Warna-warni yang baru saja mewarnai sepasang mata Linlin menjadi redup dalam sekejap.
Ye Qingqiu menatap Linlin dan mengelus kepalanya. Hingga akhirnya, ia menggigit bibirnya dan memalingkan wajahnya ke samping sebelum akhirnya ia berdiri. Tiba-tiba, ujung roknya ditahan dengan kuat oleh Linlin. Tidak cukup satu tangan, kedua tangan kecil itu menahan roknya dengan kuat. Wajah tenang dan tampan bocah itu tersirat penuh kepanikan. Bocah kecil itu begitu gigih menggigit bibirnya dengan kuat. Matanya sudah dipenuhi oleh butir-butir air mata, namun ia masih bersikeras untuk menahannya agar tidak terjatuh. Saat ini, bocah itu mirip sekali dengan Ye Qingqiu.
Leher ramping Ye Qingqiu terus menggeleng dengan keras. Namun, rasa pahit di hatinya seolah terus ingin melonjak meluap keluar.
"Ka… Kapan datang lagi?" tanya Linlin dengan terbata-bata.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com