webnovel

MURKA

Sometimes people try to expose what's wrong with you, because they can't handle what's right about you.

-Anonymous-

***

Raine ditarik keluar ruangan oleh Jen yang mencengkeram pergelangan tangannya dengan sangat kasar, memakzulkan usaha Raine untuk melepaskan diri dari wanita ini.

Raine tidak suka saat ada seseorang yang menyeretnya seperti ini, karena ini mengingatkan Raine mengenai perawat- perawat yang telah merawatnya di rumah sakit jiwa dulu.

Beruntungnya pria bertato tadi berhasil mengejar mereka dan dia merenggut tangan Jen yang menggenggam Raine.

Namun, genggaman Jen terlalu erat dan dia menolak untuk melepaskan gadis malang ini.

Hal ini mengakibatkan rasa sakit yang teramat sangat di pergelangan tangan Raine, dia bahkan dapat merasakan kuku- kuku Jen yang menancap di permukaan kulitnya dan apabila Jen masih terus menolak untuk melepaskan Raine, dengan tenaga yang dia gunakan sekarang, tangan Raine akan meninggalkan luka memar yang akan membiru.

"Aku adalah putri dari Alpha Xavier! Berani sekali kau, dengan status rendahmu, mengatakan apa yang harus aku lakukan?!" Jen murkaa pada pria bertato tersebut seraya mengencangkan cengkeramannya pada pergelangan tangan Raine.

Raine berusaha untuk melepaskan tangannnya dari Jen, tapi dia tidak bergerak sedikitpun. Jen terlalu kuat dan bila dia terus memegang Raine seperti ini, Jen dapat mematahkan tangan Raine tanpa menemui kesulitan yang berarti.

Sang pria bertato yang melihat ekspresi wajah Raine yang meringis, walaupun gadis itu tetap diam saja, rasa sakit yang di akibatkan oleh Jen sangat jelas terlihat.

"Kamu menyakitinya!" Pria itu menggeram pada wanita cantik di hadapannya.

"Kamu sebaiknya mundur! Aku akan membawanya untuk makan!" Jen menghentakkan kakinya dengan marah dan ketika pria bertato itu menghalangi jalannya lagi, Jen mendesis dengan nada mengancam padanya. "Hanya karena Supreme Alpha Torak menemukan pasangannya, bukan berarti dia akan melenyapkan begitu saja lima tahun hubungan yang terjalin di antara kita berdua."

Sesuatu dalam suara Jen mengindikasikan kalau dia merujuk pada hal lain di dalam 'hubungan' mereka. Raine dapat dengan mudah menangkap makna tersembunyi itu, apalagi pria bertato yang telah mengikuti Torak lebih dari sepuluh tahun.

Pernyataan itu tidak membuatnya menyingkir dari posisinya semula, tapi ketika Jen berjalan melewatinya, pria itu tidak berusaha untuk menghentikannya lagi.

Raine bingung dengan reaksi pria itu dan menjadi lebih heran dengan tujuan Jen yang membawanya pergi.

Cengkeraman Jen pada pergelangan tangan Raine sama sekali tidak mengendur dan sekarang tangannya menjadi kebas karena darah yang tidak mengalir dengan lancar.

Raine memalingkan kepalanya dan melihat melalui pundaknya pada pria bertato yang masih mengikuti mereka dari jarak beberapa meter.

Jen benar- benar menyeret Raine sepanjang koridor, dia memasuki elevator dan menekan tombol menuju lobi.

Sewaktu mereka sudah berada di elevator, barulah Jen melepaskan tangannya, yang mana membuat Raine merasa lega.

Raine berdiri di sudut elevator, memegangi tangannya dengan Jen berdiri di sebelahnya dan pria bertato dekat dengan pintu elevator.

"Supreme Alpha Torak akan sangat murka akan tindakanmu saat ini."

Jen tidak mengindahkan komentar pria itu, dia mengibaskan rambut pirangnya yang panjang dari pundaknya dan menyorot Raine dengan tatapan yang licik.

"Jadi, dia benar- benar tidak bicara? Apa dia bisu?" pertanyaan Jen di selubungi dengan nada yang mencemooh, membuat Raine menatap kakinya yang telanjang.

Jen telah menariknya pergi keluar dari ruangan tanpa mempertimbangkan penampilan Raine. Sekarang, gadis ini hanya mengenakan sweater lusuh dan celana jeans sobek tanpa sandal ataupun sepatu untuk melindungi kakinya dari dinginnya lantai.

Raine terlihat seperti seorang pengemis. Tidak, Jen membuat Raine terlihat seperti seorang pengemis dengan hanya berdiri disampingnya. Orang- orang yang berlalu lalang dan melihat mereka berdua akan secara tidak sadar membandingkan Raine dan Jen.

Ini merupakan suatu penghinaan.

Raine tidak berbicara, tapi bukan berarti dia tidak tahu apa maksud Jen yang sesungguhnya. Maka dari itu, ketika pintu elevator terbuka, Raine tetap berada di sudut, tempat dimana dia berdiri, bertekad untuk tidak pergi dengan Jen.

Namun, Jen menyadari hal ini, usaha kecil Raine ini sama sekali tidak membuatnya senang. "Aku hanya membawamu untuk makan, apa yang kamu lakukan berdiri seperti orang bodoh disana?!" Jen marah.

"Jen!" pria bertato itu membentak Jen.

Meskipun Jen adalah putri dari seorang Alpha, tapi dia membawa perintah yang lebih tinggi dari sang Supreme Alpha. Hanya karena fakta bahwa Jen memiliki hubungan yang ambigu dengan Torak bukan berarti dia harus mentolerir hal ini.

Bila sesuatu terjadi pada Raine, maka hanya Tuhan yang tahu berapa lama pria bertato itu dapat mempertahankan hidupnya ini.

"Jangan menaikkan suaramu di hadapanku!" Jen balas membentak dengan tajam.

Di sisi lain, tidak peduli betapa kuatnya pria bertato itu, dia tidak bisa menolak darah Alpha yang mengalir di tubuh Jen.

Darah Alpha ini membawa tuntutan yang lebih kuat dalam setiap perintahnya, efektifitasnya pun tergantung seberapa berkuasanya Alpha tersebut.

Apabila putri dari seorang Alpha dapat membuat sang pria bertato merasa gelisah hanya karena dia menaikkan suaranya, mka seseorang seperti Torak dapat menimbulkan rasa sakit yang tajam dan krusial, dalam kasus terburuk beberapa dari mereka dapat menderita luka yang serius hanya karena tidak mematuhi perintah dari Alpha mereka.

Pria bertato itu mengepalkan tangannya, masih menolak untuk patuh pada Jen. "Supreme Alpha Torak tidak akan senang dengan ini," dia bergumam.

Ketika mereka berdua masih bertengkar di depan pintu elevator, pada saat itu juga, terdengar suara peringatan dari elevator tersebut yang menimbulkan kebisingan, yang mana mengingatkan mereka bahwa mereka berdua telah berdiri cukup lama dan menghalangi kerja mesin.

Tanpa di duga, Raine mengambil kesempatan dalam keributan kecil ini untuk berlari keluar dari pintu elevator dan mendorong Jen dengan sangat kuat hingga dia kehilangan keseimbangannya dan jatuh menabrak si pria bertato yang berdiri tepat di hadapannya.

Beruntungnya, seperti kebanyakan Lycan, refleks pria itu cukup cepat untuk mengamankan Jen.

Pada saat mereka telah berhasil berpijak, Raine telah menghilang dari tempat tersebut.

Pria bertato itu dapat merasakan darah meluncur turun dari kepalanya sampai ke ujung kakinya dalam hitungan detik.

Tanpa berpikir dua kali, dia berkomunikasi dengan para lycan di sekitar area dengan menggunakan mind link.

[Luna menghilang!] Pria itu berteriak dengan panik ke dalam mind link.

Setelah itu, hanya sepersekian detik dari pernyataannya, sebuah gelombang rasa sakit menghantam dirinya dengan sangat kuat, memaksanya untuk berlutut.

Bukan hanya pria bertato itu, tapi Lycans yang lain pun merasakan hal yang sama, mereka terhuyung secara bersamaan.

Walaupun para lycans dengan status tinggi memiliki efek yang tidak terlalu mengganggu, tapi mereka tetap merasakan rasa sakit tersebut.

Rasa sakit ini hanya bisa diberikan oleh satu lycan dan saat ini dia lebih daripada hanya sekedar murka.

Nächstes Kapitel