Saat Bo Jingchuan akhirnya telah meluapkan seluruh gairahnya, rembulan telah berlabuh tinggi pada gelapnya malam. Tubuh Shen Fanxing sudah seperti genangan air, ia tampak lemah. Ia terkulai di pelukan Bo Jingchuan, matanya terpejam dengan bulu mata yang bergetar tipis. Ia terlalu lemah hingga tidak memiliki tenaga untuk menggerakkan jarinya. Setelah berlalu cukup lama, ia digendong oleh pria yang masih memiliki tenaga penuh ke dalam kamar mandi. Saat ia perlahan dibaringkan ke dalam bathtub berisi air hangat, ia perlahan membuka matanya. Tiba-tiba, ia memiliki perasaan semacam berada di antara hidup dan mati.
Melihat Shen Fanxing yang terbangun, Bo Jingchuan menunduk dan mencium lembut bibir wanita itu. Suara rasa bersalah, namun tetap menawan terdengar dari bibirnya, "Istirahatlah, biar aku bantu kamu mandi…"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com