruh tubuhnya, tapi itu bukan masalah yang besar pada saat ini.

Rasa muak dan takut menyelubungi Raine sama seperti bagaimana werewolf mabuk ini mendekatinya, menyentuh setiap inci tubuhnya.

Raine merasa mual dan ingin berteriak dengan putus asa pada saat yang bersamaan.

"Manusia tidak seharusnya ada disini…" dia berbicara dengan mabuk. "Makhluk lemah!"

Di detik ini pria itu berada di atas Raine, tapi di detik berikutnya seluruh tekanan dari tubuh pria itu yang menekan Raine, menghilang.

Dan di detik yang lain, terdengar suara lengkingan yang memekakkan telinga bersamaan dengan geraman yang bergemuruh, yang mampu mengguncang lantai dibawahnya.

Suara amukan itu terdengar liar dan buas. Menyedot seluruh udara dari paru- paru Raine hanya dengan mendengar suara geramannya.

Gadis yang gemetar di lantai, meringkuk dan mengintip dari bulu matanya yang basah seraya dia menatap dengan kengerian di matanya pada pemandangan yang mencekam dihadapannya.

Lycan yang telah berubah wujud.

Berdiri dengan kaki belakangnya.

Mencengkeram kepala dari pria yang tadi melecehkannya.

Lycan putih itu hampir setinggi tiga meter saat dia mengangkat pria dengan mencengkeram kepalanya. Kakinya bergelantungan dari lantai, menendang, mencoba untuk melepaskan diri dari Lycan yang buas ini.

Lolongan yang memekakkan telinga terdengar dari mulut busuk pria itu, seraya dia memohon ampunan yang tidak akan pernah dia dapatkan.

Tapi, jeritan dan usahanya berhenti detik itu juga, dan sebagai gantinya, suara tulang yang patah mematah terdengar. Kemudian, apa yang mengikuti selanjutnya adalah pemandangan yang mana Raine tidak akan bisa lupakan seumur hidupnya.

Tubuh penyerangnya tadi jatuh ke lantai tidak bernyawa dan tanpa kepala, kerena Lycan putih itu telah meremukkan kepalanya dengan tangan kosong, cakarnya yang panjang dan tajam begitu juga separuh tubuhnya bermandikan darah.

Pemandangan itu sangatlah brutal dan buas.

Darahnya menyembur dari tubuh tanpa kepala dan membanjiri lantai, meresap ke kaki sang Lycan.

Warna yang kontras antara putih dan merah membuat Raine bergidik. Dia menutup matanya seraya tubuhnya menjauh sampai menabrak dinding di belakangnya, gemetar tidak terkendali.

Lycan putih yang bersimbah darah itu mengeluarkan lolongan yang lantang.

"Torak!!!" Raphael berhenti di kaki tangga.

Sang Beta dapat melihat kalau Raine menggulung tubuhnya yang gemetar sambil menekan kedua tangannya ke telinga. Di sisi lain, beberapa pejuang telah berubah ke wujud monster mereka, sementara yang lainnya berdiri di samping sambil menatap penuh kekhawatiran pada pemandangan di depan mata mereka, mereka juga masih terlihat gelisah karena sang Alpha telah berubah wujud.

Sang monster putih itu mengeluarkan geraman yang mengancam lagi ketika dia melihat Raphael bergerak mendekat. Dengan peringatan tersebut, Raphael berhenti.

[Torak, kamu telah menakutinya…] Sang Beta berusaha untuk meraih Torak melalui mind- link.

Raphael kemudian merendahkan dirinya dan melihat tangga di bawah kakinya, gesture dari seorang yang tunduk. Dia mencoba untuk menyampaikan kalau dirinya bukanlah sebuah ancaman.

Walaupun begitu, mata Lycan yang merah it uterus menelaah tanda- tanda kebohongan dari Raphael sebelum akhirnya dia menyapukan pandangannya ke sisi lain ruangan dan menemukan para pejuang, dalam wujud manusia atau Lyccan, telah melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Raphael.

Setelah Torak yakin kalau tidak ada ancaman apapun lagi disekitarnya, sang Lycan berbalik untuk menghadapi Raine.

Sang Lycan menghampiri gadis itu walaupun dia tahu betapa ketakutannya Raine saat ini. Dia tidak tahu hal lainnya, apa yang dia inginkan saat ini adalah agar pasangannya ini berada di dekatnya.

Sang Monster menarik kembali cakarnya, sangat hati- hati untuk tidak menggores kulit Raine saat dia menyentuhnya.

Namun, Raine menepis tangannya menjauh ketika dia merasa ada sesuatu yang menyentuhnya karena rasa takut yang tengah dia rasakan. Hal ini membuat sang Lycan menggeram, terluka atas penolakan Raine.

Sang Monster sama sekali tidak menyadari kalau pasangannya ini takut padanya dan mencoba untuk menyentuhnya lagi.

Nächstes Kapitel